Rakyat etnis minoritas Kho Mu menyambut Hari Raya Tet

          Bagi rakyat etnis minoritas Kho Mu, Hari Raya Tet adalah hari raya yang besarnya nomor dua dalam setahun, oleh karena itu, semua persiapan dilakukan sangat teliti. Pertama-tama harus mempersiapkan arak Can untuk menyambut kedatangan tamu ke rumahnya. Biasanya, setiap keluarga mempersiapkan dari tiga sampai empat guci arak Can untuk kebutuhan pada hari-hari ini. Yang tidak bisa kurang dalam Hari Raya Tet dari rakyat etnis minoritas Kho Mu ialah ayam jantan, tidak ada ayam jantan artinya tidak  ada Hari Raya Tet. Walaupun situasinya miskin, tetapi, semua keluarga juga berusaha mempersiapkannya dengan hati yang hangat hati. 

     

Rakyat etnis minoritas Kho Mu menyambut Hari Raya Tet - ảnh 1    

Tarian rakyat etnis minoritas Kho Mu pada Hari Raya Tet
(Foto: dulichvn.org.vn)

Adat merayakan Hari Raya Tet dari rakyat etnis minoritas Kho Mu di kecamatan Muong Phang, provinsi Dien Bien cukup khas. Menurut kebiasaan, pada tanggal 30 malam tahun baru, setelah detik –detik alih tahun, semua keluarga menyembelih seekor ayam jantan yang sudah dikebiri untuk melihat kakinya dan meramalkan nasif mujur atau malang dari keluarga pada tahun baru. Orang-orang yang paling tua dalam keluarga akan bertanggung-jawab melihat  rajah kaki ayam dengan ketentuan-ketentuan tradisionalnya,  untuk memohon datangnya satu tahun baru yang cukup sandang, cukup pangan dan berbahagia. Hari pertama pada tahun baru, tuan rumah akan menggunakan darah ayam ini untuk menoreh pada pahanya guna menyingkirkan semua hal yang malang, memohon hal yang baru, memohon kesehatan, ketenteraman dan kemujuran bagi semua anggota keluarganya. Ketika ada tamu yang datang menyampaikan ucapan selamat tahun baru, tuan rumah terus menorehkan darah ayam pada pahannya., semakin ada banyak garis, maka seluruh keluarganya akan menjumpai banyak kemujuran dan kesejahteraan pada tahun itu.

    Rakyat etnis minoritas Kho Mu menyambut Hari Raya Tet - ảnh 2      

Gadis etnis minoritas Kho Mu
(Foto: giadinhtoi.vn)

Cara menyampaikan salam tahun baru satu  dari rakyat etnis minoritas Kho Mu sangat khas. Selama Hari Raya Tet, suara nyanyian mereka bergema di seluruh dukuh. Suara lagu-lagu dendang sayang antara laki-laki dan perempuan nampaknya tidak ada habis-habisnya, karena dalam suasana tahun baru, semuanya juga ingin menyampaikan banyak kata-kata yang baik satu sama lain. Quang Van Muon, Sekretaris Komite Partai Komunis dukuh Ten memberitahukan bahwa walaupun kehidupan sehari-hari masih menjumpai kesulitan, tetapi pada Hari Raya Tet, rakyat merasa sangat gembira. Pada Hari Raya Tet, rakyat etnis minoritas Kho Mu juga mempunyai pantangan dipantangkan. Bapak Quang Van Muon mengatakan bahwa“ Pada tanggal 30 menjelang tahun baru, semua orang tinggal di rumah sendiri utuk merayakan tahun baru. Pada tanggal 1 Hari Raya Tet, warga saling berkunjung ke semua keluarga lain. Pada Hari Raya Tet, semua orang  bersatu, dan berkumpul untuk bernyanyi, berbincang-bincang sedangkan pemuda dan pemudi saling menunjukkan rasa cinta birahinya”.

          Pada tanggal 1 Hari Raya Tet, semua anggota keluarga saling mengunjungi. Anak bersujud kepada kakek, nenek, ayah dan ibu lalu  berkumpul dalam jamuan. Hari pertama tahun baru adalah hari untuk keluarga. Dari tanggal ke dua seterusnya  seluruh tim kesenian dukuh beserta warga akan secara bergilir mengucapkan selamat tahun baru kepada setiap keluarga. Semua keluarga mendapat hadiah nyanyian selamat tahun baru.


Rakyat etnis minoritas Kho Mu menyambut Hari Raya Tet - ảnh 3

          Rakyat etnis minoritas Kho Mu bermain pada Hari Raya Tet
(Foto: Internet)

Saudari Luong Thi Phuong, tuan rumah yang baru saja mendapat harian nyanyian selamat tahun baru dari warga dukuh dengan gembira memberitahukan bahwa begitulah adat rakyat etnis minoritas Kho Mu. Dia mengatakan bahwa“ Kegembiraan tuan rumah ialah mendapat salam tahun baru dengan justru suara nyanyian dari warga dukuh. Justru nyanyian itu menjadi tenaga pendorong bagi warga di sini untuk merasa gembira, bekerja secara antusias pada tahun baru. Hanya ada satu sloki arak saja, tetapi semua orang merasa sangat gembira”.

          Ketika adat menyampaikan ucapan selamat tahun baru sudah selesai, hari-hari sisanya adalah hari pesta untuk seluruh dukuh. Semua warga di dukuh berkumpul di satu lapangan yang luas untuk bersama-sama minum arak, dan bernyanyi untuk merayakan tahun baru.

Menyanyi sambil menari tarian-tarian tradisional, dan ikut serta dalam permainan-permainan rakyat seolah-olah menambahkan kekuatan kepada rakyat untuk siap memasuki satu masa tanam baru. Kegembiraan merayakan tahun baru dari rakyat etnis minoritas Kho Mu diperpanjangkan sampai hari bulan purnama bulan pertama menurut tahun Imlek. Pada hari bulan purnama ini, semua keluarga di dukuh mengadakan upacara menghantar nenek moyang dan dari hari berikutnya, semua orang memulai pekerjaan sehari-hari dan berpikir akan mendapat sukses panenan pada tahun baru.

LAN ANH

Komentar

Yang lain