Kreatif dan unik adalah penilaian bersama bagi setiap pengunjung ketika datang di pekan raya internasional tersebut. Hal pertama yang harus disebut ialah kehadiran dua mesin cetak jenis Typo besar yang sudah ada sejak masa perang perlawanan dengan huruf-huruf timbul yang diletakkan secara rapi di bawahnya serta mesin pemotong kertas yang pernah digunakan perpustakaan nasional sejak hari-hari awal pembentukannya dan satu mesin ketik.

Thanh Hien, seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Perdagangan Luar Negeri Hanoi memberitahukan: "Saya sangat suka membaca dan menurut saya, budaya baca sebaiknya disosialisasikan secara luas di setiap keluarga dan sekolahan. Saya fikir pecan raya pameran ini sangat bermanfaat dan membantu para pemuda dapat melihat makna pentingnya dari budaya baca, kemudian menyosialisasikannya kepada semua orang".


Selama lima hari pekan raya pameran ini berlangsung, para pengunjung dapat membeli buku dengan harga yang murah. Balai Penerbitan Tri Thuc (Pengetahuan) memberikan diskon dari 20% sampai 30% untuk semua eksamplar serta memberikan bingkisan, Perusahaan Kebudayaan dan Komunikasi Nha Nam memberikan diskon dari 30% sampai 50% untuk semua eksamplar serta memberikan bingkisan, dll. Itulah alasan yang menyerap kedatangan banyak mahasiswa pada pekan raya pameran buku ini.

Tidak hanya para pemuda saja, tetapi Pekan raya pameran buku internasional ini juga menyerap kedatangan banyak pengunjung lanjut usia. Mereka biasanya mencari buku-buku spesialis di bidang-bidang seperti: kebudayaan, filosofi, dll.


Nguyen Huu Khuong, 76 tahun dari kabupaten Hoai Duc, Hanoi mengatakan: "Setiap kali diadakannya pecan raya pameran buku seperti ini saya juga datang dan di sini saya bisa menemukan banyak buku yang tidak ada di tempat yang lain. Kami sangat gembira karena kami biasanya tidak dapat pergi ke banyak tempat, tetapi di sini ada buku yang kami perlukan. Membaca buku adalah hobi bagi orang lansia sekaligus untuk memupuk moral kami. Saya ingin mencari buku-buku tentang kebudayaan ketimuran yang cocok untuk orang lansia".

Dalam pekan raya pameran buku ini, ada 160 gerai barang dengan kira-kira 30 juta eksamplar buku di semua bidang dari berbagai basis percetakan, penerbitan dan pengedaran di dalam dan luar negeri seperti: Institut Buku Kuba, Asosiasi Penerbitan Asia – Pasifik, Asosiasi Penerbitan Asia Tenggara, dll. Gerai dari Institut Buku Kuba merupakan salah satu diantara gerai-gerai yang mendapat banyak perhatian dari para pemuda. Alain Rey Gouzalez, wakil gerai ini memberitahukan: "Institut Buku Kuba membawa ke pekan raya pameran ini buku-buku hasil cetakan dari berbagai balai penerbitanKuba tentang politik, legenda tradisional Kuba dan ada juga buku-buku dari para wartawan Kuba yang terkenal. Pekan raya pameran ini menyerap partisipasi dari banyak balai penerbitan beserta karya-karya yang menarik dari Vietnam dan dunia. Saya fikir pekan raya pameran ini sangat sukses".


Melalui pekan raya pameran kali ini, banyak pengunjung berharap supaya pekan raya pameran buku ini akan diadakan saban tahun dari pada 2 tahun sekali seperti sekarang, agar mereka dapat menemukan buku-buku yang bagus, khususnya mereka dapat melakuan pertemuan langsung dengan banyak pengarang dan kritikus yang terkenal. Hal yang paling penting ialah pekan raya pameran buku ini benar-benar menjadi hari pesta dari budaya baca dalam kehidupan kebudayaan dan spiritual dari massa rakyat./.