KTT G7 dengan Topik-Topik yang Patut Diperhatikan

(VOVWORLD) - Diadakan dalam konteks situasi keamanan dan sosial-ekonomi dunia tengah mengalami gejolak-gejolak yang rumit, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 sedang berlangsung di Republik Federasi Jerman, menyerap perhatian khusus dari komunitas internasional. Di antaranya, opini umum menaruh perhatian terbesar terhadap solusi dan langkah berikutnya yang dikeluarkan para pemimpin G7 untuk menghadapi serentetan tantangan tentang keamanan, energi, diplomatik,.. yang sedang harus dihadapi dunia. 

Dibuka pada tgl 26 Juni di kastil Elmau di negara bagian Bayern, Jerman Selatan, KTT G7 ke-48 tahun 2022 dihadiri lengkap oleh tujuh pemimpin negara anggota yaitu Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat, beserta dua pemimpin tertinggi Uni Eropa yaitu Presiden Komisi Eropa dan Presiden Dewan Eropa. Selain itu, negara tuan rumah Jerman juga telah mengundang pemimpin beberapa negara menghadiri konferensi kali ini, di antaranya ada beberapa negara anggota G20. Namun hal yang paling diperhatikan opini umum tentang KTT G7 kali ini ialah isi-isi agenda “panas” yang difokuskan untuk dibahas para pemimpin G7.

KTT G7 dengan Topik-Topik yang Patut Diperhatikan - ảnh 1Para pemimpin G7 menghadiri KTT di Bavaria, Jerman, tgl 26 Juni (Foto: Reuters)

Isi-Isi Agenda yang Patut Diperhatikan

Seperti halnya dengan hampir semua perekonomian di dunia, inflasi telah mencapai taraf rekor selama beberapa dekade ini di perekonomian-perekonomian G7, sementara itu bahaya resesi juga telah dinilai pada taraf serius. Sebagai perekonomian-perekonomian andalan dalam ekonomi dunia, negara-negara G7 sedang menghadapi tekanan besar dalam masalah ini. Hal tersebut menjelaskan mengapa pada hari kerja pertama Konferensi, para pemimpin G7 telah fokus membahas situasi ekonomi dunia, titik beratnya ialah mencari cara merespon bersama terhadap masalah inflasi dan ancaman resesi. Pada konferensi tersebut, Perdana Menteri Jepang, Kishida Fumio telah secara khusus menekankan pentingnya menjamin keamanan ekonomi, menganggap bahwa G7 perlu bersama-sama melindungi perekonomian-perekonomian dari situasi naiknya harga.

Satu topik besar lain yang juga difokuskan untuk dibahas para pemimpin pada hari kerja pertama KTT G7 tahun 2022 ialah kebijakan diplomatik dan keamanan. Di antaranya, para pemimpin G7 telah membahas cara mengkoordinasikan masalah-masalah terkait kebijakan diplomatik dan keamanan. Hal ini pada pokoknya bertolak dari pemahaman yang terlah berulang kali ditegaskan para pemimpin G7 sebelumnya bahwa konflik di Ukraina telah menciptakan tantangan-tantangan serius tentang keamanan dan diplomatik terhadap tidak hanya Eropa saja, melainkan juga seluruh dunia.

Selain masalah-masalah tersebut, agenda KTT G7 ke-48 juga meliputi serangkaian masalah aktual terhadap perekonomian-perekonomian serta seluruh dunia, yang pertama-tama ialah masalah keamanan energi, ketahanan pangan, perang melawan perubahan iklim, transformasi digital. Semua agenda tersebut mencerminkan perhatian, bersamaan itu menegaskan kembali tekad G7 dalam melaksanakan peranan pelopor dan pembimbing terhadap masalah-masalah memimpin atau yang punya pengaruh global.

KTT G7 dengan Topik-Topik yang Patut Diperhatikan - ảnh 2Para pemimpin G7 dan Uni Eropa ikut serta pada temu kerja virtual dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky pada 27 Juni (Foto: Reuters)

Keluarkan Solusi-Solusi

Seperti yang diperkirakan oleh banyak analis, para pemimpin G7 dan para mitra telah menyepakati sejumlah tindakan dan solusi untuk menghadapi tantangan-tantangan bersama sekarang ini. Di antaranya, G7 telah sepakat dengan lima negara mitra yang terdiri dari Argentina, India, Indonesia, Senegal, dan Afrika Selatan tentang prinsip-prinsip bersama untuk memperkuat ketertiban internasional.

Satu pernyataan G7 yang diumumkan pada tgl 27 Juni menunjukkan bahwa negara-negara G7 beserta lima negara mitra bertekad “membangun kemampuan pemulihan” dan menuju ke solusi-solusi yang setara, inklusif, dan berkelanjutan terhadap tantangan-tantangan global. G7 berkomitmen bekerja sama dengan para mitra di tingkat internasional untuk menuju ke perdamaian dan kemakmuran dan akan berupaya mencapai kemajuan, menuju ke satu dunia yang setara. Kedua pihak juga berkomitmen memecahkan secara damai konflik-konflik dan menentang “ancaman atau penggunaan kekerasan” dengan semua bentuk yang tidak sesuai dengan hukum internasional. Di samping itu, G7 juga sepakat bersama-sama memperhebat perang melawan krisis iklim, bersamaan itu menjamin masalah keamanan energi. Pernyataan para pemimpin G7 menekankan target menyingkirkan batu bara secara bertahap dan membangun sumber-sumber energi bersih dan terbarukan “ secara berkeadilan sosial”.

Sebelumnya, para pemimpin G7 juga telah mengesahkan rencara kerja sama ambisius dengan nama “Perjanjian Kemitraan tentang Infrastruktur dan Investasi Global” senilai 600 miliar USD dalam periode dari sekarang hingga tahun 2027. Target rencana ini ialah untuk menyaingi dan membandingi kebangkitan kuat Tiongkok.

Akan tetapi dalam konteks situasi keamanan, sosial, ekonomi, dan diplomatik dunia sedang mengalami banyak gejolak dan kekisruhan yang rumit seperti saat ini, rencana dan solusi G7 dianggap menghadapi tidak sedikit risiko dan tantangan. Efektivitas dan kesuksesan tindakan dan solusi tersebut di masa depan bergantung pada banyak faktor, pertama-tama ialah tekad dan upaya kerja sama dari semua pihak terkait.

Dalam konteksi itu, banyak pakar dan analis internasional memiliki pandangan yang sama bahwa G7 sebaiknya lebih fokus pada target yang dikedepankan Ketua Bergilir G7 yaitu Jerman pada awal tahun ini ialah “Maju demi Satu Dunia yang Adil”. Dalam target itu, Jerman ingin “memperkokoh peranan G7 selaku jembatan penghubung dan mediator untuk perdamaian dan keamanan” dunia.

Komentar

Yang lain