Hubungan Tiongkok - India: masih ada rintangan-rintangan

(VOVworld) – Pada Rabu (17 September), Presiden Tiongkok, Xi Jin-ping memulai kunjungan resmi yang pertama ke India sejak dilantik. Kunjungan ini merupakan kesempatan bagi dua negara tetangga untuk mendorong kerjsama ekonomi, tapi belum bisa mempersempit semua perselisihan yang masih ada  dalam hubungan bilateral. 

Hubungan Tiongkok - India: masih ada rintangan-rintangan - ảnh 1
Presiden Tiongkok, Xi Jinping.
(Foto:news.zing.vn)

Persinggahan pertama dari Presiden Tiongkok, Xi Jin-ping dalam kunjungan ke India bukan New Delhi, ibu kota India, melainkan negara bagian Gujarat, kampung halaman Perdana Menteri India, Narendra Modi. Perdana Menteri India menyambut Presiden Tiongkok, Xi Jin-ping di sini sebelum berlangsung pembicaraan dan semua agenda resmi di ibu kota New Delhi untuk dua hari berikutnya.

Ekonomi merupakan titik berat utama kunjungan  Presiden Tiongkok, Xi Jin-ping  di India

Menurut Koran “The Hindu”, dalam kunjungan  yang dilakukan Presiden Tiongkok, Xi Jin-ping di India, dua fihak berencana akan menandatangani kira-kira 20 permufakatran dan naskah MoU, diantaranya ada permufakatan yang bersangkutan dengan pengembangan infrastruktur, membentuk kota-kota industri dan kerjasama kebudayaan. Disamping itu, masalah ketidak-seimbangan perdagangan dan investasi Tiongkok pada infrastruktur  India juga akan dibahas.

Konsul Jenderal Tiongkok di kota Mumbai, Liu Youfa memberitahukan bahwa dalam kunjungan Presiden Tiongkok, Xi Jin-ping di India kali ini, Tiongkok berkomitmen akan melakukan investasi sebanyak 100 miliar dolar Amerika Serikat di India, berlipat tiga kali terbanding dengan jumlah modal investasi yang dijanjikan Jepang sehubungan dengan kunjungan yang dilakukan Perdana Menteri India, Narendra Modi di Jepang akhir-akhir ini. Semua pos investasi Tiongkok akan  digunakan untuk membentuk zona-zona industri, memodernisasi jalan kereta api, jalan toll, pelabuhan, penyaluran listrik, pengolahan bahan makanan dan industri tekstil.Tiongkok juga sedang dengan aktif meninjau untuk melakukan investasi pada rencana ambisius India dalam membangun jalan-jalan kereta api expres.

Untuk menggelarkan penandatanganan isi-isi kerjasama ekonomi ini, yang mendampingi Xi Jin-ping, selain kalangan pejabat, juga ada  satu delegasi yang beranggotakan lebih dari 100 pemimpin badan-badan usaha, diantaranya ada  banyak perusahaan besar seperti China Harbour, China Railway Construction Group dan banyak bank besar.

Ketika diinterviu oleh kalangan pers menjelang kunjungan Presiden Tiongkok, Perdana Menteri India, Marendra Modi memberitahukan bahwa ini merupakan kunjungan yang punya arti penting terhadap hubungan dua negara India-Tiongkok. Menurut hemat Perdana Menteri  Marendra Modi, jumlah penduduk dua negara India-Tiongkok menduduki kira-kira 35% jumlah penduduk di dunia, jika dua negara tetangga bekerjasama mengembangkan ekonomi, maka tidak hanya akan meningkatkan taraf kehidupan  rakyat dua negeri, melainkan juga punya arti penting bagi negara-negara sekitarnya.

Kenyataan menunjukkan bahwa hubungan ekonomi antara dua negara yang jumlah penduduknya paling banyak di dunia belum benar-benar bersemarak selama beberapa tahun ini. Menurut data-data statistik,  pada tahun lalu, pos bantuan Tiongkok di luar negeri melampaui 90 miliar dolar Amerika Serikat, tapi investasi negara ini di India benar-benar  tidak seberapa sebanyak 400 juta dolar Amerika Serikat, meskipun India adalah satu pasar besar. Oleh karena itu, perihal Tiongkok melakukan investasi yang kuat di India akan memperbaiki secara berarti kehadiran Tiongkok  di negara tetangga ini.

Selain tujuan ekonomi, kalangan pengamat juga mengatakan bahwa kunjungan Presiden Tiongkok, Xi Jin-ping di India kali ini juga bertujuan berkenalan dengan badan pimpinan  baru India, membatasi New Delhi berkonektivitas dengan Washington dan Tokyo  untuk mengekang  Tiongkok.

 
Sengketa garis perbatasan adalah rintangan yang tidak kecil  dalam hubungan bilateral.

Bertentangan dengan perkembangan yang cerah dalam kerjasama ekonomi, secara umum,  hubungan bilateral antara Tiongkok dan India tidak sama sekali baik ketika masih ada beberapa  perselisihan. 
Sehari menjelang kunjungan Presiden Xi Jin-ping di India, Pemerintah India  menyatakan akan membela secara ketat garis perbatasan yang panjannya 3500 Km dengan Tiongkok. Pernyataan tersebut diajukan setelah Pemerintah India menuduh uduh bahwa selama 8 bulan ini, Tiongkok telah lebih dari 300 kali melanggar garis perbatasan India. Jurubicara Kementerian Luar Negeri India, Syed Akbaruddin menegaskan bahwa masalah penting ini akan diajukan oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi dalam perbahasan dengan Presiden Tiongkok, Xi Jin-ping. 


Pada kenyataan-nya, hubungan India-Tiongkok sudah sejak lama masih ada kesangsian setelah sengketa wilayah di Himalaya, tempat dimana terjadi perang perbatasan pada tahun 1962. India menuduh Tiongkok memperkuat perembesan ilegal ke daerah perbatasan-nya. Tiongkok selalu menolak dan mengajukan klaim kedaulatan terhadap sebagian wilayah India di daerah perbatasan.

Selain sengketa wilayah, hubungan antara dua negara juga menjumpai  problematik ketika pada tahun-tahun ini, Beijing memperkuat pembangunan pelabuhan, jembatan, pangkalan di seluruh kawasan Asia Selatan, misalnya Pakistan dan Sri  Lanka, membangkitkan kecemasan akan upaya Tiongkok memblokade India. 

Tidak bisa diingkari bahwa kunjungan yang dilakukan Presiden Tiongkok, Xi Jin-ping di India kali ini akan menciptakan kesempatan besar dalam kerjasama ekonomi antara dua negara yang jumlah penduduk-nya paling besar di dunia. Akan tetapi, hubungan ekonomi yang berkembang kuat belum sama sekali  bisa berubah menjadi hubungan bilateral  baik di semua bidang ./.



Komentar

Yang lain