Seorang tukang daging dan pelanggannya di sebuah pasar di Jakarta, Indonesia pada 22 Maret. (Foto: AP)

Di Indonesia, negara dengan jumlah umat Muslim terbanyak di dunia dengan sekitar 230 juta orang, bulan Ramadhan merupakan waktu yang paling dinantikan warga di negara kepulauan ini. Kebutuhan bahan makanan, pembelanjaan, dan kepergian sebelum bulan suci ini biasanya meningkat drastis. Data survei yang dilakukan perusahaan teknologi “InMobi” menunjukkan bahwa sekitar 60% umat Islam Indonesia berencana membelanjaan uang setidaknya 3 juta Rupiah (sekitar hampir 200 USD) pada bulan Ramadhan tahun ini, meningkat sekitar 56% dibandingkan dengan tahun lalu.

Untuk membantu warga pada bulan Ramadhan dalam konteks ekonomi mengalami kesulitan dan inflasi meningkat kembali, pemerintah Indonesia telah membuat rencana bantuan sosial dengan mendistribusikan beras, telur, dan daging ayam pada bulan Ramadhan. Selain itu, para produsen dalam negeri berkomitmen akan meningkatkan sumber pasokan minyak goreng lebih dari 50%, menjadi 450.000 ton per bulan.

Sementara itu, di Timur Tengah, kawasan penuh instabilitas dengan titik-titik berat yalah wilayah-wilayah Palestina, kekerasan berkepanjangan terus-menerus mengancam merusak suasana serius, suci, dan nonkekerasan pada bulan Ramadhan. Menghadapi bahaya ini, komunitas internasional yang dipelopori Mesir, Yordania, dan Amerika Serikat telah melakukan banyak upaya untuk membantu Israel dan Palestina mencapai kesepakatan penting tentang penghentian kekerasan pada tgl 20 Maret, menciptakan syarat bagi komunitas Muslim di Palestina serta seluruh kawasan bisa menikmati bulan Ramadhan dalam suasana tenteram.