Para petani ikut serta pada arena main global: peluang banyak, tantangannya juga besar

(VOVWORLD) - Sebagai kelanjutan masuk menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 2007, pada tahun-tahun belakangan ini, Vietnam terus-menerus menandatangani banyak perjanjian perdagangan penting dengan para mitra ekonomi besar, yang tipikal ialah Perjanjian Kemitraan Komprehensif dan Progresif Trans-Pasifik (CPTPP) dan Perjanjian Perdagangan Bebas Vietnam-Uni Eropa (EVFTA), membuka “peluang emas ekspor” hasil pertanian. Tetapi, ada banyak pakar dan penyusun kebijakan ekonomi di dalam dan luar negeri juga memperingatkan bahwa seiring dengan peluang-peluang besar itu adalah tantangan-tantangan yang tidak kecil bagi pertanian dan para petani Vietnam. 

Menurut statistik, nilai ekspor hasil pertanian Vietnam dari Januari sampai Agustus tahun 2019 mencapai lebih dari 26 miliar USD, meningkat 1,6% terbanding dengan masa yang sama tahun 2018, di antaranya ada beberapa barang telah mematok satu miliar USD. Hasil ini membantu Vietnam terus memperkokoh posisi 15 Besar negara pengekspor hasil pertanian yang paling besar di dunia. Jelaslah, ini merupakan satu berita yang menggembirakan terhadap perekonomian Vietnam, terutama orang-orang yang menjalankan pertanian.

Para petani ikut serta pada arena main global: peluang banyak, tantangannya juga besar - ảnh 1Arena main global tidak hanya menuntut badan-badan usaha, malainkan para petani juga perlu membarui pola pikir tentang perubahan cara bercocok tanam, produksi, kualitas barang dan sebagainya (Foto: vov.vn)

Namun, di arah sebaliknya, impor hasil pertanian dari luar negeri juga meningkat secara berarti menurut waktu, satu sebab wajar dari proses integrasi yang intensif dan ekstensif secara global. Menurut “Belgapom” (Asosiasi yang mewakili cabang industri pengolahan dan hubungan perdagangan kentang Belgia), jumlah konsumsi kentang Belgia dari Vietnam telah meningkat 7 kali dalam waktu 10 tahun ini, dari 385 ton pada tahun 2010 menjadi 2815 ton pada tahun 2018 dan hanya dalam waktu 6 bulan awal tahun 2019 telah mencapai lebih dari 3.500 ton. Contoh lagi ialah juga dalam waktu 6 bulan awal tahun 2019, impor hasil pertanian dari Amerika Serikat telah meningkat 70% terbanding dengan masa yang sama tahun 2018, mencapai 116 juta USD. Barbagai produk hasil pertanian yang diimpor dari AS harganya sangat kompetitif terbanding dengan berbagai hasil produk lain di Vietnam.

Pada Forum Petani Nasional ke-4 dengan tema: “Dari CPTPP ke EVFTA: Bersama dengan para petani pergi ke pasar dunia” yang diadakan oleh Kementerian Industri dan Perdagangan Vietnam dan Pengurus Besar Asosiasi Petani Vietnam pada bulan Oktober lalu, pertanyataan “Para petani Vietnam ikut serta pada arena main global – sulit atau mudah?” juga sudah dipersoalkan. Semua referat ini mempunyai penilaian bersama ialah bersama dengan “peluang emas”, perjanjian-perjanjian dagang juga memberikan kepada para petani Vietnam tantangan-tantangan yang tidak kecil, di antaranya ada tantangan “perubahan”. Ikut serta pada arena main global, para petani juga perlu membarui pola pikir tentang perubahan cara bercocok tanam, berkonektivitas menerapkan kemajuan teknik untuk menuju ke produksi berskala besar, meningkatkan kualitas berbagai produk untuk memenuhi persyaratan-persyaratan dari konsumsi dan pasar ekspor.

Menurut analisis kalangan pakar cabang pertanian, hasil pertanian merupakan cabang yang akan menderita dampak yang paling kuat menurut arah tidak menguntungkan kalau semua FTA generasi baru yang ditandatangani oleh Vietnam dan para mitra mulai berlaku, karena selama ini produksi hasil pertanian pada pokoknya berskala berskala kecil, teknologinya terbelakang dan sudah tua.

Oleh karena itu, sangat perlu ada kebijakan-kebijakan agar bagaimana mendorong hasil-guna konektivitas dalam produksi pertanian. Dengan kata lain, bagaimana mengkonektivitaskan jutaan keluarga petani yang kecil-kecilan sekarang untuk menciptakan satu rantai produksi berskala besar yang mempunyai cukup berbagai “mata rantai” yang saling terkait erat daro produksi ke pemasaran dan distribusi. Hanya kalau sudah melakukan seperti itu, integrasi ekonomi global baru sungguh-sungguh menjadi “peluang emas) untuk hasil pertanian, pertanian dan para petani Vietnam.

 

Komentar

Yang lain