Kesan Banyuwangi – Bandara hijau pertama di Indonesia

(VOVWORLD) - Banyuwangi merupakan satu kabupaten kecil yang terletak di Provinsi Jawa Timur, sedang berada dalam proses perkembangan di bidang pariwisata dan ekonomi belakangan ini. Salah satu faktor yang turut meningkatkan point di mata para wisatawan ketika menginjakkan kaki di bumi ini ialah bandara Banyuwangi, bandara hijau pertama di Indonesia.
Kesan Banyuwangi – Bandara hijau pertama di Indonesia - ảnh 1Bandara Banyuwangi (Foto: Huong Tra / VOV)

Dari jendela pesawat terbang pada saat siap mendarat di bandara Banyuwangi, para wisatawan bisa melihat satu landas pacu yang lurus di tengah-tengah ruang hijau dari ladang padi dan tanaman. Bandara Bayuwangi memiliki daya tampung untuk 9 pesawat besar (Boeing 737). Satu terminal berlantai dua dengan atap berbentuk runcing. Ini merupakan desain dari seorang arsitek setempat, yang merupakan inspirasi dari topi tradisional suku Osing di sini.

Kami masuk ke dalam terminal pada pukul 11.00 siang. Angin dari laut yang sejuk, cahaya matahari alami yang memancar dari jendela-jendela loteng yang didesain secara cerdik telah mengherankan kami. Desain-desain ini telah lebih banyak menghemat energi di bandara Banyuwangi dari pada bandara-bandara yang lain. Anton Marthulas, CEO bandara Banyuwangi memberitahukan:

“Bandara kami emang konsepnya “green airport” atau bandara hijau karena kami memiliki konsep “open airport”, artinya banyak udara yang ke luar masuk antara ruangan, jadi tidak memerlukan AC. Bayar listrik kami cukup murah terbanding dengan bandara-bandara lainnya, hanya sekitar 60 juta Rupiah per bulan”.

Kesan Banyuwangi – Bandara hijau pertama di Indonesia - ảnh 2Tumbuh-tumbuhan hijau ditanam di atap rumah sehingga turut menurunkan suhu (Foto: Huong Tra / VOV) 

Bandara Banyuwangi juga disebut bandara hijau. Luasnya terminal hanya kira-kira 7.000 meter persegi, tapi di dalamnya diatur dengan banyak kawasan tanaman hijau seperti misalnya kawasan untuk orang merokok, di jendela atau di atap. Di tengah-tengah rimbunan tanaman hijau itu adalah kolam air dan ikan hiasan yang kecil dan besar. Itulah alasan yang membantu cuaca di dalam terminal selalu diharmoniskan secara alami.

Selain itu, bahan utama untuk membuat kursi, atap, topang rumah dan jendela semuanya dari kayu daur ulang. Tanaman hijau yang bercampur dengan interior kayu beserta kolam-kolam ikan hias sehingga membuat panorama bandara Banyuwangi menjadi sangat dekat dengan alam dan memberikan rasa santai kepada para penumpang. Saudari Cherra, wisatawan dari Jakarta merasa sangat puas dengan jasa layanan di bandara.

Kesan Banyuwangi – Bandara hijau pertama di Indonesia - ảnh 3Kursi dibuat dari kayu daur ulang (Foto: HuongTra /VOV) 

“Ini untuk pertama kalinya saya datang di bandara ini. Di tempat check-in  ada angin laut yang sangat sejuk, di sekitarnya adalah tanaman hijau dan kolam ikan, kayaknya sedang berdiri di tengah-tengah alam. Bandara ini berbeda dengan bandara-bandara modern yang lain. Jasa layanan di sini juga sangat bagus”.

Bandara Banyuwangi ada missi-missi penerbangan langsung yang disambungkan dengan satu destinasi internasional ialah Kuala Lumpur (Malaysia) dan lima destinasi domestik yang meliputi: Ibukota Jakarta, Pulau Bali, Kota Balikpapan, Kota Banjarmasin dan Kota Surabaya.

Pada tahun 2018, setiap hari, bandara Banyuwangi menyambut 12 missi penerbangan pulang-pergi, melayani kira-kira 360.000 penumpang, meningkat 92% terbanding dengan tahun sebelumnya. Para wisastawan ketika datang ke Banyuwangi bisa menguaktabir banyak destinasi wisata yang baru dan menarik seperti Lembah Ijen, tempat dimana ada salah satu di antara dua gunung dengan api biru di dunia, atau pantai –pantai yang sesuai untuk melakukan selancar seperti G-land, Boom Beach dan sebagainya. Keitka menilai potensi wisata di sini, Abdullah Azwar Anas, Bupati Kabupaten Banyuwangi mengatakan:

“Banyuwangi merupakan salah satu destinasi wisata yang baru tumbuh di Indonesia dan sekarang wisatawan kami tumbuh dari kira-kira 400.000 orang menjadi 5,5 juta setiap tahun. Di Banyuwangi tidak ada bencana alam, sehingga relatif aman dan bisa menikmati pantai, kemudian ikan, buah-buahan cukup banyak di Banyuwangi. Di Banyuwangi juga ada banyak festival, setiap tahun ada kira-kira 99 festival, kemudian ada banyak taman nasional”.

Tidak hanya memberikan hasil ekonomi, bandara Banyuwangu juga turut membawa nama Kota Banyuwangi ke luar dari Pulau Jawa ketika merebut hadiah “Keunggulan dan Inovasi di bidang Pariwisata” dari Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO). Sekarang ini, kawasan-kawasan di sekitar bandara Banyuwangi telah dilarang melakukan pembangunan untuk mengkonservasikan ruang hijau bandara ini.

Komentar

Yang lain