Pola pengajaran bahasa Inggris dalam integrasi ASEAN di Thailand

(VOVWORLD) - Sebagai satu negara anggota ASEAN, Pemerintah Thailand memahami secara jelas arti pentingnya bahasa Inggris dalam integrasi ke dalam Komunitas Ekonomi ASEAN. Hal ini bersangkutan dengan pengembangan program pembelajaran bahasa Inggris di basis-basis pendidikan di negeri Pagoda Emas ini. Pemerintah Thailand juga berfokus mengembangkan pengajaran dan komunikasi dengan bahasa Inggris untuk para  pengajar.
Pola pengajaran bahasa Inggris dalam integrasi ASEAN di Thailand - ảnh 1Pelajar Tasupang Ruangtanapakdee   (Foto: vovworld.vn)

 “Saya pikir ini adalah hal yang luar biasa, karena dulu ketika belajar di sini, saya sangat takut berbahasa Inggris walaupun saya mengerti. Program ini membantu saya mencapai kemajuan di banyak segi. Dari materi ajar dengan bahasa Inggris sampai semua jam belajar  ada pengajara asli bahasa Inggris. Selain itu, para pelajar di klas atas juga banyak membantu saya. Ini benar-benar merupakan satu lingkungan yang baik untuk menyempurnakan diri sendiri”.

Begitulah curahan hati dari Tasupang Ruangtanapakdee, pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Matthayom Watnairong dari Kota Bangkok tentang program pendidikan  bahasa Inggris yang dijalankan oleh Kementerian Pendidikan Thailand. Pada program ini, semua mata pelajaran seperti bahasa Thai, undang-undang, sosiologi, kebudayaan, tradisi Thailand diajar dalam bahasa Thai. Semua mata pelajaran sisanya diajarkan dengan bahasa Inggris. Surapong Ngamsom, Kepala SMP Matthayom Watnairong memberitahukan: “Program pengajaran dengan bahasa Inggris dilaksanakan oleh sekolah kami sejak tahun 2002  berdasarkan pada program  Kementerian Pendidikan Thailand. Para guru harulah orang Inggris atau guru Thailand yang sudah mencapai taraf keguruan dan bahasa Inggris  tinggi. Program ini menciptakan syarat untuk menghimpun para guru Thailand di mata pelajaran seperti ilmu pengetahuan, matematika, informatika yaitu para guru yang dulu mengajar bahasa Thai berkesempatan mendapat pendidikan untuk menggunakan bahasa Inggris dalam mengajar. Hal ini merupakan langkah yang sangat penting untuk memberikan kesempatan kepada para pelajar untuk menggunakan bahasa Inggris secara lebih permanen. Tujuan kami ialah mempersenjatai kemampuan bahasa asing yang baik kepada para guru dan pelajar Thailand untuk berkomunikasi dalam lingkungan ASEAN pada masa depan, tempat di mana bahasa Inggris menjadi bahasa  integrasi ekonomi”.

Sejak tahun 2002, Pemerintah Thailand mulai menerapkan program pengajaran dwibahasa Inggris-Thai di beberapa mata pelajaran di sekolah negeri di berbagai tingkat. Menurut data-data dari Komite Pendidikan Swasta Thailand pada bulan Juni 2016, ada 166 sekolah internasional yang menggunakan 100% bahasa Inggris sebagai bahasa pengajaran utama dan 3.513 sekolah swasta yang punya 50% jumlah mata pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris.

Setiap pagi hari, di Sekolah Dasar (SD) Phraya Prasert Suntrasai (Kota Bangkok), semua pelajar antri dan mengeja kata manapun dalam bahasa Inggris di depan para guru Inggris. Ini merupakan salah satu di antara aktivitas-aktivitas sekolah ini untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Inggris  para pelajarnya. Selain itu, pada setiap pekan, sekolah ini juga mengadakan kursus-kursus ekstrakurikuler bagi semua pelajar. Para pelajar akan secara bergilir memperkenalkan satu negara ASEAN dengan bahasa Inggris setelah setiap jam belajar. Ibu Kesmanee Punpattankul, Kepala Proyek Praya ASEAN dari  SD Phraya Prasert Suntrasai memberitahukan: “ASEAN mengkonektivitaskan 10 negara anggota di semua bidang, dari kebudayaan, pendidikan sampai ekonomi. Kalau para pelajar mengerti konektivitas intrakawasan  pada latar belakang setiap negara ASEAN memiliki perbedaan yang khas, maka mereka akan mudah menyesuaikan diri dengan proses integrasi ekonomi pada khususnya dan Komunitas ASEAN pada umumnya. Oleh karena itu, kami ingin mempersenjatai satu fundasi yang mantap kepada mereka  secepat mungkin”.

Tidak berhenti di situ, SD Phraya Prasert Suntrasai juga membawa para pelajar ikut serta dalam English Summer Camp di Singapura untuk membantu mereka berkembang dan berbahas tentang kemampuan bahasa asing. Chofah Siritan, pelajar klas 6 dari SD Phraya Prasert Suntrasai memberitahukan: “Saya sangat suka mencari tahu tentang kebudayaan ketika berlatih bahasa Inggris. Setelah menghadiri Summer Camp, saya berhasil belajar  tentang banyak hal dan mengerti tentang arti penting bahasa Inggris. Karena semakin ada banyak wisman yang berwisata di Thailand dan masalah komunikasi adalah hal yang tidak bisa dihindari”.

Pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN membolehkan  pekerja bermobilitas secara bebas di kawasan. Hal ini menciptakan syarat yang kondusif kepada para pekerja yang pandai berbahasa Inggris untuk menguasai kesempatan di lingkungan aneka budaya. Oleh karena itu, masalah mempersenjatai fundasi bahasa Inggris merupakan kebutuhan wajar dan Thailand sedang melaksanakan hal ini secara sangat baik.   

Komentar

Yang lain