Citra Peran Chan dalam Seni Panggung Du Ke

(VOVWORLD) - Seni panggung “Du ke” (sebuah bentuk opera tradisional unik)  merupakan satu santapan rohani yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat etnis minoritas Khmer di daerah Nam Bo (Vietnam Selatan). Kisah dan tokoh  dalam seni panggung “Du Ke” sudah lama terukir dalam ingatan masyarakat. Dalam setiap kisahnya selalu hadir satu tokoh dengan penampilan dan tarian yang sangat istimewa, namun membuat banyak penonton tertarik dan juga tidak sedikit orang ketakutan. Itulah tokoh yang bernama Chan.
Citra Peran Chan dalam Seni Panggung Du Ke - ảnh 1Citra peran Chan dalam seni panggung Du ke. Foto: VOV

 Dalam seni panggung Du ke, tokoh yang bermama Chan digambarkan sebagai sosok penjahat. Chan adalah tokoh fiksi dengan kekuatan magis yang bisa menjelma menjadi manusia atau berbagai hewan. Chan adalah si laki-laki yang licik dan erotis. Kekuatan Chan terletak pada kemampuannya menggunakan sihir untuk menimbulkan perang dan konflik.

Dalam seni panggung Du ke, detail-detail terkait pemusnahan Chan untuk menyelamatkan manusia telah lama populer dan perlahan-lahan menjadi akrab bagi penonton. Melalui detail-detail ini, terdapat filosofi tersembunyi bahwa kejahatan selalu ada berdampingan dengan kebaikan, dan kemenangan kebaikan atas kejahatan merupakan akhir bahagia yang selalu dinantikan penonton. Magister Danh Men dari Sekolah Menengah Tambahan Budaya Pali Nam Bo, Kota Can Tho, mengatakan:

“Menurut hemat saya, citra Chan berasal dari cerita-cerita Khmer kuno atau dari epos Ramayana dari India, tidak ada di sastra rakyat atau sastra modern masyarakat Khmer”.

Citra Peran Chan dalam Seni Panggung Du Ke - ảnh 2Gerakan tarian peran Chan terlihat sangat garang. Foto: VOV

Setiap tokoh dalam seni panggung Du ke mempunyai cara berekspresi masing-masing, di mana tokoh Chan bisa dianggap sebagai salah satu peran dengan bentuk ekspresi yang paling rumit. Karena selain memberi kesan lewat pakaian dan gerakan, seniman yang memerankan Chan juga harus menguasai perpaduan warna dalam tata rias wajah agar bisa menunjukkan keganasan, kemisteriusan dan kekuatan tokoh tersebut. 

Tokoh Chan selalu menggunakan gerakan silat untuk mengalahkan lawan. Ia jarang berbicara, tetapi lebih sering mengeluarkan suara seperti auman. Oleh karena itu, untuk dapat memerankan Chan dengan baik, para seniman harus menjalani pelatihan yang sistematis selama bertahun-tahun. Lam Thanh Hung dari Kelompok Seni Khmer Kota Can Tho, berbagi pengalamannya:

Saat memulai karir, saya diajari oleh para senior bagaimana cara memerankan Chan, mulai dari cara menari, hingga cara merias wajah agar terlihat garang dan jahat. Awalnya memang sulit sekali untuk belajar karena belum terbiasa. Ketika belajar menyanyi atau berbicara sesuai dengan gaya tokoh Chan, saya sering mengalami sakit tenggorokan dan tenggorokan terasa kering. Namun setelah berlatih secara bertahap, saya mulai terbiasa dan terus melakukannya sampai sekarang.

Citra Peran Chan dalam Seni Panggung Du Ke - ảnh 3Para seniman yang memerankan Chan harus mengalami proses pelatihan yang sistematis dan teliti. Foto: VOV

Tokoh Chan di seni panggung Du ke bukan sekadar sosok magis atau fiksi, tetapi mencerminkan keburukan dan kejahatan yang ada di sekitar kehidupan kita. Magister Danh Men menambahkan:

Dalam seni panggung Du ke, citra Chan tidak hanya menjadi simbol kejahatan, tetapi juga mencerminkan fenomena negatif dalam masyarakat seperti: ketamakan dan kekerasan.

Gambar Chan dalam seni panggung Du ke masyarakat etnis Khmer di daerah Nam Bo telah menyampaikan filosofi hidup yang luhur yaitu meskipun kebaikan dan kejahatan selalu hadir, berdampingan, pada akhirnya kebaikanlah yang akan mengalahkan kejahatan. Hal ini juga merupakan pelajaran humanis mendalam yang disampaikan oleh para seniman rakyat Khmer.

Komentar

Yang lain