Suasana panas meliputi kampanye pemilu di negeri kepulauan berembun

(VOVworld) – Pada Kamis (7 Mei), Inggris akan memasuki  pemilihan umum (pemilu)  yang paling penting dalam 5 tahun belakangan ini. Dengan pemilu kali ini, Inggris akan memilih satu pemerintah baru dengan kebijakan-kebijakan baru  yang menetapkan jalan perkembangan untuk kira-kira sepuluh tahun berikutnya. Pada saat ini, perlombaan antara partai-partai politik sedang sangat memanas dan semakin sulit diduga ketika serentetan jajak pendapat menunjukkan bahwa  prosentasi  pendukung antara dua partai politik yang paling besar  hampir sama. 

 Suasana panas meliputi kampanye pemilu di negeri kepulauan berembun - ảnh 1
Para pemimpin 7 partai politik sedang melakukan perdebatan di TV.
(Foto:www.vietnamplus.vn)


 Seperti halnya dengan pemilu 5 tahun lalu, pola persekutuan yang berkuasa diprediksi akan terus terulang kembali berlangsung dalam pemilu kali ini. Karena sekarang, baik Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri infungsi David Cameron maupun Partai Buruh oposisi pimpinan Ed Miliband, semuanya diduga sulit bisa merebut mayoritas  suara lebih dari separo di Parlemen 650 kursi untuk bisa secara independen membentuk pemerintah.

Perlombaan dua kuda.

Pada hakekat-nya, pemilu di Inggris kali ini merupakan perlombaan dua kuda antara dua partai politik yang paling besar di gelanggang politik Inggris yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh oposisi. Dengan titik berat kampanye pemilu yalah kebijakan-kebijakan ekonomi yang prospektif, kedua partai ini sedang dengan gigih mengusahakan dukungan dari berbagai lapisan pemilih negeri ini.

Semua jajak pendapat akhir-akhir ini menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan besar dan kedua partai ini sedang saling membuntui dalam kampanye pemilu. Menurut hasil jajak pendapat akhir-akhir ini yang diajukan Organisasi Opinium, prosentasi pendukung Partai Konservatì pimpinan Perdana Menteri infungsi David Cameron merebut 36 persen, sementara itu prosentasi pendukung Partai Buruh oposisi pimpinan Ed Miliband merebut 32 persen. Namun, satu jajak pendapat lain yang dilakukan oleh Organisasi YouGov menunjukkan: Partai Buruh sedang menjadi pelopor dengan prosentase pendukung 36 persen, lebih tinggi tiga nilai terbanding dengan Partai Konservatif. Dengan situasi saling membuntuti ini, kalangan pengamat menilai bahwa Partai Konservatif dan Partai Buruh sedang berada di posisi “seimbang” dan dua Partai ini semuanya sedang berupaya sekuat tenaga untuk menciptakan terobosan dalam menyerap para pemilih. Pada saat Partai Konservatif yang berkuasa memulai kampanye pemilu secara besar-besaran, mendatangi keluarga demi keluarga pemilih untuk mengimbau dukungan, maka Partai Buruh berfokus menyerap dukungan dari lapisan tengah melalui janji-janji melakukan reformasi ekonomi. Program politik kampanye pemilu yang dilakukan oleh Partai Buruh pimpinan Ed Miliband menekankan masalah kenaikan gaji minimum, “membekukan” pajak badan usaha dan harga energi, menghentikan situasi penyalah-gunaan “kontrak tanpa waktu” untuk membela kepentingan kaum pekerja. Sementara itu, Program politik kampanye pemilu yang diajukan oleh Partai Konservatif menekankan hal yang diutamakan ialah menghapuskan defisit, menuju ke surplus anggaran keuangan. Di samping itu prioritas-prioritas lain seperti investasi besar pada jasa kesehatan nasional, Partai pimpinan Perdana Menteri infungsi David Cameron berkomitmen akan menaruh perhatian pada pembangunan tambah rumah untuk orang-orang yang membeli rumah kali pertama, pembukaan lagi sekolahan-sekolahan tanpa biaya,  bebas  pajak  pendapatan untuk para pemakan gaji minimum.


