Hubungan Amerika Serikat-Tiongkok: investasi untuk masa depan.

(VOVworld) – Wakil Presiden Tiongkok Xi Jinping sedang melakukan kunjungan resmi lima hari di Amerika Serikat. Di samping tujuan mendorong kerjasama ekonomi, kunjungan tersebut juga turut memperbaiki kepercayaan, memperkuat pemahaman antara pimpinan dua negara dan meredakan perselisihan-perselisihan yang masih ada selama ini antara dua negara adi kuasa di dunia.

  Tidak hanya bersifat diplomatik biasa, untuk membalas kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang dilakukan akhir tahun yang lalu, pada hakekatnya kunjungan Wakil Presiden Xi Jinping kali ini mempunyai banyak arti. Berlangsung bertepatan dengan peringatan 40 tahun kunjungan Presiden Amerika Serikat Nixon yang dilakukan secara rahasia di Tiongkok dan mengeluarkan Komunike Shanghai, membuka dengan resmi kanal dialog, meletakkan fundasi bagi hubungan Amerika Serikat-Tiongkok berkembang kuat. 40 tahun kemudian, munculahnya Xi Jinping, tokoh yang dianggap akan menguasai pimpinan tertinggi Tiongkok di Amerika Serikat bertepatan dengan hari peringatan yang maha penting ini juga bertujuan untuk menghangatkan perasaan antara dua pihak, khususnya setelah perselisihan-perselisihan baru-baru ini. Yang pertama yalah pernyataan Amerika Serikat tentang Era Pasifik, kemudian adalah perselisihan-perselisihan yang bersangkutan dengan masalah Suriah, Iran, Republik Demokrasi Rakyat Korea dan terutama perdebatan selama ini tentang ketidakseimbangan dalam perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang bersangkutan dengan kurs mata uang Renminbi. Dan khususnya, pada latar belakang baik Tiongkok maupun Amerika Serikat pada tahun ini akan memasuki alih kekuasaan, pemilihan penting, maka kunjungan Xi Jinping di Amerika Serikat bertujuan untuk membantu dua pihak saling mencari tahu situasi nyata di negara masing-masing dan memperkuat pemahaman satu sama lain.

Hubungan Amerika Serikat-Tiongkok: investasi untuk masa depan. - ảnh 1
Wakil Presiden Tiongkok Xin Jinping memulai kunjungan di AS
(Foto : danviet.vn)


Di Amerika Serikat, Wakil  Presiden Xi Jinping telah disambut dengan khidmat dengan 19 serentetan tembakan meriam, dan protokol yang belum pernah disediakan untuk seorang Wakil Presiden yang datang di Amerika Serikat sebelumnya. Kalangan pengamat beranggapan bahwa, hal ini memanifestasikan bahwa Washington menilai tinggi kunjungan Wakil Presiden Xi Jinping dan sangat menghargai hubungan dengan Beijing. Akan tetapi, di samping jabatan-jabatan tangan yang hangat dan pernyataan-pernyataan yang menegaskan bahwa mempertahankan hubungan dengan Tiongkok adalah hal yang diperlukan Amerika Serikat dalam periode ini, para pemimpin Amerika Serikat juga tidak segan-segan mengungkapkan sangkutan-sangkutan antara dua negara selama ini. Ketika berpidato secara terbuka pada pertemuan dengan Xi Jinping, Presiden Barack Obama memperingatkan akan kebangkitan kuat dari Tiongkok selama dua dasawarsa ini harus diiringi dengan tindakan yang “bertanggungjawab”. Beijing supaya mempertahankan arus perdagangan yang seimbang, tidak hanya antara Amerika Serikat dan Tiongkok saja, melainkan juga antara Tiongkok dengan dengan semua negara di dunia. Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga menekankan bahwa, kerjasama Amerika Serikat-Tiongkok hanya benar-benar mendatangkan kepentingan bilateral kalau kedua pihak bersaing secara adil.

