Atasi Kesulitan, Perhebat Ekspor Hasil Pertanian

(VOVWORLD) - Terkena dampak pandemi Covid-19, banyak daerah sedang melakukan blokade atau pembatasan sosial sehingga pemasaran dan ekspor hasil pertanian menjumpai kesulitan. Menghadapi situasi tersebut, Kementerian Industri dan Perdagangan Vietnam bersama dengan daerah-daerah telah membuat rencana untuk mengatasi kesulitan, membantu warga dan badan usaha memasarkan dan mengekspor hasil pertanian secara kondusif. 

Dalam waktu 4 bulan awal tahun 2021, semua Departemen Pengelolaan Ekspor dan Impor di seluruh Vietnam telah memberikan 420.000 Surat Keterangan Asal (SKA) barang senilai 21 miliar USD untuk barang ekspor ke pasar-pasar yang mendapat prioritas sesuai dengan berbagai perjanjian perdagangan bebas. Untuk turut mengatasi kesulitan dan membantu pemasaran hasil pertanian berbagai daerah, Kepala Direktorat Ekspor dan Impor dari Kementerian Industri dan Perdagangan baru saja menandatangani dokumen untuk meminta kepada semua Departemen Pengelolaan Ekspor dan Impor di kawasan supaya menciptakan syarat yang paling kondusif dalam memberikan SKA kepada hasil pertanian ekspor, khususnya hasil pertanian di daerah-daerah yang sedang terkena dampak wabah seperti Bac Giang, Hai Duong, dan berbagai jenis hasil pertanian yang sedang memasuki panenan dan memiliki waktu panen singkat seperti buah leci.

Di Provinsi Hai Duong, Kementerian Industri dan Perdagangan telah berkoordinasi dengan Komite Rakyat Provinsi tersebut untuk membuat  rencana dan skenario yang rasional untuk menggelar  produksi, memaneni dan memasarkan hasil pertanian, sekaligus menjamin keselamatan dalam pencegahan dan penanggulangan wabah Covid-19, melaksanakan rantai-rantai aktivitas promosi dagang, memperhebat konektivitas pemasaran buah leci Thanh Ha dan hasil pertanian tipikal di platform digital, menerapkan e-commerce.

Baru-baru ini, Komite Rakyat Provinsi Hai Duong telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Pengembangan Pedesaan serta Kementerian Industri dan Perdagangan untuk mengadakan Upacara pembukaan kebun untuk memetik buah leci yang diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Eropa, Singapura, dan sebagainya.

Pada 26 Mei, partai buah leci dini sebanyak 20 ton dari Kabupaten Tan Yen, Provinsi Bac Giang, telah diekspor ke Jepang. Untuk bisa memasuki pasar yang tuntutannya tinggi seperti Jepang, penjaminan keselamatan tentang wabah, kebersihan dan keselamatan makanan adalah syarat yang diperlukan.

Atasi Kesulitan, Perhebat Ekspor Hasil Pertanian - ảnh 1Pada 26 Mei, partai buah leci dini sebanyak 20 ton dari Kabupaten Tan Yen, Provinsi Bac Giang, telah diekspor ke Jepang (Foto: qdnd.vn)

Pada 25 Mei, 60 ton buah mangga dari Kabupaten Muong La, Provinsi Son La, telah dipaneni dan dikemas untuk diekspor ke pasar Tiongkok. Ini merupakan sinyal yang sangat menggembirakan, yang menunjukkan tekad tinggi dari pimpinan berbagai kementerian, instansi, daerah, dan kaum tani, orang-orang yang sedang melaksanakan dengan sangat baik pencegahan dan penanggulangan wabah Covid-19.

Atasi Kesulitan, Perhebat Ekspor Hasil Pertanian - ảnh 260 ton buah mangga dari Kabupaten Muong La, Provinsi Son La, telah diekspor ke pasar Tiongkok (Foto: VOV)

Dalam temu kerja dengan pimpinan Provinsi Bac Giang akhir-akhir ini tentang solusi pemasaran buah leci, Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam, Nguyen Hong Dien, menegaskan akan memberikan bantuan  dan menciptakan syarat yang paling kondusif bagi petani dan badan usaha Provinsi Bac Giang untuk memasarkan hasil pertanian, menghubungkan permintaan dan penawaran komoditas penting pada latar belakang wabah Covid-19 berkembang rumit.

 “Kami telah langsung menghubungi Kedutaan Besar negara-negara yang berbatasan dengan Vietnam, bersamaan itu melakukan pembicaraan via telepon dengan para mitra Tiongkok, Laos, Kamboja, untuk bisa membawa buah leci ke pasar-pasar tersebut pada saat ini. Tahun ini, dengan hasil produksi yang sangat besar, kami menganggap harus memperhatikan ekspor, mempertahankan pelanggan dan pasar-pasar tradisional di kawasan, sekaligus harus memperhatikan pasar domestik”.

Untuk mendorong ekspor bermacam jenis hasil pertanian, Kementerian Pertanian dan Pengembangan Pedesaan telah membuat rencana yang implementatif untuk sirkulasi barang, bersamaan itu mengirimkan kader untuk membimbing dan membantu daerah-daerah dalam panenan, pengolahan, pengawetan barang. Sekarang tahap-tahap persiapan untuk mengekspor barang ke Tiongkok serta beberapa pasar seperti Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara lainnya sudah selesai. Tran Thanh Nam, Deputi Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam, mengatakan:

“Unit-unit Kementerian Pertanian dan Pengembangan Pedesaan berkoordinasi dengan Kementerian Industri dan Perdagangan untuk memperkuat karantina tumbuhan dan hewan guna menjamin partai-partai barang ekspor. Berfokus memimpin zona-zona bahan baku, terutama zona-zona bahan baku yang sedang memasuki panenan seperti leci, kelengkeng, dan naga,..”.

Dengan koordinasi dari berbagai kementerian, instansi, dan daerah, hasil pertanian Vietnam sudah dan sedang sampai ke tangan kosumen di dalam dan luar negeri. Ini juga merupakan bukti dari efektivitas pelaksanaan target “ganda” tentang pencegahan, penanggulangan wabah sekaligus pengembangan ekonomi sesuai bimbingan Pemerintah.

Komentar

Yang lain