(VOVWORLD) - Dalam khazanah kebudayaan masyarakat etnis minoritas Ede, lagu-lagu rakyat seperti eirei, kut, khan... merupakan tali penghubung jiwa, memperpanjang aliran memori dari generasi leluhur. Di Dukuh Tu, Kecamatan Ea Tul, Provinsi Dak Lak, ada seorang perempuan yang diam-diam namun gigih melestarikan dan meneruskan kegendrungan pada lagu rakyat, yaitu seniman H Bliu Hwing.
Suara nyanyian “eirei” dari seniman H Bliu Hwing yang jernih dan mendalam menggema di daerah pegunungan dan hutan di daerah Tay Nguyen. Nyanyiannya menyentuh hati para pendengar melalui melodi tentang hubungan asmara yang setia atau kerinduan untuk membangun desa yang makmur dan indah. Seniman H Bliu Hwing berbagi cerita:
“Lagu rakyat yang dinyanyikan tidak hanya untuk menyatakan kerinduan, tetapi juga untuk mengungkapkan keindahan tentang persahabatan, cinta, kampung halaman, dan aspirasi untuk membangun desa yang semakin sejahtera dan makmur”.
Lagu rakyat “eirei” biasanya memiliki irama yang bergelora dan santai, dinyanyikan di tempat banyak orang pada berkumpul, dan dibawakan secara hidup-hidup melalui kata-kata berima (klei due) yang menciptakan ritme yang puitis sekaligus musikal. Seniman H Bliu Hwing menambahkan:
“Sejak zaman dahulu, leluhur kami telah mewariskan lagu-lagu rakyat tradisional seperti eirei, kut, warisan budaya yang khas dan sangat berharga bagi etnis kami. Kami harus menghargai dan menjaga nilai-nilai spiritual tersebut, agar keindahan yang telah diwariskan oleh para leluhur tidak hilang”.
Seniman H Bliu Hwing mengajari cucunya, H Lana, menyanyikan lagu rakyat eirei (Foto: H'Zawut Bya/VOV-Tay Nguyen) |
Sejak kecil, sifat artis telah dipenuhi secara mendalam dalam jiwa seniman H Bliu Hwing. Melalui pasang surutnya kehidupan, Ibu H Bliu Hwing menyaring dan mengimprovisasi dalam setiap nada dan lirik lagu rakyat. Dalam cara beliau merangkai rima, tercermin luapan emosi yang kuat, penuh semangat, dan sarat dengan kekuatan batin:
H’Lana Hwing, berusia 12 tahun, cucu perempuan dari seniman H’Bliu Hwing, berbagi cerita: Setiap kali neneknya mulai menyanyikan lagu “eirei”, kakeknya akan duduk di samping meniup instrumen musik tradisionak “ding nam”. Suara musik menggema ke seluruh rumah. Seluruh keluarga dia berkumpul dan fokus mendengarkannya. Momen-momen seperti itu telah memupuk kecintaan dari H’Lana terhadap lagu-lagu rakyat.
“Saya sangat suka mendengar nenek menyanyikan lagu Eirei. Ini adalah salah satu ciri budaya indah dari masyarakat E de. Nanti saya akan belajar lebih banyak agar bisa mengenal dan menjaga budaya yang indah ini. Saya juga akan mengajak teman-teman saya untuk belajar bersama.
Saudara Y-Novel Hwing, kepala Dukuh Buon Tu, Kecamatan Ea Tul, Provinsi Dak Lak, memberitahukan bahwa seniman H Bliu Hwing adalah teladan komunitas yang cemerlang dalam mengajarkan dan melestarikan keindahan lagu rakyat E de:
“Seniman perempuan H Bliu Hwing selalu dicintai oleh masyarakat karena suara nyanyian eirei-nya yang manis dan mendalam. Dia tidak hanya memiliki bakat seni, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan budaya di desa dan daerah setempat. Dia selalu menggunakan nyanyiannya untuk memberi semangat, berbagi, dan mempererat hubungan antarwarga dalam semua situasi”.
Meskipun usianya sudah lebih dari 70 tahun dengan rambut yang sudah ubanan seiring dengan waktu, tetapi dalam mata seniman H Bliu Hwing masih terpancar semangat yang mendalam terhadap kebudayaan tradisional. Dia selalu berpikir-pikir bagaimana agar lagu-lagu “eirei” tidak terlupakan, sehingga generasi di kemudian hari masih dapat mendengar, menyanyikan, dan bangga akan asal-usulnya. Setiap kali dia bernyanyi, disertai suara instrumen musik “ding nam”, dia tidak hanya bercerita, tetapi juga mengirimkan jiwa dan kenangan dari banyak generasi masyarakat E de melalui lagu-lagunya.