(VOVWORLD) - Secara teratur selama sebulan ini, Saudari Le Thi Ngoc Phuoc (37 tahun) di Kecamatan Kota Cai Khe, Distrik Ninh Kieu, Kota Can Tho (Vietnam Selatan) setiap hari memasak 100 porsi bubur, pasta, mie dan sebagainya …. untuk diberikan kepada para orang miskin, pasien dialisis serta sanak keluarganya. Dengan perilaku yang luhur ini, dia berharap sebagian dapat membantu orang-orang yang menjumpai kesulitan mengatasi pandemi, cukup kekuatan untuk menghadapi wabah.
Saudari Phuoc menyiapkan makanan sarapan (Foto: VOV) |
Saudari Le Thi Ngoc Phuoc adalah pemilik Warung nasi Ut Han yang berlokasi di Jalan Ly Hong Thanh, Kecamatan Kota Cai Khe. Dia memberitahukan bahwa sebelum pembatasan sosial di Kota Can Tho menurut Instruksi Nomor 16, keluarganya menutup warung nasi dan membuka “Pasar Nol VND” untuk memberikan bantuan puluhan ribu porsi barang esensial seperti mie, beras, telur dan lain-lain kepada warga yang menjumpai kesulitan. Setelah “Pasar Nol VND” berhenti untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan wabah, dia berpindah memasak makanan amal dengan “porsi makanan nol VND”.
Di awal perjalanan kasih sayang, dia diberi julukan “ Phuoc Hamil” oleh semua orang, karena dia sedang hamil tujuh bulan. Tetapi pada setiap pagi, dia tetap menyiapkan lebih dari 100 porsi makanan yang meliputi soun goreng dengan daging, pasta, nasi menir atau bubur daging dimasak dengan jamur shitake dan sebagainya, membantu warga miskin, pasien dialysis yang sedang hidup di motel Thanh Dat, Kecamatan Kota Tra Noc, Distrik Binh Thuy, Kota Can Tho, menambahkan kekuatan bagi mereka untuk menghadapi penyakit dan wabah. Le Thi Ngoc Phuoc memberitahukan:
“ Saya merasa sehat dan tidak susah, saya suka memasak, karena saya menyayangi pasien. Mereka adalah orang desa yang datang ke kota dan mengalami kekurangan makan serta gizi. Saya senang untuk memberikan sebagian bantuan kepada mereka”.
Dari pikiran “daun yang utuh membantu daun yang robek”, secara rutin dari jam 4-4.30 setiap pagi, saudari Phuoc bangun tidur untuk menyiapkan bahan makanan dan memasak makanan sarapan. Menu-nya diubah-ubah agar pasien tidak bosan ketika diberikan porsi makanan. Karena tidak memiliki surat izin mobilitas, dia telah berkoordinasi dengan pemilik motel Thanh Dat, agar pemilik motel akan datang untuk menerima semua porsi makanan dan diberikan kepada para pasien dan sanak keluarga-nya.
Para pasien dialysis dan sanak keluarga merasa hangat ketika menerima porsi mekanan berikan Saudari Phuoc (Foto: VOV) |
Untuk bisa memasak ratusan makanan sarapan, setiap hari saudari Phuoc harus membiayai 700.000-800.000 VND. Meskipun warungnya sudah lama ditutup untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan wabah, mengalami pengangguran, tetapi suami dia selalu mendukung dan bersedia mengeluarkan biaya untuk bersama-sama dengan istrinya melaksanakan “porsi makanan nol VND”. Tidak hanya ada keluarga, di samping dia ada juga para mitra lama dalam misi amal, selalu berada secara tepat waktu dan membantu dia di semua segi. Saudari Truong Diep Thuy, di Distrik Ninh Kieu memberitahukan:
“Saya mengenal kakak Ut Phuoc sudah sejak lama. Dia siap melahirkan anak, maka saya datang untuk memberikan sebagian bantuan, misalnya memasukkan makanan ke dalam kotak, menyebarkan lada, bawang merah dan sebagainya… Kakak Ut Phuoc hebat, saya sendiri tak bisa bersaing dengan dia. Ut Phuoc berbagi, dilakukannya membuat dia sehat dan bahagia, jiga tidak melakukannya, dia akan sangat sedih”.
Menderita penyakit, tinggal di motel untuk diobati di rumah sakit, para pasien selama berhari-hari ini hidup dengan mendapat bantuan dari saudari Phuoc dan para dermawan, mereka sangat terharu. Menurut saudari Phuoc, mata yang berkaca-kaca, bisikan terima kasih di balik masker karena terharu tidak hanya dari para pasien dialysis saja, melainkan juga warga miskin di sekitar rumah motel, pasukan milisia bela diri dan sebagainya adalah gambar yang selalu diingatnya untuk mengingatkan hatinya untuk meneruskan perjalanan pemberian kasih-sayang.
“Saya menggunakan uang sendiri, kadang-kadang ada bantuan yang diberikan dermawan. Saya tidak tahu sampai kapan melakukan pekerjaan amal ini, kalau badan lelah, saya akan berhenti, setelah melahirkan anak, saya akan membuat rencana lagi”.
Apabila masih sehat, saudari “Phuoc hamil” tetap melaksanakan kegiatan amal sampai melahirkan anak. Sampai anaknya sehat dan kuat, dia akan meneruskan pekerjaan yang memberikan kegembiraan dan bahan pangan kepada orang-orang yang menjumpai kesulitan. Pekerjaan seharri-hari saudari Phuoc yang tampaknya sederhana telah menyinarkan rasa kasih sayang dan saling bantu antarmanusia, adalah ciri budaya tradisional yang indah dari orang Vietnam di tengah pandemi.