(VOVworld) - Dengan keunggulan sebagai negara yang paling luas dan jumlah penduduk yang paling banyak di kawasan Asia Tenggara kira-kira 240 juta jiwa dan dengan daya pemasaran yang tinggi, Indonesia adalah wilayah yang menjanjikan dan potensial serta berpeluang bagi tenaga kerja dari negara-negara di kawasan. Namun, bagi Pemerintah Indonesia, hal ini juga merupakan tantangan-tantangan besar yang dihadapi oleh tenaga kerja negara lain atau bekerja di negara-negara ASEAN lainnya. Untuk mempersiapkan integrasi tenaga kerja di internal ASEAN, selama bertahun-tahun ini, Indonesia mengkonfirmasikan orientasi, keunggulan dan kelemahan tenaga kerja domestik, melakukan kesediaan bagi proses menyatukan pasar tenaga kerja ASEAN.
Republil Korea dan Taiwan -Tiongkok adalah dua pasar yang diprakirakan
akan menyerap banyak tenaga kerja (Ilustrasi)
(Foto: cungungnhanluc.bacgiang.gov.vn)
Hari terbentuknya satu pasar bersama ASEAN sudah tidak jauh lagi.Penggeseran tenaga kerja internal ke negara-negara di kawasan merupakan satu keniscayaan. Oleh karena itu, sekarang negara-negara ASEAN sedang berupaya membuat patokan-patokan bersama dan diantaranya tidak bisa kurang upaya setiap negara dalam meningkatkan ketrampilan kerja dan mempersiapkan tenaga kerja bagi satu pasar baru yang dinamis dan potensial, tapi juga mengalami banyak halangan. Hal ini juga ditegaskan oleh Khairul Anwar, Direktor Jenderal Pembinaan, Pelatihan dan Produktivitas dari Kementerian Tengara Kerja dan Transmigrasi sehubungan dengan kehadiran kontingen Indonesia pada kompetisi ketrampilan kerja ASEAN yang sedang berlangsung di kota Hanoi. Dia mengatakan: "Terkait dengan kompetensi, kita di dalam mempersiapkan tenaga kerja indonesia mencapai standar-standar kompetensi yang sudah kita tetapkan dan kita miliki. Dan sekarang ini kita sedang giat-giatnya melakukan harmonisasi standar atau pengakuan standar antar negara. Dengan demikian, mudah-mudahan, standar-standar yang dimiliki tenaga kerja Indonesia bisa langsung diterima oleh negara-negara lain"
Dengan posisi yang unggul dalam hal jumlah tenaga kerja muda yang sekarang menduduki kira-kira 40% jumlah penduduk dan akan mempunyai usia kerja emas kira-kira 60% jumlah penduduk pada tahun 2020, Indonesia punya potensi-potensi untuk menjadi salah satu diantara negara-negara ekportir tenaga kerja yang paling besar di kawasan dengan kualitas ketrampilan kerja yang tinggi dan kompetitif di kawasan. Dia memberitahukan: "Berdasarkan pengamatan kami dan data-data yang kami punya selama ini, banyak negara negara lain mengakui bahwa tenaga kerja Indonesia, selain skill dimiliki yang sudah cukup memadai, lebih dari situ ada sikap dan perilaku, attitude di dalam melakukan pekerjaan, di dalam bersosialisasi. Tenaga kerja indonesia sangat disukai oleh negara-negara lain".
Namun, kalau satu pasar bersama terbentuk, maka tenaga kerja Indonesia akan harus menghadapi banyak kesulitan dan tantangan baru. Integrasi ASEAN berarti bahwa para tenaga kerja Indonesia pada khususnya dan ASEAN pada umumnya akan mengalami penggeseran tenaga kerja ke negara-negara di kawasan. Oleh karena itu, keunggulan dan keterbatasan yang dihadapi oleh tenaga kerja dari tiap-tiap negara ASEAN ketika ikut serta pada pasar tenaga kerja bersama perlu dikonfirmasikan secara jelas untuk bisa mengeluarkan solusi-solusi yang layak. Bagi tenaga kerja Indonesia, Khairul Anwar memberitahukan: "Kalau dilihat dari kejuruan yang dikompetisikan kali ini, kita mayoritas di kejuruan manufaktur yang kita selalu mendapat posisi emas. Dari situ kita melihat bahwa memang kita unggul di bidang-bidang tersebut. Namun jika bekerja di luar negeri masih sangat terbatas karena kendala dalam hal daya tarik kerja di luar tidak dibekalkan dari penguasaan bahasa. Ke depan kita ingin penguasaan bahasa menjadi salah satu yang kita perhatikan untuk mempersiapkan TKI-TKI kita"
Bisa dilihat bahwa tidak hanya terhadap Indonesia, ini merupakan kesulitan bersama yang dihadapi masing-masing negara ASEAN ketika mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri untuk bekerja. Pasar bersama ASEAN merupakan peluang dan sekaligus juga merupakan tantangan yang dihadapi tenaga kerja internal pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Dengan target membawa Indonesia menjadi negara eksportir tenaga kerja trampil yang paling besar di kawasan, selama bertahun-tahun ini, Pemerintah negara ini telah dan sedang menerapkan banyak program memberikan pendidikan, melatih ketrampilan, bahasa, kesehatan dan kemampuan sesuai dengan kehidupan di lingkungan kerja yang lain seperti yang telah dikatakan Khairul Anwar bahwa tenaga kerja Indonesia telah siap untuk integrasi./.