Pesta musim semi di Vietnam Utara

(VOVworld) – Sekarang ini, di Vietnam ada lebih dari 8.900 pesta, diantaranya ada lebih dari 7.000 pesta rakyat tradisional. Semua pesta ini tidak hanya turut mengkonservasikan dan mengembangkan kebudayaan tradisional, tapi juga merupakan satu aset budaya nonbendawi bangsa Vietnam. Di mana-mana di bumi yang berbentuk huruf S ini, panji-panji pencewarna berkibar-kibar berbaur dengan suara tabuhan genderang pesta dan suara lagu-lagu rakyat  menandakan bahwa  musim pesta telah tiba. 


Pesta musim semi di Vietnam Utara - ảnh 1
Pesta pagoda Huong
(Foto: thegioiinox.net)

Pesta musim semi meliputi lima tema utama yaitu pesta pertanian yang biasanya diadakan di desa tradisional yang berbudaya, pesta kesuburan dan pergaulan muda-mudi dengan pemikiran spiritualitas dan hubungan perkawinan, pesta kesenian hiburan dengan lagu-lagu rakyat, pesta lomba menggembleng dan menguji bakat, pesta sejarah dengan pertunjukan-pertunjukan untuk mengenangkan dan memuji jasa dewa desa dan orang yang berjasa kepada desa. Peneliti Vo Hong Thuat dari Museum Etnologi Vietnam memberitahukan: “Pada pesta-pesta yang bersangkutan dengan ciri pertanian juga ada pesta Tro Tram. Pada pesta ini, warga mengarak seikat padi dewa. Dulu, orang mengangkat seorang dalam keluarga yang berbakat, tidak sedang berbelasungkawa, lalu menggunakan satu sawah tertentu dan bulir-bulir padi yang diarak pada pesta itu untuk ditanam. Dalam proses menyebar benih padi dan menanam padi tidak menggunakan pupuk. Karena seikat padi itu digunakan untuk dipersembahkan kepada dewa. Sampai musim panenan, pemilik keluarga memaneni seikat padi itu dan dipasang dalam kamarnya. Sampai upacara pengarakan, dia akan memilih bulir padi yang punya gabah yang paling besar. Orang mengharapkan bahwa seikat-seikat  padi ini akan mendatangkan panenan yang berlimpah-limpah, kehidupan warga desa cukup sandang, cukup pangan dan berbahagia. Itulah ciri paling khas dari budaya spiritualitas memuja dewa pertanian”.

Bagi warga dari daerah agraris di daerah dataran rendah sungai Merah, saban tahun, mereka hanya dua waktu senggang yaitu setelah menanam padi pada bulan dua belas dan bulan pertama serta setelah masa tanam musim panas-musim gugur pada bulan enam dan tujuh tahun imlek. Sehubungan dengan ini, semua desa mengadakan pesta untuk kebutuhan spiritualitas dan hiburan warga. Bisa dikatakan bahwa tujuan pokok pertama dari pesta ialah meningkatkan pengetahuan kebudayaan rakyat kepada para pekerja, mengingatkan setiap daerah supaya tahu ajaran nenek moyang bahwa minum air harus ingat akan sumbernya, menghormati dan berterimakasih kepada para pendahulu, para dewa yang telah merawat dan melindungi warga desa, dukuh dan lain-lain.

Pesta musim semi di Vietnam Utara - ảnh 2
Pesta kuil Giong
(Foto: thegioiinox.net)

Walaupun pesta adat tradisional berlangsung sepanjang tahun, tapi yang paling banyak ialah pada musim semi. Karena musim semi adalah waktu alih musim antara dua masa tanam padi, penduduk negeri agraris mendapat waktu senggang dan punya syarat untuk mengadakan pesta. Peneliti Vo Hong Thuat memberitahukan: “Sepanjang tahun yang terdiri dari 12 bulan, bulan satu menurut kalender imlek adalah bulan Harimau yang menjadi simbol dari kekuatan.  Bulan satu ini adalah bulan mengawali masa setahun. Pada apa-apa yang pertama, orang juga mengharapkan akan mencapai hal yang paling mujur dan  paling baik. Oleh karena itu, pada pesta ini, orang mengharapkan agar para dewa  memberikan dukungan kepada warga desa supaya cukup sandang, cukup pangan dan berbahagia sepanjang tahun. Oleh karena itu, jumlah desa yang mengadakan pesta pada bulan satu cukup banyak, sedangkan ada bebera desa yang mengadakan pesta pada bulan dua, bulan tiga dan bulan empat tahun imlek”.

Melihat pada jadwal waktu dan peta pembagian geografi tentang pesta musim semi, kita melihat kesamaan yang menyenangkan ini. Lebih-lebih lagi, kita juga melihat arti dan nilai dari pesan-pesan yang penuh berperikemanusiaan ini dan banyak pelajaran sejarah yang diberikan oleh pesta-pesta ini. Pesta-pesta Tich Dien Doi Son di kabupaten Duy tien, provinsi Ha Nam untuk menonton upacara mengarak tandu desa Doi Tam dan menyambut Raja serta menonton upacara pembajakan tanah. Pesta ini ada sejak abad ke-10, membawa arti penyuluhan pertanian dan adalah ciri budaya yang indah mengarah ke asal-usul; Pesta Giong Phu Dong mengenangkan jasa hulubalang Phu Dong Thien Vuong yang diadakan secara tahunan di kecamatan Phu Dong, kabupaten Gia Lam, kota Hanoi, tempat lahirnya pahlawan legendaris “Phu Dong Thien Vuong”. Ini adalah satu pesta khas yang mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Pusaka Budaya Nonbendawi dari umat manusia, Pesta bukit Dong Da untuk mengenangkan kemenangan yang cemerlang pada musim semi 1789 dải Rậ Quang Trung, pahlawan dalam sejarah menentang kaum agresor dari bangsa Vietnam. Semua orang Vietnam peserta pesta ini mempunyai harapan seperti bapak Nguyen Van Hung, warga kota Ho Chi Minh. “Tanggal 5 bulan pertama menurut kalender imlek adalah hari mengenangkan kemenangan yang paling cemerlang  dari Raja Quang Trung-Nguyen Hue dan generasi pahlawan Tay Son yang telah mengalahkan kaum agresor Ching pada musim semi tahun 1789. Kita supaya mempertahankan dan mengembangkan tradisi ini agar generasi anak-cucu kita mengenangkan semangat melawan agresor asing dari bangsa Vietnam”.

Musim semi sudah tiba. Musim pesta telah terbuka. Dalam memori setiap orang Vietnam dewasa ini, ikut serta dalam pesta tidak hanya melakukan hiburan musim semi semata-mata saja, tapi itulah kembalinya ke identitas kebudayaan tradisioal Vietnam, asal-usul yang penting dari daya hidup bangsa.   


Komentar

Yang lain