(VOVworld)- Pada Rabu, 27 Juni, menurut waktu Amerika Serikat, Pusat Penelitian Strategi dan Internasional (CSIS) yang bermarkas di ibu kota Washington mengadakan lokakarya dengan tema “Laut Timur dan Asia Pasifik dalam periode transisi, mencari semua solusi untuk memecahkan sengketa”.
Ilustrasi
(Foto: internet)
Banyak sarjana yang datang dari Tiongkok, Vietnam, Filipina, Jepang, India dan Singapura telah berfokus membahas banyak tema yang terdiri dari perkembangan-perkembangan belakangan ini di Laut Timur masalah Laut Timur dalam Hubungan Amerika Serikat-ASEAN –Tiongkok, arti penting Laut Timur dalam latar belakang kawasan mengalami perubahan, hukum dan kebiasaan internasional dalam memecahkan sengketa, bersamaan itu, mengajukan rekomendasi-rekomendasi untuk memperkuat keamanan dan kerjasama di Laut Timur. Dalam hari pertama lokakarya ini, beberapa sarjana internasional menyatakan bahwa Tiongkok tidak punya dasar untuk menyatakan kedaulatan terhadap hampir semua kawasan Laut Timur dan klaim tentang garis lidah sapinya adalah hal yang tidak masuk akal. Carlyle Thayer, Profesor dari Institut Pertahanan Australia menyatakan: “Garis lidah sapi yang digambar oleh Tiongkok pada tahun 1948 dan resmi dinyatakan oleh Tiongkok pada tahun 2009, pada kenyataannya telah digambar sebelum ada Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB). Kalau berdasarkan pada hukum internasional, klaim Tiongkok ini tidak sesuai, karena garis lidah sapi dibuat sebelum ada Konvensi PBB tentang Hukum Laut. Tiongkok bersitegang menyatakan bahwa mereka berdasarkan pada pernyataan pemerintah sebelumnya, tapi ia tidak menaati Konvensi PBB tentang Hukum Laut”.
Pada lokakarya ini, banyak sarjana internasional menyatakan bahwa perihal Perusahaan Umum Samudera Tiongkok (CNOOC) mengundang penawaran tender untuk melakukan eksploitasi migas di sembilan blok di Laut Timur adalah termasuk pada zona ekonomi eksklusif Vietnam. Doktor Bonnie Glasser, pakar utama tentang Asia di Pusat CSIS menekankan: " Blok-blok yang ditenderkan oleh Tiongkok untuk dieksploitasikan termasuk pada zona ekonomi eksklusif Vietnam. Tindakan ini akan tidak baik untuk memecahkan sengketa antara Tiongkok dengan Vietnam pada hari depan, bersamaan itu, ia juga menimbulkan pengaruh jelek terhadap pemecahan sengketa serupa antara Tiongkok dengan Filipina”./.