(VOVworld) – Pada tahun 2013, Vietnam memperingati ulang tahun ke-20 pusaka pertama yaitu kompleks situs peninggalan sejarah Ibu Kota Kerajaan Hue mendapat pengakuan dari Organisasi Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sebagai pusaka budaya dunia. Sejak itu hingga sekarang, jumlah pusaka Vietnam yang mendapat pengakuan dari UNIESCO telah jauh meningkat, terdiri dari pusaka alam, pusaka budaya nonbendawi, pusaka budaya bendawi dan pusaka dokumen dunia. Bisa dikatakan, perjalanan ke pusaka sudah sulit, tapi, masalah mengkonservasikan dan mengembangkan nilai semua pusaka itu dalam kehidupan semakin lebih sulit.
Teluk Ha Long, pusaka alam dunia di Vietnam
(Foto: hcmutrans.edu.vn)
Terhitung hingga sekarang ini, Vietnam sudah punyaa 17 pusaka yang diakui UNESCO sebagai pusaka dunia. Gelar pertama diberikan kepada kompleks situs peninggalan sejarah Ibu Kota Kerajaan Hue pada tahun 1992. Kemudian disusul ialah teluk Ha Long yang dua kali mendapat pengakuan sebagai pusaka alam dunia pada tahun 1994 dan 2000. Pada tahun 1999, sektor kota kuno Hoi An dan situs peninggalan sejarah Daerah Suci My Son di provinsi Quang Nam, Vietnam Tengah mendapat pengakuan sebagai pusaka budaya dunia. Selanjutnya ialah Musik Istana Hue pada tahun 2003, ruang gong dan bonang Tay Nguyen pada tahun 2005. Khususnya ialah selama 5 tahun belakang ini, Vietnam terus-menerus mendapat pengakuan sebagai pusaka dunia untuk Zona Sentral Benteng Thang Long-Hanoi dan Benteng Dinasti Ho di provinsi Thanh Hoa, Vietnam Tengah. Pusaka-pusaka budaya nonbendawi ialah lagu rakyat Ca Tru, lagu rakyat Quan Ho Bac Ninh, Pesta Giong, lagu rakyat Xoan, provinsi Phu Tho dan Kepercayaan memuja Raja Hung. Selain itu ialah 3 pusaka dokumen dunia yaitu Naskah dokumen dinasti Nguyen, 82 prasasti batu semua ujian cendekiawan dinasti Le-Mac dari 1442 sampai 1779 dan Naskah dokumen dari kayu di pagoda Vinh Nghiem. Pengakuan internasional yang memuliakan nilai kebudayaan Vietnam punya arti penting dalam menyosialisasikan citra negara Vietnam, bersamaan itu, juga mengajukan tanggung-jawab dalam mengkonservasikan dan menjaga semua pusaka budaya dunia. Profesor muda, Doktor Dang Van Bai, mantan Kepala Direktorat Pusaka Budaya, Wakil Ketua Asosiasi Pusaka Budaya Vietnam mengatakan: “Gelar pusaka budaya dan pusaka alam dunia merupakan gelar yang bernilai, tapi yang seiring dengannya ialah kewajiban dan tanggung-jawab sebagai negara anggota adalah sangat berat. Tujuan UNESCO ketika mengeluarkan konvensi tentang konservasi pusaka ialah meningkatkan kesedaran komunitas semua negara di dunia tentang peranan dan arti pusaka dalam kehidupan sosial umat manusia, bersamaan itu, menegaskan tanggung-jawab nasional dalam menjaga pusaka budaya negaranya selaku satu komponen dari pusaka dunia”.
Pusaka dunia , Benteng dinasti Ho di provinsi Thanh Hoa
(Foto: gocphongthuy.com)
Bagi negara-negara maju, pusaka yang mendapat pengakuan merupakan satu penghormatan, maka bagi banyak provinsi dan kota di Vietnam, pengakuan terhadap pusakanya memainkan peranan besar dalam pengembangan ekonomi pada umumnya, khususnya ialah pengembangan pariwisata. Dengan mendapat perhatian dan investasi dari badan-badan pengelola dan seluruh masyarakat melalui pekerjaan pengelolaan, perbaikan dan pemugaran pusaka telah memberikan sumbangan yang semakin aktif pada perkembangan ekonomi dan pariwisata. Praktek di daerah-daerah selama ini, daerah yang punya pusaka telah mengambil banyak gagasan untuk melakukan sosialisasi pusakanya seperti Tahun pariwisata Ha Long, Festival Hue, Quang Nam perjalanan pusaka, Malam bulan sektor kota kuno Hoi An, Jalan pusaka Vietnam Tengah dan lain-lain. Banyak produk wisata yang khas telah diperluas di sekitar semua warisan seperti misalnya wisata perkebunan, berwisata di pulau Cham, wisata desa kerajinan dan lain-lain. Semua produk ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja kepada rakyat setempat, tapi sebaliknya telah memberikan sumbangan yang tidak kecil pada sumber modal investasi, mengelola, memugar dan memperbaiki pusaka dan situs peninggalan sejarah.
Pertunjukan lagu rakyat Quan Ho Bac Ninh, pusaka budaya nonbendawi dunia
(Foto: sankhau.com.vn)
Tujuan UNESCO tidak hanya menekankan konservasi dan pemugaran tapi sangat mementingkan peranan komunitas terhadap semua pusaka, khususnya ialah bagaimana pusaka itu disosialisasikan, bagaimana pusaka itu berakar berurat dalam kesedaran komunitas penduduk dan bagaimana diwariskandan dikonservasikan oleh generasi-generasi berikutnya. Provinsi Bac Ninh, daerah yang punya lagu rakyat Quan Ho Bac Ninh mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai pusaka budaya nonbendawi dunia telah banyak berusaha dalam mengkonservasikan dan mengembangkan nilai budaya pusaka dalam kehidupan komunitas. Provinsi ini telah melaksanakan 14 program tentang memperkuat sosialisasi, mengindentifikasikan, menginventarisasi pusaka, memuliakan artisan dan lain-lain, diantaranya mementingkan pewarisan agar lagu rakyat Quan Ho terus disebarkan di komunitas. Nguyen Van Quyen, seorang warga desa Diem, daerah yang dianggap sebagai kampung halaman asli lagu rakyat Quan Ho baru saja menyelesaikan buku yang dianggap sebagai kamus lagu rakyat Quan Ho setebal lebih dari 2.000 halaman dan lebih dari 1.000 lagu yang dikoleksi dan dicatat oleh suami-istrinya selama hampir 50 tahun ini. Dia mengatakan: “Ketika para kakek meninggal dunia berarti membawa semua pusakaitu ke dunia baka, oleh karena itu, saya semakin harus asyik dengan lagu rakyat Quan Ho. Komunitas internasional telah mengakuinya, maka bagaimana kita harus memenuhi sifat internasional itu”.
Pusaka dunia di Vietnam tidak hanya untuk dinikmati, tapi merupakan sumber kekayaan budaya yang menguntungkan komunitas. Dalam pekerjaan mengkonservasikan dan mengembangkan nilai pusaka, peranan Negara ialah menyusun mekanisme kebijakan dan melakukan program aksi untuk menginspirasi partisipasi komunitas agar pusaka benar-benar hidup dalam kehidupan komunitas. Melalui semua program aksi yang praksis itu, juga bermaksud meningkatkan kesedaran komunitas./.