Hasil yang sulit diduga

Kesenjangan pendukung antara Partai Buruh dan Partai Konservatif sampai sekarang tidak berarti. Meskipun situasi ekonomi yang cerah dari Inggeris di atas panorama suram dari ekonomi regional pada waktu lalu menjadi “
nilai plus” yang penting bagi Perdana Menteri David Cameron dan Partai Politik-nya untuk merebut keunggulan dalam kompetisi ini, namun Pemerintah dan Partai Konservatif yang berkuasa juga mendapatkan tidak sedikit kecaman dari berbagai partai politik oposisi karena  pemulihan ekonomi tetap belum begitu banyak membantu kehidupan rakyat Inggeris. Selama lima tahun ini, untuk mencapai target menyeimbangkan anggaran keuangan, Pemerintah dari Partai Konservatif telah harus melaksanakan secara serius kebijakan memperketat ikat pinggan dengan banyak paket pemangkasan anggaran belanja kesejahtaraan sosial. Hal ini telah berpengaruh secara berarti terhadap kehidupan dari sebagian rakyat. Partai Buruh telah menguasai “nilai-nilai minus” ini untuk mengecam Partai Konservatif yang menimbulkan “krisis kualitas kehidupan” di Inggeris dan mengimbau kepada para pemilih supaya melakukan satu perubahan. Namun, program politik kampanye pemilu yang diajukan Partai Buruh Oposisi membuat sedikit orang menyangsikan kemampuan  partai ini dalam menangani krisis tanpa menginjakkan  kaki pada bekas roda kereta yang runtuh pada masa lampau  dimana pinjaman dan pengeluaran dilakukan secara semau-maunya.

Satu masalah  lain yang mendapat perhatian dari para pemilih yalah apakah Inggris keluar atau tetap tinggal di Uni Eropa. Satu bagian dari warga Inggris yang tidak kecil jumlahnya sedang semakin menunjukkan ketidakpuasan terhadap cara Komisi Eropa menyelenggarakan mereka. Banyak warga Inggris punya alasan untuk percaya bahwa posisi dan pengaruh internasional mereka tidak bisa terpengaruhi, karena pada kenyataan-nya Inggris memiliki banyak keberdayaan sendiri. Oleh karena itu, untuk bisa merebut dukungan dari kaum pemilih, Partai Konservatif  pimpinan Perdana Menteri infungsi David Cameron berkomitmen bahwa kalau terpilih kembali dalam pemilu, dia akan menyelenggarakan  jajak pendapat dalam tahun 2017 tentang apakah Inggris meninggalkan Uni Eropa atau tidak. 
Program politik kampanye pemilu yang diajukan Partai Konservatif antara lain menunjukkan bahwa kalau keluar dari Uni Eropa, Inggris akan berhak bebas untuk membentuk permufakatan dagang dengan negara-negara lain, menggunakan sumber daya Inggris demi penduduk Inggris, mengawasi garis perbatasan negara, memperbaiki ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, memulihkan cabang-cabang kejuruan unggulan. Sementara itu, Partai Buruh dengan wakil-nya Ed.Miliband sejak awal menetapkan bahwa kalau Partai Buruh memegang kembali kekuasaan, maka pertanyaan tentang masa depan Inggris dalam Uni Eropa akan tidak dikeluarkan. 


Kalangan analis beranggapan bahwa partai manapun  yang  menjadi partai paling besar setelah pemilu pada 7 Mei ini, maka semua perundingan untuk membentuk pemerintah baru juga akan berlangsung karena tidak ada partai yang bisa mencapai kemenangan mutlak untuk bisa secara independen membentuk pemerintah. Akan tetapi, pasti ada satu hal yalah akan mengalami perkembangan penting di negara kepulauan berembun ini. Sudah barang tentu, pemerintah baru harus melaksanakan komitmen dengan kaum pemilih dan  menetapkan jalan perkembangan baru Tanah Air pada waktu mendatang./.

Komentar

Yang lain