AS Akhiri Kampanye Evakuasi dan Penarikan Pasukan Tempur dari Afghanistan

(VOVWORLD) - Serdadu-serdadu terakhir  Amerika Serika (AS) pada 30 Agustus meninggalkan Afghanistan dari Bandara Internasional Hamid Karzai di Kota Kabul, resmi menutup kampanye evakuasi dan penarikan semua pasukan tempur AS dari Afghanistan sesuai komitmen. 
AS Akhiri Kampanye Evakuasi dan Penarikan Pasukan Tempur dari Afghanistan - ảnh 1Serdadu AS meninggalkan Afghanistan  (Foto: Aamir Qureshi/AFP/Getty)

Dalam suatu pengumuman resmi, Jenderal Kenneth MacKenzie, Panglima Komando Pusat AS memberitahukan bahwa pesawat pengangkut militer C-17 yang membawa serdadu-serdaru AS terakhir telah lepas landas dari Bandara Hamid Karzai pada 30 Agustus malam.

 

Akhiri Kampanye Evakuasi dan Penarikan Serdadu Terbesar Selama Dekade-Dekade

Menurut pengumuman, sekitar 13 jam menjelang misi penerbangan terakhir tersebut, kampanye evakuasi warga negara AS, orang asing dan warga Afghanistan telah berakhir.Total sekitar 123.000 orang AS, orang Afghanistan dan warga negara ketiga telah dikeluarkan dari Afghanistan dari bandara internasional  di Kota Kabul, menjadi kampanye evakuasi dengan jalan penerbangan terbesar yang dilaksanakan AS selama dekade-dekade terakhir. Kampanye tersebut dimulai sejak 15 Agustus setelah pasukan Taliban menuju ke dalam  Ibukota Kabul dan menyatakan hak kontrol sepenuhnya terhadap Aghanistan.

Sebelum menyelesaikan penarikan, Tentara AS terpaksa harus merusak dan menetralisasi atau meninggalkan banyak peralatan militer dan senjata. Di antaranya menetralisasi sepenuhnya 73 pesawat di Bandara Internasional Hamid Karzai, meninggalkan sekitar 70 mobil berlapis baja anti ranjau MRAP, sekitar 30 mobil tempur multifungsi Humvee dan dua sistem pertahanan udara modern C-RAM. Bersamaan itu AS juga memutuskan menghentikan kehadiran diplomatik di Kabul dan memindahkan aktivitas badan diplomatiknya ke Qatar. Duta Besar AS di Afghanistan adalah salah seorang terakhir yang meninggalkan Kabul dalam misi penerbangan pada 30 Agustus malam.

Dengan demikian, Presiden AS, Joe Biden telah merealisasi komitmen dalam kampanye pemilihan 2020 yaitu menarik semua serdadu AS dari Afghanistan pada 2021, resmi meletakkan titik akhir bagi perang yang memakan waktu 20 tahun dengan biaya sebesar triliunan USD di negara ini. Dalam perang tersebut, ada total sekitar 2.500 serdadu AS yang  tewas, yang terkini 13 serdadu yang tewas dalam serangan bom bunuh diri di Bandara Hamid Karzai pada 26 Agustus ketika kampanye evakuasi tengah berada di puncaknya.

AS Akhiri Kampanye Evakuasi dan Penarikan Pasukan Tempur dari Afghanistan - ảnh 2Pesawat AS meninggalkan bandara internasional di Kabul  (Foto: Aljazeera)

Tetapi, meskipun mendapat bantuan dari beberapa sekutu dan menderita kerugian besar dalam hal jiwa, tentara AS juga tidak bisa menyelesaikan rencana evakuasi seperti yang diinginkan. Jenderal Kenneth MacKenzie mengakui masih ada ratusan warga negara AS yang tetap tinggal di Afghanistan dan menekankan bahwa kalau kampanye evakuasi diperpanjang 10 hari lagi, maka evakuasi  semua orang AS yang ingin meninggalkan Afghanistan juga tidak bisa selesai.

 

Awal Baru yang Penuh Tantangan bagi Afghanistan

Beberapa jam setelah misi penerbangan terakhir yang membawa serdadu AS ke luar dari Afghanistan, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken mengeluarkan pernyataan yang menegaskan “Satu halaman baru dalam hubungan antara AS dengan Afghanistan telah dimulai, di antaranya diplomatik menjadi pelopor. Tugas militer sudah berakhir, satu tugas diplomatik baru sudah dimulai”. Bersamaan itu Menlu AS meminta Taliban agar menjamin komitmen mempertahankan  mobilitas bebas, menjamin hak kaum perempuan dan etnis-etnis minoritas serta mencegah Afghanistan yang menjadi pangkalan terorisme.

Pada pihaknya Taliban menyatakan telah "menciptakan sejarah", menganggap penarikan semua serdadu AS dari Afghanistan adalah satu "kemenangan bersejarah". Pada 30 Agustus malam, Taliban mengadakan banyak aktivitas menyambut "kemenangan" di Kabul dan beberapa kota lainnya.

Pada situasi tersebut, komunitas internasional terus menyatakan kecemasan mendalam, bersamaan itu mengimbau melakukan tindakan darurat untuk mencegah dan menghadapi serentetan bahaya dan tangangan yang tengah dihadapi warga negara dan negara Afghanistan. Yakni bahaya instabilitas keamanan karena kebangkitan terorisme dan ekstremisme, kemunkginan terjadinya perang yang berkepanjangan dan tersebar luas antara Taliban dan kekuatan penentang di lembah Panjshsir, sistem penyelenggaraan yang keras sesuai Syiah yang dijalankan Taliban dan sebagainya. Tetapi yang lebih mencemaskan yakni bahaya terjadinya musibah kemanusiaan yang memburuk ketika sekitar separuh populasi Afghanistan tengah memerlukan pertolongan bahan pangan secara darurat sementara aktivitas pertolongan tengah mengalami banyak  rintangan karena instabilitas keamanan serta  merajalelanya  pandemi Covid-19.  

Komentar

Yang lain