Situasi balik posisi di gelanggang politik Italia

(VOVworld) - Pengubahan pandangan yang mendadak oleh Mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi pada detik terakhir telah membantu Pemerintah Aliansi kanan-kiri pimpinan Perdana Menteri Italia, Enrico Letta mengatasi pemungutan suara kepercayaan pada Rabu (2 Oktober) di Majelis Tinggi dan Majelis Rendah. Bukan demikian saja, ia juga membantu Italia bisa menghindari satu krisis pemerintah yang serius dan ada kemungkinan harus menyelenggarakan pemilihan umum lebih dini. Meskipun telah lepas dari bahaya harus membubarkan Pemerintah, akan tetapi Perdana Menteri Enrico Letta sedang harus menghadapi serentetan tantangan tentang ekonomi yang perlu ditangani. 

Situasi balik posisi di gelanggang politik Italia - ảnh 1
Perdana Menteri Italia Enrico Letta .
(Foto: www.viet.rfi.fr

 Hari yang bersejarah bagi Perdana Menteri Enrico Letta
Sehari sebelum melakukan pemungutan suara di Majelis Rendah, Italia dinilai sedang menghadapi bahaya krisis politik setelah Partai Liberal Rakyat (PDL) tengah kanan pimpinan Perdana Menteri Silvio Berlusconi menarik semua kelima Menteri dalam Partainya dari Pemerintah Aliansi dengan Partai Demokrat (PD) tengah kiri pimpinan Perdana Menteri Letta. Akan tetapi, pidato yang isinya berkomitmen memangkas pajak, melaksanakan semua reformasi ekonomi dan hukum di Majelis Tinggi  yang diajukan Perdana Menteri Enrico Letta sebelum melakukan pemungutan suara telah membuat sikap Mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi membalikkan sikapnya berupa 180 derajat.

Dari situasi menentang Pemerintah infungsi, faksi pimpinan Silvio Berlusconi balik memutuskan memberikan dukungan. Situasi mendadak ini  membuat kalangan politikus di Italia bernafas ringan. Memang begitu, ketika berbicara kepada kalangan pers setelah mencapai kemenangan di Majelis Tinggi, Perdana Menteri Enrico Letta menyatakan bahwa ini merupakan satu hari yang bersejarah dan situasi-nya telah menjadi lebih cerah supaya Italia untuk mengarah jauh ke depan. Sebelumnya, Perdana Menteri Enrico Letta menegaskan bahwa kestabilan politik Italia merupakan hal penting bersifat vital  supaya negara ini bisa terus melaksanakan semua reformasi ekonomi guna mengatasi resesi ekonomi yang dianggap memakan paling banyak waktu selama 20 tahun ini.

Tugas sulit  di depan mata

Setelah mengatasi pemungutan suara kepercayaan di dua lembaga Parlemen, masalah pertama dan satu-satunya yang mendapat perhatian Perdana Menteri Enrico Letta yalah ekonomi. Hal itu juga cukup memperlihatkan bahwa pemulihan ekonomi selalu menjadi prioritas papan atas  terhadap pemimpin negara yang bentuknya seperti  sepatu  ini.

 Perdana Menteri Enrico Letta menunjukkan akan mendorong ekonomi Italia untuk mencapai pertumbuhan 1 persen pada tahun 2014 dan lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya. Selain itu, dia juga berkomitmen akan menghargai ketentuan-ketentuan akan tahun fiskal, menurut-nya mempertahankan defisit anggaran keuangan 3 persen GDP, tarap batas yang ditetapkan oleh Uni Eropa untuk negara-negara anggota-nya. Target ini punya dasar ketika menurut laporan yang diajukan Badan Statistik Nasional Italia (ISTAT), pada awal Agustus lalu telah muncul indikasi yang agak positif yang memperlihatkan bahwa laju resesi di negara ini sedang berangsur-angsur melambat. Beberapa pakar menilai bahwa pada triwulan ke-4 tahun 2013, perekonomian Italia bisa mulai pulih. Akan tetapi, Pemerintah pimpinan Enrico Letta tidak mudah mencapai semua target tersebut, terutama pada latar belakang perekonomian Italia sedang menghadapi  banyak kesulitan. GDP pada triwulan ke-2 tahun 2013 turun 0,3 persen terbanding dengan triwulan sebelumnya dan merupakan triwulan yang mencapai pertumbuhan minus ke-8 yang berturut-turut.

Italia juga merupakan salah satu diantara negara yang mempunyai tarap utang publik yang paling tinggi di Eropa. Semua prakiraan terbaru memperlihatkan bahwa utang publik dari Italia pada tahun ini bisa melampaui  angka Euro 2 triliun, menduduki 132,9 persen GDP, jauh lebih tinggi terbanding dengan tarap 127 persen GDP tahun 2012. Perekonomian berkembang terlalu lambat mengakibatkan situasi peningkatan pengangguran. Data yang diajukan Badan Statistik Nasional Italia (ISTAT) memberitahukan bahwa pada Agustus 2013, prosentasi pengangguran umum sedang pada tarap tinggi 12,2 persen terbanding dengan 12,1 persen pada Juli tahun 2013.

Itu belum bicara total Aliansi kiri-kanan yang amat tipis dan kurang berkesinambungan sehingga mendatangkan keputusan melakukan pemungutan suara di Majelis Rendah pada Rabu (2 Oktober) merupakan misal yang tipikel. Sebagai negara yang besar-nya No.3 di Eurozone, semua gejolak di Italia bisa berpengaruh tidak kecil terhadap seluruh kawasan. Perihal Aliansi kiri-kanan pimpinan Perdana Menteri Enrico Letta mengatasi pemungutan suara kepercayaan di Majelis Rendah merupakan kesempatan bagi Aliansi ini untuk terus berupaya memulihkan ekonomi setelah dua tahun mengalami resesi yang penuh dengan kesulitan./.

Komentar

Yang lain