Tonggak Perbatasan di Tengah Halaman Rumah, Harta yang Berharga dari Warga Etnis Minoritas Dao Hung Peng

(VOVWORLD) - Di perjalanan menjelajahi Vietnam, pengunjung selalu melihat tonggak-tonggak di daerah perbatasan yang terletak di tengah-tengah pegunungan yang luas atau di koridor perbatasan. Tonggak-tonggak itu menegaskan kedaulatan tanah air dan sekaligus menegaskan langkah-langkah untuk melindungi kedaulatan dari para penjaga perbatasan dan masyarakat setempat. Di Provinsi Lai Chau, Vietnam Utara terdapat tonggak-tonggak di daerah perbatasan Vietnam-Tiongkok yang terletak tepat di halaman rumah warga etnis minoritas Dao dan dilindungi oleh masyarakat sebagai tempat yang  paling suci di dukuh.
Tonggak Perbatasan di Tengah Halaman Rumah, Harta yang Berharga dari Warga Etnis Minoritas Dao Hung Peng - ảnh 1Wajah Dukuh Hung Peng setelah 18 tahun berdirinya sudah mengalami banyak perubahan (Foto: VOV)

Dengan garis perbatasan Vietnam-Tiongkok yang panjangnya lebih dari 265 km, selama bertahun-tahun ini, gerakan sukarela menjaga garis perbatasan dan tonggak perbatasan telah menjadi aktivitas yang meluas di kalangan komunitas warga etnis minoritas di Provinsi Lai Chau. Dukuh Hung Peng, Kecamatan Ma Ly Pho, Kabupaten Phong Tho, Provinsi Lai Chau, adalah tempat pemukiman warga etnis minoritas Dao dan tempat di mana ada tonggak perbatasan istimewa tonggak perbatasan yang terletak di tengah halaman rumah. Garis perbatasan antara Vietnam dan Tiongkok di sini dibatasi oleh anak sungai Pa Nam Cum.

Yang istimewa di daerah perbatasan ini ialah terdapat 2 tonggak perbatasan 67 (1) yang terletak di wilayah Tiongkok dan 67 (2) yang terletak di wilayah Vietnam. Sebelum tonggak perbatasan 67(2) yang terletak di wilayah Vietnam ditancapkan di sini pada tahun 2001, Dukuh Hung Peng belum didirikan. Letnan Kolonel Nguyen Hoang Xuyen, Komandan Pos Penjaga Perbatasan Koridor Perbatasan Ma Lu Thang, Kabupaten Phong Tho, yang telah berkaitan dengan daerah perbatasan ini selama hampir 20 tahun, mengatakan: 

“Dulu, tempat ini masih sangat liar, di wilayah Tiongkok cuma ada dukuh dengan sekitar sepuluh rumah saja, tetapi di wilayah Vietnam belum ada. Saat itu, garis perbatasan di sisi Tiongkok belum dipagari dan masih bisa dilewati”

Pada tahun 2005, Tentara Perbatasan Vietnam Provinsi Lai Chau dan pemerintahan daerah setempat membantu 27 keluarga etnis Dao untuk pindah ke tempat tinggal baru. Di sini, warga mendapat bantuan dari  pejabat kecamatan dan tentara perbatasan untuk membangun rumah, mendirikan Dukuh Hung Peng hari ini. Bapak Tan Van Phu, warga Dukuh Hung Peng yang berada di sini sejak awal berdirinya dukuh, mengatakan: 

“Tonggak perbatasan dulu sudah ada, tetapi tidak ada orang yang merawatnya, tidak seindah sekarang. Tentara perbatasan selalu dengan langsung makan dan tinggal bersama masyarakat, mengatakan bahwa ini adalah bumi negeri kita, jadi harus kita jaga”.

Sejak ada dukuh baru, tonggak perbatasan nomor 67(2) juga telah direnovasi dengan baik  dan berada di halaman rumah saudara Teo Van Du. Lebih dari 20 tahun membangun tonggak perbatasan, hampir 18 tahun sejak pendirian Dukuh Hung Peng oleh  warga etnis Dao, tonggak perbatasan ini dianggap sebagai “harta yang bernilai” bagi warga dukuh. Selama bertahun-tahun ini, warga di daerah telah membuat perjanjian untuk bersama dengan “kelompok pengelola garis perbatasan” menjaga tonggak perbatasan istimewa ini.

Tonggak Perbatasan di Tengah Halaman Rumah, Harta yang Berharga dari Warga Etnis Minoritas Dao Hung Peng - ảnh 2Pasukan patroli perbatasan memberi hormat kepada Tonggak perbatasan nomor 67. (Foto: VOV)

Dari 27 kepala keluarga pada permulaan, hingga saat ini Dukuh Hung Peng memiliki 36 kepala keluarga dengan hampir 250 jiwa. Berkat menjaga secara baik garis perbatasan dan tonggak perbatasan, maka daerah perbatasan stabil, warga merasa tenang untuk tinggal dan bekerja.

Banyak rumah baru yang luas dibangun, kehidupan masyarakat berkembang dari hari ke hari. Tonggak perbatasan nomor 67(2) berdiri tegak dengan penuh kebanggaan dan dekat di hati rakyat, seperti komitmen setia dari warga terhadap kedaulatan suci Ibu Pertiwi. Bapak Tan Van Phu menambahkan pendapat: 

“Sekarang mendapat perlindungan dari Partai dan Negara, anak cucu kita bisa belajar dan bermain, kami merasa tenteram. Kini, masyarakat di dukuh harus berusaha melestarikannya untuk bersama-sama membela Ibu Pertiwi ”

Setiap hari raya, tahun baru tradisional, warga etnis Dao di Ma Ly Pho datang di tonggak perbatasan nomor 67 (2) untuk membakar dupa untuk mengenang para komandan, prajurit dan warga Hung Peng yang mengorbankan diri demi kemerdekaan dan kebebasan Tanah Air.

Warga selalu mengingat bahwa bentuk tonggak perbatasan hari ini didirikan dengan jiwa dan raga tentara dan rakyat Vietnam, yang dengan gagah berani mengorbankan diri untuk membela Ibu Pertiwi. Dengan rasa cinta pada tanah air, warga etnis Dao di sini bersumpah untuk bersatu dan membela dengan mantap kedaulatan nasional.

Komentar

Yang lain