Seniwati Rakyat Tuong Vi - Pemelihara Jiwa dengan Rasa Kasih Sayang Artistik

(VOVWORLD) - Seniwati Rakyat Tuong Vi adalah salah seorang penyanyi dengan suara yang langka dari genre musik revolusioner Vietnam. Dalam gaya menyanyinya, publik berhasil merasakan semangat dan kecintaan terhadap tanah air yang dikaitkan dengan setiap liriknya. Seniwati Rakyat Tuong Vi pun adalah orang yang memiliki hati yang toleran dan manusiawi. Dia menyediakan sebagian besar semangatnya untuk membantu orang-orang yang bernasib malang, menabur benih seni bagi banyak anak yatim piatu, anak-anak penderita cacat, dan mengalami keadaan sulit melalui wisma-wisma seni kasih sayang. Pada tanggal 11 Mei lalu, Seniwati Rakyat Tuong Vi meninggal dunia pada usia 86 tahun. Wafatnya Seniwati Rakyat Tuong Vi meninggalkan banyak penyesalan di hati rekan kerja dan penonton. 
Seniwati Rakyat Tuong Vi - Pemelihara Jiwa dengan Rasa Kasih Sayang Artistik - ảnh 1Seniwati Tuong Vi  (Foto: vov.vn)

Dengan suara soprano yang penuh warna dan teknik vokal yang sempurna, Seniwati Rakyat Tuong Vi dianggap oleh para ahli sebagai penyanyi yang langka di dunia permusikan Vietnam. Banyak lagu sukses yang dibawakannya, seperti: Gadis peraut bambu runcing, Suara sitar Ta Lu, Adinda adalah bunga Po Lang, Putri Sungai La, Burung yang membawa kabar baik, dan sebagainya. Diantaranya, "Gadis Peraut Bambu Runcing" adalah lagu yang membuat namanya terkenal selama beberapa dekade. Suaranya bergema, penuh perasaan, mengungkapkan kegembiraan dan dinilai oleh banyak orang sebagai "lebih baik dari suara kicauan burung". Penampilan Seniwati Rakyat Tuong Vi telah menjadi model klasik bagi semua generasi penyanyi Vietnam di kemudian hari.

Seniwati Rakyat Tuong Vi, lahir pada tahun 1938, di keluarga yang tidak ada seorang pun yang menekuni seni  di Kota Tam Ky, Provinsi Quang Nam. Pada tahun 1956, ketika dia mulai belajar seni suara, dia menunjukkan dirinya dengan jelas suara soprano yang langka. Dia kemudian terus menjalani pelatihan  seni suara secara sistematik di Konservatori Musik Hanoi dan belajar di Konservatori Musik Sofia, Bulgaria. Dalam masa perang perlawanan melawan Amerika, suara seniwati Tuong Vi direkam dan disiarkan berkali-kali di gelombang Radio Suara Vietnam (VOV) untuk menyemangati semangat bertempur dari para prajurit dan rakyat dalam pertempuran. Seniwati ini pun mengikuti rombongan kesenian untuk melakukan pertujkukan di banyak tempat di medan perang dan merupakan generasi seniman pertama yang bernyanyi untuk prajurit penyandang disabilitas. Nyanyian seniwati beragam dan berhasil mengekspresikan banyak genre musik, dari semi klasik, revolusioner hingga lagu rakyat. Dalam cara menyanyiannya, masyarakat bisa merasakan semangat dan kecintaannya terhadap kampung halaman dan tanah air yang dikaitkan dengan setiap lirik. Dia pernah dipilih untuk melakukan pertujukan di banyak negara di dunia, seperti: Uni Soviet (sekarang Rusia), Polandia, Chili, Kuba, dan lain-lain, memenangkan banyak penghargaan dalam dan luar negeri, seperti: Medali Emas pada Festival Suara Baik Nasional (1962), Medali Emas di festival musik internasional Sofia (1968), dan sebagainya.

