PBB dengan Misi-Misi Prioritas Primer pada Tahun 2023

(VOVWORLD) - Pada Senin (6 Februari), di New York, Amerika Serikat, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB) Angkatan ke-77 telah mengadakan sidang pleno tentang tugas-tugas titik berat tahun 2023. Dalam konteks dunia sedang mengalami tantangan-tantangan yang belum pernah ada, pada sidang tersebut, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menekankan aksi prioritas dari organisasi multilateral yang terbesar di planet pada tahun ini, mengimbau semua negara supaya menempatkan perdamaian sebagai titik berat, menuju ke pembangunan satu dunia yang lebih berkelanjutan.

Dunia Telah Terlalu Banyak Berubah

Dunia telah terlalu banyak berubah pada tahun 2022. Perekonomian global telah terdampak parah karena akibat Pandemi Covid-19 yang lama dan lebih serius karena serentetan konflik di banyak tempat di dunia. Pada tahun ini, potensi-potensi konflik di semua kawasan di dunia masih kian kompleks.

PBB dengan Misi-Misi Prioritas Primer pada Tahun 2023 - ảnh 1Panorama sidang MU PBB pada 6 Februari 2023 (Foto: VNA di AS)

Konflik Rusia-Ukraina telah memasuki tahun ke-2 dengan perkembangan-perkembangan yang rumit dan peluang untuk mencapai solusi damai bagi konflik ini dianggap kian jauh. Di Palestina dan Israel, solusi “dua negara” juga sedang mengalami jalan buntu. Di Afghanistan, serangan-serangan teror yang berlumuran darah tetap terjadi secara permanen. Sementara itu, perang melawan kelaparan, kemiskinan, krisis iklim, kekerasan, dan ketidaksetaraan tentang pengembangan ekonomi berlangsung di banyak kawasan.

Di Asia, “tempat-tempat panas” tetap belum pernah berhenti, bahkan lebih memanas ketika preseden-preseden baru telah diciptakan dalam aktivitas-aktivitas militer yang berlangsung di sekitar Selat Taiwan (Tiongkok) atau program nuklir dan pengujucobaan rudal jarak jauh yang dilakukan Republik Demokratik Rakyat Korea. Ketegangan Amerika Serikat-Tiongkok juga tidak menurun ketika hubungan bilateral menghadapi serentetan perkembangan yang tegang baru.

Semua tantangan ini sedang memberikan kepada PBB – organisasi multilateral yang terbesar di planet – tugas-tugas berat dalam mengibarkan bendera perdamaian, sesuai dengan Piagam PBB dan hukum internasional, memitigasi konflik, menjamin satu kehidupan yang lebih baik bagi semua warga.

PBB dengan Misi-Misi Prioritas Primer pada Tahun 2023 - ảnh 2Wakil Tetap Vietnam untuk PBB, Dubes Dang Hoang Giang berbicara pada sidang tersebut (Foto: VOV Washington)

Menempatkan Perdamaian sebagai Titik Berat dalam Semua Kata dan Tindakan

Menurut Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, ini saatnya dunia bangun dan bersama-sama bertindak. Sudah sampai saatnya semua negara harus berkomitmen kembali untuk mematuhi Piagam PBB, mengutamakan hak asasi manusia dan harkat manusia, bersamaan itu menganggap pencegahan sebagai titik berat dalam semua kata dan tindakan.

Ia menekankan kembali isi dalam pesan awal tahun baru 2023. Yaitu pada tahun 2023, dunia lebih memerlukan perdamaian daripada yang sudah-sudah. Saling berdamai melalui dialog untuk menghentikan konflik. Berdamai dengan alam dan iklim untuk membangun satu dunia yang lebih berkelanjutan. Perdamaian juga diperlukan dalam semua keluarga agar kaum perempuan dan anak-anak perempuan dapat hidup dalam harkat dan keselamatan, serta perdamaian di semua jalan. Selain itu, perdamaian juga diperlukan di dunia maya alih-alih informasi-informasi yang salah dan teori konspirasi, agar semua masyarakat dapat menggunakan internet secara aman.

Terhadap sistem keuangan global, Guterres mengimbau semua negara supaya mengeluarkan komitmen baru untuk memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak dan suara negara-negara sedang berkembang. Memangkas emisi gas rumah kaca dan mencapai target keseimbangan tentang lingkungan pada dekade ini juga menjadi titik berat prioritas pada tahun ini.

Tahun 2023 menandai masa 78 tahun pengabdian perdamaian dunia yang membanggakan dari organisasi multilateral yang terbesar di planet, tetapi juga adalah tahun di mana PBB mengalami banyak kesulitan dan tantangan. Pemimpin PBB mengimbau: Terlalu banyak pelajaran selama ini juga justru merupakan peluang bagi komunitas internasional pada umumnya dan PBB pada khususnya untuk mendorong pembangunan satu dunia yang lebih setara, satu masyarakat di mana masalah-masalah besar seperti pendidikan, lapangan kerja, pembangunan yang berkelanjutan, dan penjaminan jaring pengaman sosial berdasarkan pada prinsip "hak-hak yang setara" dan "peluang untuk semua"./.

Komentar

Yang lain