(VOVworld)- Setelah kemenangan besar musim semi, 30 April 1975, negara Vietnam menjadi satu dalam hal wilayah, tapi, lebih dari 20% arealnya (sama dengan 6,6 juta hektar tanah) mengalami polusi akibat bom, ranjau dan bahan peledak dengan total jumlah bom dan ranjau yang menyisa kira-kira 800.000 ton.
Menjinakkan bom dan ranjau di Vietnam
(Foto: ldxh.vn)
Bersama dengan upaya diri sendiri, Vietnam juga aktif menggerakkan bantuan dari komunitas internasional dan memperkuat kerjasama dengan semua organisasi internasional, termasuk juga lembaga swadaya masyarakat untuk menjinakkan dan mengatasi akibat bom dan ranjau dan telah berhasil membersihkan 4% areal yang terpolusi bom dan ranjau. Di Jenewa, Doktor Pham Quoc Tru, Wakil Kepala Perwakilan Tetap Vietnam di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan organisasi-organisasi internasional lainnya menyatakan bahwa adanya hasil tersebut, karena Pemerintah dan rakyat Vietnam selama puluhan tahun ini telah berusaha menjinakkan bom dan ranjau yang menyisa pasca perang. Saban tahun, Negara Vietnam memberikan ratusan miliar VND untuk pekerjaan ini. Disamping itu, Vietnam mendapat bantuan dari banyak negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Norwegia dan lain-lain maupun organisasi-organisasi internasional, diantaranya ada Pusat Penjinakan Ranjau Kemanusiaan Internasional Jenewa, Organisasi Golden West, Organisasi Bantuan Rakyat Norwegia dan lain-lain.
Ketika mengungkapkan peranan Vietnam pada Konferensi Perlucutan Senjata (CD), menurut Pham Quoc Tru, selalu anggota resmi CD sejak tahun 1996, Vietnam ikut serta secara aktif pada semua aktivitas dan pembahasan di forum CD. Vietnam telah memanifestasikan secara jelas pandangan dan pendiriannya tentang masalah perlucutan senjata, penjagaan perdamaian dan keamanan maupun semua masalah kongkrit yang dibahas di forum-forum CD./.