Mendorong kerjasama internasional demi perdamaian dan kestabilan di Laut Timur

(VOVWORLD) - Perlu membangun solusi-solusi yang komprehensif, berjangka-panjang dan berkesinambungan, mengatasi problematik, sengketa, membina kepercayaan dan kerjasama untuk membawa Laut Timur-satu kawasan laut strategis menjadi satu kawasan laut yang damai, stabil dan berkembang. Demikian pandangan yang dikeluarkan pada lokakarya ilmu pengetahuan internasional ke-9 tentang Laut Timur dengan tema: “Laut timur: Kerjasama demi keamanan dan perkembangan regional” yang baru saja berakhir pada tanggal 29 November di Kota Ho Chi Minh.
Mendorong kerjasama internasional demi perdamaian dan kestabilan di Laut Timur - ảnh 1Panorama lokakarya tersebut (Foto: VOV) 

Terus-terang, obyektif, ilmiah dan  reseptif merupakan pedoman yang menjelujuri rangkaian lokakarya selama 9 tahun ini  yang diadakan untuk pertama kalinya  pada tahun 2009. Pada lokakarya tahun ini, para hadirin telah melakukan perbahasan secara aktif untuk bersama-sama mengusahakan solusi dalam mengatasi problematik, sengketa, membina kepercayaan dan kerjasama untuk menjaga Laut Timur, satu kawasan laut dari kesempatan perkembangan dan kemakmuran bagi negara-negara di kawasan.

Di Laut Timur  ada banyak bahaya  potensial di Laut Timur

Mayoritas pendapat yang disampaikan di depan lokakarya ini menyatakan bahwa pada tahun 2017, situasi Laut Timur pada pokoknya tidak mengalami banyak instabilitas yang serius. Yang patut diperhatikan, sejak vonis Mahkamah Arbitrase (PCA) tentang gugatan Filipina terhadap Tiongkok, situasi Laut Timur telah mengalami banyak perubahan positif. Indikasi yang paling menggembirakan ialah kasus benturan serius yang terjadi di laut pada tahun ini telah berkurang terbanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

Akan tetapi, perbedaan-perbedaan tentang pendirian dan pemahaman dari negara-negara mengenai sejarah dan penaatan hukum internasional tetap merupakan satu rintangan besar dan merupakan bahaya  potensial yang mengancam perdamaian, keamanan, keselamatan dan kestabilan di Laut Timur. Bersamaan itu ialah munculnya dan  berkembangnya tantangan-tantangan non-tradisional di kawasan. Kawasan Asia-Pasifik mengalami pertumbuhan  anggaran belanja pertahanan yang paling cepat di dunia, mencapai 450 miliar USD pada tahun 2016, meningkat 4,6% terbanding dengan tahun 2015. Menurut penilaian Le Cong Phung, mantan Deputi Menteri Luar Negeri Vietnam, ini merupakan hal yang sangat mencemaskan.  Dia mengatakan: “Penguatan kemampuan pertahanan dari semua pihak, penguatan kerjasama dengan para mitra satu sama lain, di satu segi membantu kekuatan negara-negara dalam membela kepentingannya, tapi di segi yang lain, juga tidak menyingkirkan kemungkinan memanaskan persaingan strategis pada umumnya, persaingan ekonomi dan khususnya ialah persaingan militer”.

Tidak henti-hentinya memperkokoh kepercayaan strategis

Tentang bagaimana Laut Timur tidak terperangkap ke dalam pusaran yang tak tertib dan bentrokan sehingga mengancam “sistim ekologi keamanan” di seluruh kawasan, para hadirin dengan khusus menekankan harus ada solusi-solusi yang komprehensif, berjangka-panjang dan berkesinambungan serta mendorong kerjasama internasional.

Ketika mengungkapkan pemecahan semua bentrokan untuk menjaga perdamaian dan kestabilan di Laut Timur, Profesor, Doktor Pham Quang Minh, Rektor Institut Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora dari Universitas Nasional Hanoi menyatakan bahwa  tercapainya permufakatan kerangka tentang COC antara ASEAN dan Tiongkok baru-baru ini menandai salah kemajuan yang signifikan untuk mengurangi keterangan di jalur jalan maritim strategis ini. Akan tetapi, untuk menjamin agar COC menjadi satu instrumen hukum yang efektif dan substantif, memerlukan lagi waktu dan proses ini sebagian besar bergantung pada tekad politik dari semua pihak yang bersangkutan.

Setuju dengan Profesor, Doktor Pham Quang Minh, Profesor Carlyle A.Thayer dari Universitas New South Wales, Akademi Pertahanan Australia, salah seorang pasar yang terkenal di bidang penelitian tentang Laut Timur, menyatakan bahwa semua pihak perlu tidak henti-hentinya memperkokoh kepercayaan strategis, dari situ membina pemahaman bersama dalam menjaga perdamaian, keamanan dan kestabilan di Laut Timur. “Saya berharap agar kita akan berhasil mengusahakan solusi-solusi yang bersifat hukum, ASEAN dan Tiongkok perlu melakukan perundingan tentang prinsip perilaku bersama. Ini merupakan satu perjalanan bagi masa depan yang berjangka-panjang, oleh karena itu, ASEAN dan Tiongkok harus melakukan dialog tentang prinsip perilaku, bahkan harus menggunakan prinsip di atas dasar menetapkan kawasan geografi nasional”.

Mendorong kerjasama internasional demi perdamaian dan kestabilan di Laut Timur - ảnh 2 Profesor Carlyle A.Thayer dari Universitas New South Wales, Akademi Pertahanan Australia (Foto: VOV)

Sebagai satu anggota yang aktif dan bertanggung-jawab dari ASEAN, khususnya sebuah negara yang mempunyai kepentingan yang bersangkutan langsung dengan Laut Timur, selama ini, Vietnam selalu konsisten dengan garis politik hubungan luar negeri yang teraneka-arahkan dan teraneka-ragamkan, melakukan kerjasama sambil berjuang, mengusahakan lebih banyak lagi dukungan dari komunitas internasional untuk memecahkan masalah bentrokan dengan jalan damai dan menghormati hukum internasional. Hal ini sekali lagi dimanifestasikan melalui sumbangan-sumbangan pendapat dan referat di lokakarya ini. Semuanya mengarah ke target mengatasi problematik, sengketa di Laut Timur, bekerjasama untuk berkembang bersama.  

Komentar

Yang lain