(VOVWORLD) - Meskipun Amerika Serikat (AS) telah resmi menarik diri dari Perjanjian Kemitraan Trans Pasifik (TPP), tapi dalam rangka Pekan Tingkat Tinggi APEC 2017, yang diselenggarakan di Vietnam baru-baru ini, para Menteri dari 11 anggota TPP sisanya telah mencapai permufakatan mendasar untuk TPP-11 dengan nama Perjanjian Kemitraan Progresif dan Komprehensif Trans Pasifik (CPTPP). Menurut penilaian, Vietnam tetap merupakan negara yang mendapat banyak keuntungan ketika CPTPP dilaksanakan. Tapi, untuk bisa memanfaatkan peluang ini, Pemerintah Vietnam dan badan-badan usaha Vietnam sendiri perlu melakukan upaya keras.
Ilustrasi (Foto: KT) |
Menurut beberapa hasil analisis permulaan, meski keuntungan yang diberikan CPTPP kepada Vietnam tidak sebesar dari TPP, tapi para pakar menganggap bahwa partisipasi dalam perjanjian ini akan membuka peluang yang sangat besar bagi Vietnam dalam bekerjasama dengan perekonomian-perekonomian papan atas di kawasan dan di dunia. Misalnya, memperluas lagi pasar ekspor di Kanada, Meksiko, Peru, Cile yang adalah pasar-pasar dimana Vietnam belum punya perjanjian perdagangan. Beberapa komoditas seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, beberapa cabang industri padat karya lain dari Vietnam juga mendapat keuntungan dan nilai ekspor-nya meningkat. Nguyen Dinh Cung, Kepala Institut Penelitian dan Pengelolaan Ekonomi Pusat mengatakan: “Jelaslah bahwa tidak mendapat banyak keuntungan seperti dulu seperti pada saat ada partisipasi AS, tapi tetap mendapat keuntungan tentang pasar. Vietnam tetap bisa masuk pasar-pasar, seperti pasar Jepang – yang adalah mitra dagang ke-5 dan mitra investasi yang ke-3, jelaslah bahwa ini merupakan pasar besar. Atau pasar Australia dimana Vietnam masih bisa masuk, khususnya bagi bermacam jenis barang hasil pertanian”.
Tidak hanya bisa memperluas pasar ekspor, CPTPP juga merupakan perjanjian yang punya syarat-syarat standar yang tinggi di segi institusi, kualitas manajemen dari Negara serta kerangka hukum. Menurut Doktor, ekonom Vo Tri Thanh, dengan berpartisipasi pada perjanjian ini juga akan menciptakan persaingan dalam satu negara hukum dengan lingkungan investasi dan binis yang liberal, melalui itu akan menciptakan dinamika yang positif untuk berkembang.
Menurut prakiraan, kalau TPP mencakup 40% jumlah GDP dunia, 30% jumlah perdagangan global, maka CPTPP hanya mencakupi 14% jumlah GDP dunia dan 1/6 jumlah perdagangan global. Akan tetapi, menurut para ekonom dan komunitas badan usaha, meski dengan tarap peliputan yang lebih rendah, tapi tantangan-tantangan yang harus dihadapi Vietnam terhadap CPTPP tetap sama seperti TPP. Nguyen Van Can, Kepala Badan Penelitian dan Perkembangan dari Perusahaan Umum 28 mengatakan: “Tantangan yang pertama ialah ketika pajak turun, untuk mendapat prioritas-prioritas itu, maka barang-barang dari semua negara anggota yang lain juga akan melanda Vietnam, sehingga menciptakan persaingan utama di pasar domestik. Kedua ialah ketika tenaga kerja dan investasi masuk Vietnam, maka pertukaran perdagangan dan kerjasama lebih diperluas, maka mempertahankan kebijakan terhadap tenaga kerja juga menghadapi kesulitan yang mudah bisa dilihat selama ini”.
Dinilai sebagai perjanjian perdagangan bebas yang paling komprehensif dan permufakatan perdagangan tertinggi Vietnam dalam proses integrasi internasional, badan-badan usaha Vietnam perlu ada persiapan yang sangat seksama terhadap perjanjian ini, yaitu meningkatkan kualitas tenaga kerja, memperkuat pendidikan kemampuan-kemampuan, terutama kemampuan teknologi informasi. Semua perubahan yang tepat waktu dan turut meningkatkan daya saing akan membantu Vietnam mencapai pertumbuhan dan mendapat keuntungan dari Perjanjian ini.