Kecenderungan upaya mediasi dan normalisasi hubungan di Timur Tengah

(VOVWORLD) - Selama hari-hari belakangan ini, kecenderungan upaya mediasi terus tersebar luas di Timur Tengah, kawasan yang dianggap penuh konflik di dunia selama beberapa dekade terakhir.
Kecenderungan  upaya  mediasi dan normalisasi hubungan di Timur Tengah - ảnh 1Parlemen Israel, 15/10, mengesahkan kesepakatan-kesepakatan normalisasi hubungan yang ditandatangani negara ini dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain (Foto: AFP / VNA) 

Serentetan indikasi positif tentang suasana damai di Timur Tengah telah tercatat selama ini, khususnya setelah Israel menandatangani kesepakatan damai dengan dua negara Arab, yaitu Uni Emirat Arab dan Bahrain, di Washington D.C (Amerika Serikat), 15 September lalu.

Perkembangan-Perkembangan Positif

Yang terkini ialah peristiwa Israel dan Bahrain, Kamis (22/10), menandatangani kesepakatan yang membolehkan pelaksanaan 14 misi penerbangan komersial setiap pekan antara Manama (Bahrain) dan bandara Ben Gurion (Israel). Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Gabi Ashkenazi menganggap bahwa kesepakatan ini akan mendatangkan gelombang pertumbuhan bisnis, ekonomi, dan pariwisata. Bersamaan itu, menegaskan bahwa Israel akan memperluas upaya damai dengan negara-negara lain di kawasan.

Kesepakatan penerbangan antara Israel dan Bahrain ditandatangani hanya dua hari setelah kesepakatan serupa ditandatangani Israel dan Uni Emirat Arab. Selain kesepakatan penerbangan, Isarel dan Uni Emirat Arab juga menandatangani tiga kesepakatan lainnya, di antaranya kesepakatan bebas visa untuk warga dua negara. Khususnya pada 20/10 lalu, Uni Emirat Arab telah resmi meminta untuk membuka secepat mungkin Kedutaan Besar di Kota Tel Aviv, Israel, satu langkah kuat dalam merealisasikan kesepakatan normalisasi hubungan antara dua negara.

Akan tetapi, perkembangan yang dinilai paling diperhatikan ialah sumber-sumber berita dari Pemerintah Transisi Sudan, 22/10, mengatakan bahwa Perdana Menteri Abdalla Hamdok siap menormalisasikan hubungan dengan Israel. Pada hari yang sama, sumber-sumber berita Israel memberitakan bahwa satu delegasi negara ini telah mengunjungi Sudan untuk membahas normalisasi hubungan. Segera setelah itu, banyak pakar telah menilai bahwa Sudan akan cepat menjadi negara berikutnya yang akan melanjutkan Uni Emirat Arab dan Bahrain untuk menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel.

Langkah-Langkah yang Hati-Hati

Dengan perkembangan-perkembangan positif tersebut, bisa ditegaskan bahwa satu suasana damai dan upaya mediasi tengah menyebar di kawasan Timur Tengah yang penuh instabilitas ini. Akan tetapi, dalam waktu yang sama, para pakar tetap hati-hati menganggap bahwa komunitas internasional tetap berupaya lebih keras lagi memperjuangkan perdamaian Timur Tengah, dengan berbagai alasan.

Kecenderungan  upaya  mediasi dan normalisasi hubungan di Timur Tengah - ảnh 2Menlu Uni Emirat Arab (kiri)  dan timpalannya dari Israel dalam satu pertemuan di Berlin, Jerman, 6/10 (Foto: Reuters)

Pertama-tama, kesepakatan-kesepakatan perdamaian yang sudah dicapai dan tengah didorong antara Israel dan negara-negara Arab, belum mendapat dukungan dan kesepakatan dari seluruh dunia Arab dan negara-negara lain di kawasan, di antaranya yang paling menonjol ialah kegigihan Palestina, satu pihak lain dalam proses perdamaian Timur Tengah, serta Iran dan Turki, dua negara yang punya banyak pengaruh di kawasan.

Di samping itu, ketegangan-ketegangan dalam hubungan antara AS dan Iran terjadi di sekitar masalah nuklir, instabilitas di wilayah-wilayah seperti Palestina, Libanon, Irak, Libia juga selalu bisa mengakibatkan dampak-dampak yang tidak produktif bagi penegakkan suasana damai di kawasan.

Selain itu, perlu mengaitkan dampak-dampak berat pandemi Covid-19 di kawasan serta di dunia yang tengah mengganggu dan menurunkan perhatian serta sumber daya internasional untuk kawasan Timur Tengah, sehingga sulit menciptakan motivasi kuat untuk mendorong satu perdamaian sepenuhnya di kawasan ini.

Komentar

Yang lain