Terjadi serangan-serangan terhadap Gedung Parlemen dan beberapa makam di Iran sehingga menimbulkan banyak korban

(VOVWORLD) - Para militan telah masuk Gedung Parlemen Iran pada Rabu (7 Juni) dan melepaskan tembakan, kemudian bertahan di lantai-lantai tinggi di gedung ini serta menahan beberapa orang untuk dijadikan sandra. 
Terjadi serangan-serangan terhadap Gedung Parlemen dan beberapa makam di Iran sehingga menimbulkan banyak korban - ảnh 1Polisi Iran membela Gedung Parlemen setelah serangan  (Foto: AFP) 

Di tempat yang jauhnya kira-kira 20 kilometer dari Gedung Parlemen ini, beberapa orang yang bersenjata telah masuk dan membakar makam  almarhum pemimpin revolusi Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini. Hingga saat ini telah ada sedikitnya 13 orang tewas dan 43 orang lain menderita luka-luka dalam dua serangan ini. Ke 6 pelaku  serangan-serangan tersebut, termasuk 4 pelaku serangan di Gedung Parlemen Iran dan dua pelaku serangan terhadap makam telah tewas di tempat kejadian. Dalam pemberitahuannya pada Rabu (7 Juni), Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Reza Seifollahi memberitahukan bahwa para pelaku serangan ini berkewarga-negaraan Iran dan telah masuk organisasi yang menamakan diri sebagai “Negara Islam” (IS). IS telah juga mengakui berdiri di belakang serangan-serangan ini. Pada hari yang sama, IS mengancam akan melakukan lagi serangan-serangan terhadap Iran-negara yang mayoritas penduduknya adalah umat Islam sekte Syariah sampai saat Undang-Undang Sharia dari umat Islam dilaksanakan.

Komunitas internasional mengutuk keras du serangan yang dilakukan oleh IS di Iran. Kementerian Luar Negeri Perancis mengutuk kuat serangan ini. Rusia juga cepat mengeluarkan reaksi tentang serangan ini. Juru bicara Istana Kremlin, Dmitry Peskov mengimbau kepada komunitas internasional supaya memperkuat koordinasi dalam perang antiterorisme. Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov memperingatkan bahwa serangan-serangan teror di Iran memanifestasikan meledaknya yang belum pernah ada dari terorisme internasional.  Sepandangan, Uni Emirat Arab juga mengutuk serangan-serangan tersebut dan menegaskan pendirian yang jelas dari negara ini terhadap terorisme. Pemerintah Pakistan mencela keras serangan-serangan tersebut dan menegaskan bahwa Pakistan bersedia  bersatu dengan rakyat Iran pada saat yang sedih ini. Juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres mengutuk kuat dua serangan di Iran dan berharap agar para penanggung-jawab serangan-serangan ini akan disanksi. Dia juga mengimbau kepada komunitas internasional supaya bahu-membahu dalam perang antiterorisme. Dalam pada itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyatakan simpati terhadap para korban dua serangan tersebut. Di Kanada, Menteri Luar Negeri negara ini, Chrystia Freeland menyatakan bahwa serangan di Iran itu bertepatan dengan bulan Ramadhan umat Islam merupakan tindakan yang “melanggar semangat agama”. Pernyataan Kementerian Luar Negeri Libanon menunjukkan bahwa tujuan dua serangan teror di Iran bermaksud menimbulkan instabilitas di negara Timur Tengah ini dan menghasut bentrokan faksional dalam masyarakat Iran serta antara Iran dengan negara-negara lain di kawasan.

Komentar

Yang lain