Festival Berdoa Memohon Hujan dari Warga Etnis X’tiêng

(VOVWORLD) - Festival berdoa memohon hujan merupakan kegiatan rakyat yang mencerminkan kepercayaan lama dari warga etnis X'tieng, Kabupaten Bu Dang, Provinsi Binh Phuoc. Setiap tahun, menjelang musim hujan tiba, warga etnis X'tieng menyelenggarakan festival ini dengan harapan akan hujan lebat, angin sepoi-sepoi, semua pohon bisa tumbuh, subur dan panenan yang berlimpah. 
Festival Berdoa Memohon Hujan dari Warga Etnis X’tiêng - ảnh 1Festival Berdoa Memohon Hujan dari Warga Etnis X’tiêng

Di seluruh desa dari warga etnis X'Tieng, pada hari-hari akhir bulan Maret setiap tahunnya dipenuhi dengan suasana ramai saat masyarakat mempersiapkan salah satu festival terpenting dalam setahun, yaitu Festival berdoa memohon hujan. Menurut kepercayaan warga etnis X’tiêng, Festival berdoa memohon hujan diselenggarakan pada saat mulainya masa tanam baru dan untuk membalas budi kepada para dewa seperti BraÂn - BraTrốk (Dewa Langit), Brater (Dewa Tanah), Brava Dewa padi)…  dan dewa-dewa lainnya yang telah memberikan hujan dan sumber air untuk membantu penduduk desa bercôck tanam tepat pada masa tanam baru. Sesepuh Desa Điểu Bé di Kecamatan Bình Minh, Kabupaten Bù Đăng, menyatakan  

“Mulai musim hujan, kami menyelenggarakan festival, kadang-kadang 2 tahun sekali, berdasarkan kesepakatan warga di dusun dan desa. Pada hari itu, warga mengadakan festival ini untuk persiapan menabur benih padi.”

Persiapan festival diadakan dengan matang dan cermat, terutama dalam menegakkan pohon Neu (pohon bambu). Meski hanya berlangsung satu hari, tetapi festival berdoa memohon hujan dari warga etnis X'Tieng telah dipersiapkan sebulan sebelumnya, mulai dari pembersihan jalan, renovasi dan membuat dekorasi ruang upacara, hingga penyiapan busana dan sajian upacara. Selain itu, warga X'Tieng juga menyiapkan beras ketan terbaik untuk membuat nasi lemang, daging babi, ayam dan beberapa makanan lainnya untuk dipersembahkan kepada para dewa. Bapak Dieu Sroi, orang yang berwibawa di komunitas etnis X'Tieng di Kabupaten Bu Dang, mengatakan:

“Semua benda persembahândalam upacara berdoa memohon hujan tidak terlalu rumit. Semuanya adalah produk lokal, seperti: babi, ayam, bunga, dan buah-buahan. Saudara-saudara dan para kerabat di desa mengundang para tamu untuk hadir pada  festival.”

Festival Berdoa Memohon Hujan dari Warga Etnis X’tiêng - ảnh 2Festival berdoa memohon hujan biasanya diselenggarakan pada pagi hari dan diawali pada saat pemuda desa yang memainkan gong dan bonang tradisional (Foto:dangcongsan.vn)

Sebelum festival, para wanita menyiapkan kayu bakar, air, beras ketan dan bambu untuk memasak nasi lemang, serta satu guci arak untuk membuat sajian. Ketika semua benda sajian telah disiapkan, orang-orang akan melanjutkan ke bagian yang paling penting, yaitu meneggakkan pohon Neu. Warga etnis X'Tieng percaya bahwa pohon Neu merupakan pembawa pesan penghubung antara manusia dan dewa, antara bumi dan langit. Selain itu, pohon tersebut juga menjadi tempat “perhentian” para dewa ketika hadir pada upacara. Bapak Dieu Sroi menambahkan

“Pohon Neu dikonektivitaskan dengan para dewa. Bunga pohon Neu melambangkan para dewa. Pohon Neu dari warga etnis X'Tieng memiliki dua tingkat, sedangkan pohon Neu yang dibuat untuk festival bertingkat tiga.” 

Festival berdoa memohon hujan biasanya diselenggarakan pada pagi hari dan diawali pada saat pemuda desa yang memainkan gong dan bonang tradisional, untuk mengundang para dewa datang menghadiri upacara suci bersama dengan masyarakat. Yang memimpin upacara adalah sesepuh desa, seorang yang mengetahui adat istiadat dan tradisi, dan atas nama warga desa, ia menyampaikan permohonan kepada para dewa. Pada pagi hari upacara, sesepuh desa mengenakan pakaian adat, dengan kemeja brokat lengan pendek di bagian atas dan pakai sarong di bagian bawah, dengan pisau di tangannya... Ketika waktu upacara tiba, sesepuh desa mulai berdoa kepada dewa. Setelah sesepuh desa berdoa, para perempuan di desa akan mengambil air dan menyiramkannya ke pohon, ke langit, dan ke semua orang, untuk mendoakan kesegaran dan kesejukan bagi masyarakat dan segala sesuatu agar tumbuh subur dan berkembang.

Sejak saat itu, tetesan air hujan turun agar masyarakat dapat menabur benih bisa  berkecambah, menanam labu panjat, menanam padi yang baik, memenuhi pekarangan dengan babi dan ayam, dan memenuhi pekarangan dengan jagung./.

Komentar

Yang lain