Bapak Minh Thuong sedang memperkenalkan sistem penyiraman pintar  (Foto: vov)

Hanya dengan beberapa langkah mudah di ponsel pintar, Saudara Minh Thuong,  petani di Dusun Phuoc Hoa B, Kotamadya Cu Lao Dung, Kabupaten Cu Lao Dung, Provinsi Soc Trang, mampu mengairi seluruh 4 hektare kebun jeruk bali Nam Roi dan jeruk bali berkulit hijau milik keluarganya. Saudara Thuong mengatakan bahwa dengan sistem penyemprotan yang dikendalikan dengan telepon, hanya membutuhkan waktu lebih dari 1 jam untuk menyelesaikan satu kali penyiraman untuk kebun keluarganya. Dengan teknologi ini, dia bisa menghemat sumber daya air, tenaga kerja, dan biaya produksi dan terutama bisa melakukan penyiraman kapan saja sesuai jenis tanaman.

“Biasanya, di masa lalu, jika saya ingin menyirami kebun, saya harus membutuhkan waktu 1 minggu atau lebih. Sekarang dengan menerapkan teknologi, saya hanya membutuhkan waktu 1-2 jam dan biaya sangat berkurang.”

Dengan perangkat lunak irigasi ekonomis yang dikendalikan oleh ponsel, Bapak Thuong juga dapat mengoptimalkan penggunaan lahan, air, dan pupuk. Hal ini secara bertahap membantu keluarganya berpindah dari pertanian tradisional ke pertanian modern, menciptakan banyak peluang untuk meningkatkan produktivitas kerja, mengurangi ketergantungan pada kondisi lingkungan dan cuaca, membawa efisiensi ekonomi tinggi. Bapak Minh Thuong menambahkan:

“Sebelumnya, saya melakukan penyiraman secara manual, disiram dengan motor atau mesin pemotong rumput buatan sendiri, sehingga banyak membuang air dan juga tidak efektif bagi tanaman, karena jumlah air yang terlalu kuat akan menggerus permukaan tanah alami, mempengaruhi tanaman. Dan sekarang, dengan sistem penyiraman seperti ini, jumlah airnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman, membuat pohon subur, mengurangi waktu, mengurangi biaya bagi petani, dan yang terpenting adalah menghemat air.”

Kebun jeruk bali di Cu Lao Dung  (Foto: vov)

Kabupaten Cu Lao Dung adalah daerah dengan area penanaman pohon buah-buahan terbesar kedua di Provinsi Soc Trang, kabupaten ini memiliki sekitar 5.000 hektare pohon buah-buahan. Selain itu, daerah ini juga memiliki hampir 3.000 hektare tanaman palawija dan sekitar 2.700 hektare tanaman tebu.

Bapak Nguyen Van Dac, Kepala Seksi Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Kabupaten Cu Lao Dung, mengatakan transformasi digital di bidang pertanian adalah salah satunya bidang yang diperhatikan para pemimpin daerah. Dengan demikian, banyak model telah dan sedang dioperasikan, pada awalnya membawa efisiensi tinggi, seperti: perangkat lunak manajemen atas zona penanaman telah membantu sektor pertanian mampu mengelola dan melacak area lahan di daerah. 

Selain itu, perangkat lunak ini juga memperbarui dan mengintegrasikan semua informasi tentang pekerjaan irigasi, seperti sistem tanggul, jembatan dan gorong-gorong, menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pengelolaan. Di samping itu, kabupaten juga mempromosikan penerapan sistem irigasi yang ekonomis dengan dikendalikan ponsel pintar yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat dan memberikan efisiensi tinggi. Untuk produk OCOP (setiap daerah dengan satu  produk) dari kabupaten telah didukung dengan stempel pelacakan asal usul, bapak. Nguyen Van Dac memberitahukan:

“Tahun ini kami akan mengerjakan perangkat lunak facefarm (buku harian produksi) artinya ialah melakukan pelacakan asal usul area penanaman. Sekarang, kami membolehkan warga untuk membuat catatan dengan tangan untuk melayani pekerjaan ekspor. Dalam waktu dekat, buku harian elektronik ini akan dilaksanakan di perangkat lunak, melalui kelompok koperasi untuk mengelola area penanaman.”

Transformasi digital saat ini menjadi solusi penting untuk membantu petani dan badan usaha daerah yang menghasilkan produk pertanian yang berkualitas, dengan biaya terendah, tapi mendapatkan keuntungan yang maksimal. Tujuan ini juga sedang diperkuat oleh berbagai instansi, daerah, dan badan usaha serta warga di Kabuptaten Cu Lao Dung dengan harapan menciptakan terobosan dalam produktivitas, kualitas, dan daya saing untuk hasil pertanian./.