Ekonomi Vietnam Mengalami Pemulihan yang Jelas-Jemelas

(VOVWORLD) - Direktorat Jenderal Statistik, Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam baru saja mengumumkan laporan situasi sosial-ekonomi Vietnam bulan Agustus dan 8 bulan awal tahun dengan banyak informasi yang menunjukkan bahwa perekonomian sedang secara bertahap mendapatkan kembali lạju pertumbuhan yang sama dengan masa sebelum pandemi Covid-19. Produksi dan bisnis mencapai pertumbuhan kuat dibandingkan dengan masa yang sama tahun lalu. Hal ini membantu ekonomi Vietnam tahun 2022  memiliki banyak prospek dalam konteks ekonomi internasional yang mengalami banyak gejolak.

Ekonomi Vietnam  dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal seperti krisis di Ukraina, harga bahan mentah dan bahan bakar input melonjak, inflasi naik di banyak negara di dunia, pemulihan ekonomi yang lambat di negara-negara dengan jumlah mitra dagang besar, situasi wabah Covid-19  naik di seluruh dunia dengan banyak varian baru, dan lain-lain.

Ekonomi Vietnam Mengalami Pemulihan yang Jelas-Jemelas - ảnh 1Aktivitas ekspor dan impor barang terus dipertahankan pada araf tinggi (Foto: VOV)

Namun, dengan tekad memulihkan dan mengembangkan ekonomi, menciptakan ancang-ancang untuk menyelesaikan target-target Rencana lima tahun 2021-2025, Pemerintah, Perdana Menteri Pemerintah Vietnam telah membimbing semua kementerian, instansi dan daerah untuk menggelar secara aktif tugas dan solusi dalam Resolusi tentang program pemulihan, pengembangan sosial-ekonomi, maka kestabilan sosial-ekonomi dalam 8 bulan ini bisa dijaga dengan mantap, keseimbangan-keseimbangan makro terjamin, inflasi terkendalikan. Ibu Do Thi Ngoc, Kepala Direktorat Statistik Umum dan Informasi Statistik dari Direktorat Jenderal Statistik, Kementerian Perencanaan dan Investasi, memberitahukan:      

Titik-titik yang cerah, seperti misalnya: indeks produksi industri meningkat tinggi dalam waktu berbulan-bulan secara berturut-turut. Aktivitas perdagangan dan jasa pulih di hampir semua cabang. Dalam waktu 8 bulan ini, total ritel barang dan omset jasa konsumsi diprakirakan meningkat 19,3% dibandingkan dengan masa yang sama tahun lalu. Jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Vietnam dalam 8 bulan mencapai lebih dari 1,4 juta orang, meningkat 13,7 kali lipat dibandingkan dengan masa yang sama tahun 2021. Aktivitas ekspor dan impor komoditas terus dipertahankan pada tarap kenaikan tinggi dengan total nilai ekspor, impor barang dalam 8 bulan meningkat 15,5% dibandingkan dengan masa yang sama tahun lalu. Neraca perdagangan barang diprakirakan mencapai surplus sebesar 3,96 miliar USD. Inflasi terkendalikan, indeks harga konsumsi rata-rata dalam 8 bulan awal tahun 2022,  meningkat 2,58% dibandingkan dengan masa yang sama tahun lalu.”

Dengan nilai ekspor barang dalam 8 bulan diprakirakan mencapai hampir 34 miliar USD. Surplus perdagangan pada bulan Agustus mencapai lebih dari 2,4 miliar USD, dalam 8 bulan mencapai hampir 4 miliar USD, Ekonom Le Duy Binh, Direktur Eksekutif Pusat Penelitian Ekonomi Econimica Vietnam, mengatakan:

Taraf surplus ini telah memberikan banyak bantuan untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan moneter  Vietnam, khususnya dalam konteks mata uang Vietnam menghadapi tekanan selama ini. Secara umum, laju pertumbuhan berlangsung dalam konteks indeks harga konsumsi hanya meningkat kira-kira 2,5% dan inflasi dasar hanya meningkat kira-kira 1,6%. Ini merupakan satu titik cerah ketika banyak perekonomian besar di dunia dan banyak perekonomian lain di kawasan sedang menghadapi banyak kesulitan.

Ekonomi Vietnam Mengalami Pemulihan yang Jelas-Jemelas - ảnh 2Le Duy Binh, Direktur Eksekutif Pusat Penelitian Ekonomi Econimica Vietnam (Foto; Do Linh)

Salah satu titik cerah yang lain dari ekonomi Vietnam ialah situasi pendaftaran badan usaha. Dalam waktu 8 bulan, di seluruh negeri terdapat hampir 150.000 badan usaha yang melakukan pendaftaran pembentukan baru dan melakukan aktivitas kembali, meningkat lebih dari 30% dibandingkan dengan masa yang sama tahun lalu. Akan tetapi jumlah badan usaha yang menarik diri dari pasar masih tinggi.

Para pakar menganggap bahwa di samping laju pertumbuhan positif pada umumnya, perlu menganalisis dengan jelas dan melihat secara mendalam masalah ini. Perihal banyak badan usaha terpaksa menarik diri dari pasar karena tidak bisa memenuhi tuntutan perekonomian atau tidak bisa mengatasi kesulitan-kesulitan sejak ada pandemi menunjukkan bahwa laju pemulihan pertumbuhan belum berkelanjutan, khususnya dalam konteks baru. Bapak Phan Chi Anh, Direktur Pusat Penelitian Manajemen Bisnis (CBAS), Sekolah Tinggi Ekonomi dari Universitas Nasional Ha Noi, mengatakan:

Perkembangan sektor badan usaha menduduki  sekitar 40% pertumbuhan GDP setiap tahun. Apabila kita tidak bisa memecahkan masalah bantuan bagi sektor ini, maka risiko akan datang dalam menjamin pertumbuhan GDP. Di samping indeks-indeks perkembangan yang sangat baik, ada satu penilaian yang sama antara data Direktorat Jenderal dan Bank Dunia tentang beberapa masalah yang masih harus terus diperhatikan yaitu utang yang bermasalah dalam perbankan, persentase pengucuran modal investasi publik yang lambat, dan indeks harga konsumsi meningkat, dan sebagainya…

Para pakar menegaskan: Tekanan inflasi  sejak sekarang hingga akhir tahun masih sangat besar. Selain itu, para pakar meminta perhatian bahwa semua perubahan dalam pasar tenaga kerja atau perubahan perilaku konsumen … semuanya perlu dipantau untuk menjamin agar aktivitas pertumbuhan dipertahankan pada laju tinggi, tidak mempengaruhi keseimbangan-keseimbangan besar dari perekonomian. Ekonomi makro yang stabil dalam bulan-bulan akhir tahun akan menjadi prasyarat untuk bertumbuh kuat dan berkelanjutan dari seluruh perekonomian pada tahun 2023./.

Komentar

Yang lain