(VOVworld) - Desa Cu Lan yang masih alami, rumah-rumah panggung tradisional dari warga etnis minoritas K’Ho yang kadang-kadang timbul dan kadang-kadang tenggelam di tengah-tengah cuaca sejuk di daerah dataran tinggi Lang Biang, provinsi Lamdong, Vietnam Tengah merupakan satu tempat peristirahatan yang disukai oleh para turis. Ketika datang ke desa Cu Lan, para turis mengalami perasaan-persaan yang santai ketika berbaur dengan alam.
Rumah-rumah di desa Cu Lan
(Foto: phunu.nld.com.vn) Cu Lan-nama desa yang diambil dari nama sejenis pohon yang tumbuh di tengah-tengah hutan cemara belantara dan sejenis binatang yang tersayang, matanya besar, bulat dan bersifat alim, tidur menggantungkan diri di atas pohon di tepian jalan sekeliling desa. Dengan areal seluas 30 hektar, terletak di tengah-tengah hutan yang masih alami di bawah kaki gunung Lang Biang, kabupaten Lac Duong, provinsi Lam Dong dan jauhnya kira-kira 20 Km dari jantungnya kota Da Lat, desa Cu Lan merupakan kampung halaman komunitas orang K’Ho. Mereka hidup secara tenteram di rumah-rumah panggung yang terletek di ketinggian gunung. Menyukai keindahan yang masih alami dari desa ini, komponis Van Tuan Anh telah membangun desa ini menjadi satu alamat eko-wisata yang unik dan atraktif. Saudara Doan Truong Son, pemandu wisata perusahaan Viettravel memberitahukan: “Setiap orang mempunyai kesan sendiri tentang nama tempat. Bagi desa Cu Lan, nama itu bersifat kerakyatan, lugas dan sederhana laksana pemandangan alam di daerah ini. Tapi, jika ada sudut pandang, kita akan menemukai banyak hal yang interesan di tengah-tengah pamandangan alam yang megah di daerah ini. Tempat ini dikaitkan dengan manusia secara alami. Bagi banyak turis di perkotaan mewah telah terbiasa dengan irama hidup industrial dan asap, maka ketika datang ke daerah ini kelihatan beda sama sekali”.
Berbaur dengan ruang yang luas seperti desa Cu Lan, para turis berpeluang menguak tabir dan mengalami banyak hal di semua situasi alam menurut keinginan setiap orang. Bisa berjalan kaki,naik lintasan, atau berjalan secara lambat-lambat di jalan-jalan kecil ke rumah-rumah yang atapnya dari dedaunan milik warga etnis K’Ho. Atau berjalan sambil menjajaki di atas jembatan gantung yang panjangnya kira-kira100 meter yang sedang terayun-ayun seiring dengan langkah turis yang berjalan di atas jembatan ini untuk menikmati keindahan dari bermacam jenis bunga. Tapi yang paling interesan ialah menikmati kunjungan sekelilingi desa ini dengan Jeep.
Naik di Jeep di atas jalan yang berliku-liku di bukit-bukit, atau melewati anak sungai yang mengalir dengan suara gemericik dengan rumpun pohon-pohon bunga kemunting yang bercermin di permukaan air anak sungai semuanya adalah satu hal yang interesan bagi para turis. Ibu Tran Thi Ngot, turis asal kota Ho Chi Minh memberitahukan: “Saya datang ke desa Cu Lan dengan Jeep, hal pertama yang saya rasakan ialah sehat kuat. Saya belum pernah mengalami rasa seperti ini naik lintasan tegak, sesudah itu turun ke bawah. Ini merupakan satu jasa yang bergelora dan memberikan rasa kuat kepada para lansia seperti saya yang belum pernah ada selama hidup dan saya coba untuk tahu”.
Ketika datang ke desa Cu Lan, para turis bisa ikut pada aktivitas-aktivitas di udara luar seperti naik gunung, melepaskan layang-layang, berperahu di danau, menerobos hutan, menangkap ikan. Yang lebih mengesankan ialah bisa berkemah, memainkan permainan-permainan rakyat, mendengarkan suara gong dan bonang. Di desa ini, juga ada satu ruang gambar yang diperuntukkan bagi para penggemarlukisan. Saudara Minh Lan, reporter Radio dan Televisi provinsi Lam Dong memberitahukan: “Setelah pergi menurut peta jalan di gunung yang luar biasa indahnya untuk sampai ke desa Cu Lan dengan pemandangan alam yang puitis di pasar Chom Hom, desa Duoc, jalan lewat anak sungai dan lain-lain, satu tempat lagi yang jangan dilupakan ketika datang ke desa Cu Lan ialah ruang lukisan. Di tempat ini, berulang kali diadakan pameran lukisan ciptaan banyak pelukis dalam dan luar negeri”.
Di desa Cu Lan, dari jembatan dari bambu, rumah panjang sampai rumpun pohon bunga yang tumbul secara alami, ayunan dari kayu, kandang binatang, Desa Chom Hom semuanya menunjukkan segi-segi yang sederhana dan masih liar. Komponis Van Tuan Anh, pencipta karya ini memberitahukan: “Para turis sekarang ini sangat sensitif. Mereka mau berbaur dengan kehidupan yang sebenarnya yang berlangsung secara alami, oleh karena itu, kebudayaan bumiputera adalah masalah vital di desa Cu Lan. Desa ini juga akan berkembang menurut arah menjadi desa yang punya kehidupan sebenarnya seperti masa dulu, ada orang setempat, temu pergaulan budaya gong dan bonang, ayam, babi yang hidup di hutan, sayuran yang tumbul di hutan, para turis ketika datang ke desa Cu Lan akan mengalami aktivitas-aktivitas di daerah ini”.
Semua orang sudah datang ke desa Cu Lan dan meninggalkannya untuk selama-lamnya akan ingat tentang daerah ini dengan banyak memori baik. Dan di peta pariwisata kota Da Lat, desa Cu Lan milik komponis Van Tuan Anh menjadi tempat persinggahan yang tidak bisa kurang bagi para turis ketika setiap kali dantang ke provinsi Lam Dong.