Dengan Mengatasi Kesulitan – Ekspor Hasil Pertanian Vietnam Berupaya Mencapai Pertumbuhan Tinggi

(VOVWORLD) - Menurut laporan Kementerian Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam, pada November 2020, nilai hasil pertanian mencapai hampir 3,72 miliar USD. Bermacam jenis barang seperti hortikultura, kopi, kacang mete, dan produk dari kayu telah mencapai nilai ekspor sebesar 2 miliar USD. Tanpa memedulikan dampak pandemi Covid-19 terhadap Vietnam serta seluruh dunia, eskpor cabang pertanian tetap tumbuh, seluruh cabang pertanian berupaya mencapai nilai ekspor sebesar lebih dari 41 miliar USD sepanjang tahun 2020.
Dengan Mengatasi Kesulitan – Ekspor Hasil Pertanian Vietnam Berupaya Mencapai Pertumbuhan Tinggi - ảnh 1Tanpa memedulikan dampak pandemi Covid-19 terhadap Vietnam serta seluruh dunia, eskpor cabang pertanian tetap tumbuh (Foto: vinanet.vn)

Masa kini dan masa bulan-bulan sebelumnya, ketika pandemi Covid-19 terus-menerus memberikan dampak besar terhadap semua bidang, produksi dan pemasokan barang ekspor di Perusahaan Persero Bahan Makanan Ekspor Dong Giao masih beraktitvitas normal. Truk-truk yang mengangkut barang ekspor susul-menyusul keluar-masuk perusahaan guna disampaikan ke banyak kawasan dan negara di dunia. Khususnya, dengan keunggulan yaitu produk-produk yang berkualitas tinggi, perusahaan tersebut selalu memilih dan melakukan transaksi dengan para partner dagang yang tuntutannya tinggi, tetapi memiliki stabilitas besar. Nguyen Van Thanh, Wakil Direktur Umum Perusahaan Persero Bahan Makanan Dong Giao mengatakan:

“Perusahaan kami telah berhasil membangun pasar domestik dan pasar asing secara sangat stabil. Meski semuanya merupakan pasar yang tuntutannya tinggi, tetapi hasil produksi barang konsumsi sangat besar, harga barang juga tinggi. Oleh karena itu, kami selalu menganggap pasar yang tuntutannya tinggi sebagai target sendiri, sehingga menemukan output stabil bagi barang”.

Selama waktu belakangan ini, partai-partai hasil pertanian yang diekspor ke pasar Uni Eropa memanfaatkan prioritas menurut Perjanjian Perdagangan Bebas Uni Eropa-Vietnam (EVFTA) seperti udang beku dan markisa yang diekspor ke Jerman, buah-buahan (seperti jeruk bali, buah naga) yang diekspor ke Inggris, Jerman, dan Belanda, beras yang diekspor ke Republik Czech, dan lain-lain. Ini merupakan partai-partai barang pertama yang memperoleh tarif 0 persen ketika diekspor ke Uni Eropa.

Di daerah Tay Nguyen (Vietnam Tengah), buah markisa olahan ekspor merupakan salah satu barang yang berkembang kuat selama ini dan memiliki output yang sangat stabil. Khususnya sejak ada pabrik pengolah buah markisa ekspor yang dibangun di Kabupaten MangYang, Provinsi Gia Lai, output buah markisa diatasi, menciptakan area bahan baku yang stabil bagi barang bernilai ini.

Menurut Kementerian Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam, pada November 2020, nilai ekspor hasil pertanian mencapai hampir 3,7 miliar USD. Di antaranya, nilai ekspor kelompok hasil pertanian dan kehutanan utama setara dengan Oktober. Yang patut diperhatikan, di tengah kesulitan akibat dampak wabah Covid-19, beberapa jenis barang tetap mencapai nilai ekspor lebih tinggi daripada kurun waktu yang sama tahun lalu, seperti beras, hortikultura, udang, dan produk dari kayu. Nguyen Quoc Toan, Kepala Direktorat Pengolahan dan Pengembangan Pasar Hasil Pertanian menilai bahwa berlakunya perjanjian EVFTA telah memberikan dampak positif terhadap banyak barang hasil pertanian ekspor. Meski mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19, ranah ekspor hasil pertanian masih besar. Untuk terus meningkatkan posisi di pasar dunia, terus dibutuhkan koordinasi erat antara daerah, badan usaha, dan kaum tani.

“Kita bisa benar-benar mengubah jenis pohon secara rasional untuk menciptakan nilai pertambahan bagi hasil pertanian Vietnam. Khususnya memecahkan masalah output barang bagi kaum tani. Ini merupakan mata rantai yang sangat penting bagi kita untuk mencapai “target ganda” yaitu meningkatkan hasil produksi dan memecahkan output barang bagi kaum tani”.

Agar ekspor hasil perikanan terus memberikan banyak hasil yang menggembirakan pada tahun 2021, cabang pertanian sudah dan sedang terus melakukan restrukturisasi secara kuat. Solusi di waktu mendatang ialah mengambil kebijakan penyerapan investasi dari badan usaha terhadap bidang pengolahan. Fokus memperhebat pelaksanaan beberapa mekanisme dan kebijakan utama untuk memacu badan-badan usaha melakukan investasi pada pengembangan industri pengolahan, keawetan hasil pertanian, mengonektivitaskan rantai produksi-pengolahan-konsumsi. Khususnya, Kementerian Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam perlu menyusun dan menyempurnakan proyek dan strategi seperti “Strategi pengembangan mekanisasi dan industri pengolahan hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan hingga tahun 2030” dan “Proyek pengembangan cabang pengolahan hortikultura periode 2021-2030”./.

Komentar

Yang lain