Hubungan ini menjadi perhatian primer Washington karena ini adalah sebagian dari masalah politik internal yang semakin besar dari Amerika Serikat. Para calon Presiden dari Partai Republik sampai sekarang tetap menuduh Presiden Barack Obama yang tidak mempunyai cukup ketegasan terhadap masalah kurs uang Tiongkok. Washington telah berkali-kali mendesak Beijing harus bertindak lebih banyak lagi untuk mengurangi defisit perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang sekarang telah mencapai 295 miliar USD. Menurut Amerika Serikat, Tiongkok sekarang menetapkan nilai uang Renminbi terlalu rendah terhadap uang USD dan melaksanakan banyak kebijakan lain yang memojokkan badan-badan usaha Amerika Serikat pada posisi yang tidak menguntungkan. Para pemimpin Amerika Serikat juga menunjukkan kekecewaannya karena Tiongkok memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang masalah Suriah, tidak menyambut seruan Washington untuk menerapkan embargo terhadap Iran…

Pada pihaknya, Wakil Presiden Tiongkok Xi Jinping juga menyampaikan kekhawatiran tentang arah-arah Amerika Serikat belakangan ini. Presiden Barack Obama pada bulan yang lalu mengumumkan strategi militer baru dengan isi utama yalah memperkuat keberadaan militer di Asia-Pasifik, pada latar belakang kawasan ini sedang terjadi sengketa-sengketa. Beijing menyangsikan kebijakan Washington untuk kembali ke Asia maupun rencana-rencana perluasan kerjasama militer Amerika Serikat dengan Filipina serta Australia. Dalam pidatonya baru-baru ini, Deputi Menteri Luar Negeri Cui Tiankai memperingatkan satu kekurangan kepercayaan antara dua negara, sekaligus menyerukan kepada kedua pihak supaya secara serius menegaskan kekurangan kepercayaan ini.


Hubungan Amerika Serikat-Tiongkok: investasi untuk masa depan. - ảnh 2
Wakil Presiden Xin Jinping dan Presiden Barack Obama (kanan)
(Foto : Xinhua)

Pada saat Wakil Presiden Xi Jinping sedang melakukan kunjungan di Amerika Serikat, koran “Huanqiu Shibao” dari Partai Komunis Tiongkok, dalam editorial-nya, beranggapan bahwa, Beijing sebaiknya menempatkan kepentingannya di atas segala-galanya. Amerika Serikat dan Eropa merupakan para mitra penting dari Tiongkok, akan tetapi tidak karena itu maka harus mengorbankan kepentingannya untuk memuaskan Barat. Oleh karena itu, di samping kata-kata diplomatik yang luwes, dalam kunjungannya di Amerika Serikat kali ini, Wakil Presiden Xi Jinping terus membela pandangan Beijing dan menurut dia, Tiongkok ingin membangun hubungan kerjasama dengan Washington secara saling menghormati dan saling menguntungkan. Tujuan utama kunjungan kali ini ialah melaksanakan perjanjian penting yang telah ditandatangani oleh dua negara dalam kunjungan Presiden Tiongkok Hu Jintao sebelumnya, sekaligus turut memperkuat hubungan Tiongkok-Amerika Serikat.

Kalangan analis menilai bahwa, sulit untuk mencapai terobosan dalam menangani perselisihan-perselisihan antara dua negara segera setelah kunjungan Wakil Presiden Xi Jinping. Ini merupakan kunjungan yang hanya bersifat “mencari tahu” dan “berkenalan”, oleh karena itu sulit menunggu satu pernyataan atau hasil penting manapun, tetapi hasil ini harus berdasarkan pada usaha kedua pihak pada beberapa tahun mendatang. Akan tetapi, opini umum bisa mengharapkan supaya kunjungan Wakil Presiden Xi Jinping ini akan menjadi batu bata pertama, meletakkan fundasi bagi kerjasama Amerika Serikat-Tiongkok pada masa depan./.

                                                  

Komentar

Yang lain