Tak hanya terkenal sebagai penyanyi, Seniwati Rakyat Tuong Vi juga banyak menggubah banyak lagu dengan gaya revolusioner, seperti: Skuadron kita berangkat, Kampung halaman Kakanda adalah laut, Adinda mendengarkan suara kehidupan, dan lain-lain. Selain itu, ia juga menggubah lagu anak-anak, seperti: Kehidupan memberi anak nada-nada musik yang menggembirakan, Wahai hati, janganlah bersedih, Impian anak-anak adalah kedamaian, dan lain-lain. Dengan dedikasi-dedikasi dalam bidang seni, Seniwati Tuong Vi segera dianugerahi gelar Seniwati Unggul pada tahun 1984 dan Seniwati Rakyat pada tahun 1993. Dia juga mendapat kehormatan menjadi seniwati langka yang dicantumkan namanya dalam Ensiklopedia Militer Vietnam yang diterbitkan pada tahun 1996.

Seniwati Rakyat Tuong Vi - Pemelihara Jiwa dengan Rasa Kasih Sayang Artistik - ảnh 2Seniwati Tuong Vi mengajarkan musik untuk anak-anak di Pusat Seni Kasih Sayang  (Foto dokumen vov)

Setelah pensiun pada tahun 1992, Seniwati Rakyat Tuong Vi membuka kelas pengajaran musik untuk anak-anak yatim piatu dan mendirikan 3 pusat seni kasih sayang Kota Hanoi, Da Nang, dan Quang Nam. Pusat-pusat ini adalah tempat untuk memelihara, melatih, menanam benih, dan memberikan sayap bagi impian anak-anak yang mengalami keadaan sulit, anak-anak penderita cacat, anak yatim piatu, pecinta seni, dan sebagainya. Sudah ada ribuan orang belajar memainkam alat musik, menyanyi, dan menggubah musik secara gratis di pusat-pusat milik seniwati Tuong Vi. Dia mengumpulkan uang pensiunnya yang sedikit bersama dengan keberbagian dari teman-temannya, dan dermawan untuk membina jiwa-jiwa yang kurang beruntung dengan kasih sayang seni. Banyak dari mereka telah menjadi terkenal, termasuk musisi tuna netra Ha Chuong, salah satu murid pertama dari Seniwati Rakyat Tuong Vi saat pertama ketika dia mendirikan Klub Seni Kasih Sayang, kemudian menjadi Pusat Seni Kasih Sayang di Kota Hanoi. Selama sekitar 30 tahun aktivitas seninya, musisi Ha Chuong selalu mendapat pendampingan dan dukungan dari Seniwati Tuong Vi. Ha Chuong, mengatakan:

“Dalam hati Chuong, Ibu Tuong Vi adalah ibunya yang kedua, memiliki posisi yang sangat penting, terutama dalam karir seni dia. Sejak langkah-langkah pertama, saya selalu mendapat pemantauan, perhatian, dan dukungan secara diam-diam dari ibu Tuong Vi.”

Banyak generasi anak yatim piatu, anak penderita cacat, anak tunanetra, dan anak-anak yang mengalami situasi istimewa yang dipelihara di Perkampungan SOS  Da Nang, Pusat Pemeliharaan Anak-Anak yang Menghadapi Kesulitan (Perkampungan Harapan), SMA Khusus Nguyen Dinh Chieu, Da Nang, meskipun mereka tidak berpartisipasi belajar di Pusat Seni Kasih Sayang, tetapi selalu mendapat perhatian dari Seniwati Tuong Vi.

Dalam memori penonton dan rekannya, Seniwati Rakyat Tuong Vi adalah salah satu teladan dari satu bakat, seniwati yang bersemangat, kaya akan kreativitas dan rasa manusiawi. Meski dia sudah pergi jauh, namun nama Seniwati Tuong Vi akan selama-lamanya disebut dengan rasa hormat dan kasih sayang./.

Komentar

Yang lain