Tiga Tahun Sejak WHO Menyatakan Covid-19 Sebagai Pandemi Global: “Gelombang Mengerikan” Berangsur-Angsur Berlalu

(VOVWORLD) - Hari Sabtu (11 Maret) menandai genap 3 tahun sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, sebagai pandemi global. Setelah 3 tahun, kehidupan normal baru telah ditetapkan berkat upaya pengendalian pandemi di masing-masing negara serta secara global. Gelombang-gelombang yang mengerikan telah berlalu, namun WHO tetap mempertahankan tingkat peringatan tertinggi secara global terhadap pandemi ini, agar kerugian dan penderitaan tidak terulang lagi bagi umat manusia.
Tiga Tahun Sejak WHO Menyatakan Covid-19 Sebagai Pandemi Global: “Gelombang Mengerikan” Berangsur-Angsur Berlalu - ảnh 1Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Foto: Reuters)

Pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 mulai merebak pada Desember 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,Tiongkok bagian tengah. Sepanjang sejarah, dunia tidak pernah mencatat adanya virus yang punya laju penyebaran secepat virus SARS-CoV-2. Pada 11 Maret 2020, WHO secara resmi menyatakan wabah Covid-19 sebagai pandemi global.

Pada saat itu, virus SARS-CoV-2 berada di lebih 120 negara dan wilayah, dengan lebih dari 121.000 kasus terinfeksi, di antaranya ada lebih dari 4.300 kasus kematian. Namun hanya setahun setelah itu, jumlah kasus terinfeksi di dunia telah meningkat lebih dari 1.500 kali lipat, menjadi lebih dari 181,7 juta kasus dan jumlah kasus kematian meningkat lebih dari 630 kali lipat, menjadi lebih dari 2,6 juta kasus. Selama tiga tahun, virus SARS-CoV-2 telah menyebar ke sekitar 221 negara dan wilayah, dengan kurang lebih 642 juta kasus terinfeksi, di antaranya lebih dari 6,6 juta kasus kematian. 

Gelombang-Gelombang yang Mengerikan

Sejak hari WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemi global, dunia telah menyaksikan perkembangan penyakit tersebut menurut grafik sinusoidal karena virus SARS-CoV-2 tidak hanya menyerang dengan virus aslinya, tetapi berubah menjadi varian-varian berbahaya lainnya, seperti : Alpha, Beta, Gamma, Delta dan Omicron, dan puluhan varian lainnya di kemudian hari. Varian-varian berikutnya tampaknya mengungguli yang sebelumnya dalam hal mampu "menghindari" vaksin, seiring dengan itu adalah laju penularan yang lebih tinggi, sehingga jumlah kasus terinfeksi baru terus-menerus mencetak rekor.

Perubahan virus SARS-CoV-2 yang di luar dugaan sejak WHO mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi global telah membuat dunia menderita kerugian besar. Selain korban jiwa, Covid-19 juga menimbulkan banyak implikasi lain bagi perekonomian dunia, seperti: mengganggu rantai pasokan global, mengganggu logistik, serta situasi kekurangan energi dan kenaikan harga energi. Konkretnya, pada tahun 2020 Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan kerugian berat terhadap perekonomian dunia. Produk domestik bruto (PDB) dunia turun sebesar 5,2% pada tahun 2020 karena langkah-langkah penutupan ekonomi untuk mencegah penyebaran pandemi. Utang publik di negara-negara berpendapatan rendah meningkat sebesar 12%, mencapai rekor 860 miliar USD pada tahun 2020. Covid-19 telah meningkatkan kesenjangan miskin-kaya, yang secara serius memengaruhi pembangunan sosial-ekonomi di negara-negara berkembang. 

Upaya Global untuk Mencegah Pandemi

Dibandingkan dengan tahun pertama ketika WHO menyatakan pandemi, saat memasuki tahun kedua (mulai Maret 2021), "gelombang –gelombang yang mengerikan" varian-varian baru telah mengubah metode melawan pandemi di banyak negara. Khususnya, lahirnya banyak vaksin dan obat yang efektif telah menjadi titik balik dalam perang melawan pandemi. Seiring dengan kampanye-kampanye vaksinasi yang cepat, percepatan cakupan vaksin Covid-19 untuk masyarakat, jumlah kasus pasien parah dan kematian di dunia berbanding terbalik dengan jumlah kasus terinfeksi baru, membuktikan efesiensi vaksin Covid-19 dalam perang melawan pandemi Covid-19 tidak dapat disangkal. 

Tiga Tahun Sejak WHO Menyatakan Covid-19 Sebagai Pandemi Global: “Gelombang Mengerikan” Berangsur-Angsur Berlalu - ảnh 2Pasien antri untuk ambil sampel tes Covid-19 di Seoul, Republik Korea, 10/3/2020.(Foto: Xinhua / VNA)

Berkat upaya memperkuat kerja sama internasional dan multilateralisme dalam menghadapi pandemi, banyak mekanisme baru telah dibentuk untuk turut mendistribusikan miliaran dosis vaksin Covid-19 ke negara-negara miskin. Rencana-rencana pembentukan dana tanggap pandemi serta kesepakatan untuk menjamin sumber keuangan dan fleksibilitas untuk WHO juga mulai terbentuk secara bertahap. Semua prestasi tersebut telah memperkokoh tekad negara-negara dalam menganggap Covid-19 bukan lagi pandemi tetapi penyakit endemik, yang sama artinya menggeser ke "hidup berdampingan secara aman", mengendalikan gelombang – gelombang merebaknya wabah, sekaligus membuka kembali perekonomian dan memulihkan kehidupan normal. Tahun 2022 dikatakan sebagai tahun pemulihan kembali ekonomi global setelah pandemi  ketika total nilai ekonomi dunia melampaui angka 100 triliun USD. Dana Moneter Internasional (IMF) juga memberitahukan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2022 akan mencapai 4,9% dan perdagangan global akan kembali normal. 

Tiga tahun setelah WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemi global, Covid-19 telah membuktikan bahwa tidak mungkin mengatasi pandemi global dengan upaya suatu negara sendiri. Itu berarti membina solidaritas global juga adalah persiapan untuk memberikan setiap negara kesempatan untuk berjuang dan menghentikan pandemi. Menurut WHO, pandemi Covid-19 tidak bisa segera hilang sepenuhnya. Namun, kerja sama dan upaya yang lebih besar adalah jalan untuk mengakhiri pandemi dan "selama lamanya menutup bab sejarah yang menyedihkan dari manusia ".

Komentar

Yang lain