Mengunjungi kelas kecil di kecamatan pulau Song Tu Tay

(VOVworld) – Kecamatan pulau Song Tu Tay, kaupaten Truong Sa, provinsi Khanh Hoa  berlokasi  di kepulauan Truong Sa (kepulauan Spratly) –bagian utara. Siapa saja yang  sudah  datang ke sini  sangat  terkesan tentang kelas  kecil  yang terletak di bawah  pohon Ketapang yang buahnya berbentuk persegi, dengan suara murid yang membaca bersama-sama di tengah-tengah suara gelombang laut. Ruangan kelas dan kehidupan guru di sini meskipun masih menjumpai banyak kekurangan dan kesulitan terbanding dengan daratan,  tapi  para guru punya ide bersama yaitu memberikan pengetahuan  kepada anak-anak  di kabupaten pulau  ini untuk menanam bibit generasi hari depan supaya tumbuh berangsur-angsur  di pulau yang jauh. 

Mengunjungi kelas kecil di kecamatan pulau Song Tu Tay - ảnh 1
Kecamatan pulau Song Tu Tay 
(Foto: tranhung09.blogspot.com)

Di kecamatan ini, hanya ada satu sekolahan, satu sekolahan hanya ada satu kelas. Itulah  hal yang istimewa ketika bicara tentang  satu sekolahan  di kecamatan pulau Song Tu Tay. Ruangan  kelas  juga sekaligus adalah ruang kerja dari  Komite Rakyat kecamatan pulau. Guru-guru  yang  mengajar anak-anak di pulau ini pada pokoknya  adalah  para pejabat kecamatan yang merangkap guru. Di seluruh kecamatan pulau Song Tu Tay  hanya ada 7 murid  dari kelas satu sampai kelas lima. Bak guru Doan Quoc Thai yang dengan sukarela bekerja di pulau Song Tu Tay dari tahun 2008 menyambut seruan kaum pemuda relawan  membangun laut dan pulau kampung halaman  ingat akan  hari-hari pertama menerima kelas: “Pada tahun pertama, saya mengajar murid kelas satu  dan tidak berfikir kalau menjadi guru tidak susah payah seperti itu. Mengajar murid-murid kelas 1 adalah pekerjaan yang sangat sulit, sampai saat mereka bisa tahu membaca adalah satu masalah yang memakan banyak waktu. Tapi berkat adanya guru, semua murid bisa tahu membaca. Saya merasa sangat gembira dan terharu  karena saya  telah mengerjakan  sesuatu hal untuk membantu  para murid”.

Mengunjungi kelas kecil di kecamatan pulau Song Tu Tay - ảnh 2
Guru yang adalah prajurit di pulau  memberikan  pengetahuan kpada para murid di pulau Song Tu Tay
(Foto:dantri.com.vn)


Ruangan kelas  luasnya hanya kira-kira 20m2. Para guru harus langsung mendampingi  murid, menjelaskan pelajaran yang kongkrit dan terinci kepada setiap murid  dan satu hal juga tidak kurang pentingnya  ialah soal menyiapkan  rancangan mengajar, rata-rata dari 7 sampai 10 mata pelajaran.

Menurut pak guru Doan Quoc Thai, meskipun kekurangan alat-alat pengajaran dan persyaratan mengajar terbanding dengan di daratan, tapi dengan jumlah murid yang sedikit, para guru di pulau punya banyak waktu untuk mendampingi murid dan melakukan penjelasan tentang pelajaran bagi para murid. Hal yang paling gembira bagi setiap guru, ialah para murid di pulau menerima pengetahuan sangat cepat dan mengerti  pelajaraan  secara baik dan berupaya  untuk rajin belajar. Pak guru Doan Quoc Thai memberitahukan: “ Meskipun di pulau ini,  para murid  juga serba sulit  tentang  alat-alat pengajaran atau  permainan  untuk rekreasi, tapi  dengan perhatian dari rakyat seluruh negeri, maka mereka sudah punya permainan. Di daratan, anak-anak bisa belajar  bahasa Inggeris dan menggunakan komputer, sedangkan di sini juga ada, tapi tarap pengetahuan tidak bisa sama seperti di daratan.  Itu adalah satu kekurangan bagi anak-anak”.

Mengunjungi kelas kecil di kecamatan pulau Song Tu Tay - ảnh 3
Tonggak kedaulatan di pulau Song Tu Tay.
(Foto: chutichhochiminh.net)

Satu berita yang menggembirakan ketika masuk tahun ajar mendatang, para murid di sini akan  bisa belajar bahasa Inggeris –satu mata pelajaran  yang selama ini dianggap cukup “mewah” di daerah yang alamnya serba sulit seperti pulau Song Tu Tay. Pak guru bahasa Inggeris dari para murid sini adalah  dokter,  Letnan Kepala, Nguyen Van Tung yang lulus Institut Ilmu Kedokteran  Hanoi. Selain itu juga ada seorang guru bahasa Inggeris lagi ialah biksu Thich Thanh Thang di pulau Song Tu Tay.

Ketika berpisah  dari pulau Song Tu Tay,  ketika sinar mata  hari berangsur-angsur reda, para murid di kelas tetap dengan antusias berlatih membaca dan menulis. Di pulau yang jauh, kekurangan meteriel dan spiritual, tapi juga tidak menghalangi semangat antisias dan haus belajar dari para mudid di pulau. Hal ini  membuat kami menambahkan kepercayaan pada para murid – generasi penerus untuk membela kedaulatan laut dan pulau Tanah Air./. 

Komentar

Yang lain