Turki terus menimbulkan tekanan terhadap pasukan Kurdi untuk tidak ikut membebaskan Raqqa


(VOVworld) – Perdana Menteri (PM) Turki, Binali Yildirim, pada Kamis (9 Maret), memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) punya bahaya menimbulkan kerugian besar terhadap hubungan antara negara ini dan Turki kalau pasukan Kurdi ikut serta pada serangan merebut kembali kota Raqqa, di Suriah- tempat yang dianggap ibukota provinsi dari organisasi yang menamakan diri sebagai “Negara Islam” (IS).



Turki terus menimbulkan tekanan terhadap pasukan Kurdi untuk tidak ikut membebaskan Raqqa - ảnh 1
PM Turki, Binali Yildirim
(Foto: Kantor Berita Vietnam)

Turki dan AS – dua sekutu dalam NATO terperosok dalam satu perdebatan keras tentang rencana membebaskan Raqqa yang dikeluarkan oleh AS, di antaranya, Ankara merekomendasikan agar tentara negara ini dan pasukan sekutu dari Turki di Suriah akan ikut serta pada operasi tersebut. Dia menekankan bahwa Turki akan tidak ikut serta pada operasi manapun dimana ada  unsur pasukan orang Kurdi di Suriah. Ibrahim Kalin, juru bicara Presiden Turki, menunjukkan “Belum ada keputusan terakhir tentang unsur dan cara melaksanakan serangan terhadap Raqqa. Kaum militan orang Kurdi sebaiknya meninggalkan luar dari kotamadya Manbij, Suriah ke Tepi Timur sungai Euphrates sepereti yang telah dijanjikan kepada kami.”

Pada hari yang sama, Menlu Turki, Mevlut Cavusoglu memberitahukan bahwa negara ini akan melakukan serangan terhadap unit-unit penjaga warga Kurdi (YPG) di kotamadya Manbij kalau pasukan ini tidak meninggalkan tempat ini.

Komentar

Yang lain