AS dan Jepang memprotes aktivitas-aktivitas militerisasi, sehingga menimbulkan instabilitas di Laut Timur dan Laut Huatung

(VOVWORLD) - Rapat Komisi Penasehat Keamanan Amerika Serikat (AS) – Jepang atau disebut Konferensi 2+2 telah berlangsung pada Jumat (19/4), di Kantor Kementerian Luar Negeri AS. Yang menghadiri rapat ini, pada fihak AS ada Menteri Luar Negeri (Menlu) Mike Pompeo; Penjabat Menteri Pertahanan (Menhan) Patrick Shanahan, sedangkan pada fihak Jepang ada Menlu Taro Kono dan Menhan Takeshi Iwaya.

Rapat tersebut berbahas tentang koordinasi antara AS dan Jepang guna menghadapi lingkungan keamanan di kawasan yang sedang mengalami perubahan. Ketika berbicara di depan jumpa pers bersama setelah rapat tersebut, Menlu Mike Pompeo memberitahukan bahwa semua perbahasan menegaskan kembali persekutuan AS-Jepang tetap mantap dan kedua negara telah menjalankan cara-cara untuk melindungi hak-hak kebebasan dari warga AS dan Jepang. Guna menanggulangi semua bentuk ancaman, kedua negara telah menyetujui perlunya membentuk satu jaringan yang erat antar-sekutu dan antar-mitra. AS dan Jepang akan terus mendorong kerjasama trilateral dan multilateral dengan para mitra di kawasan, khususnya ialah Republik Korea, Australia, India dan negara-negara Asia Tenggara untuk menghadapi semua tantangan keamanan, mendorong kesejahteraan di kawasan. Menlu AS, Mike Pompeo menekankan:

“Kami memprotes semua aktivitas melakukan militerisasi dan menimbulkan instabilitas di Laut Timur dan Laut Huatung. Kami mendesak kepada semua fihak supaya menghormati secara lengkap proses hukum dan diplomatik, menjalankan solusi damai dalam semua sengketa di laut, jangan mengancam atau menggunakan kekerasan. Semua fihak perlu menghormati Konvensi tentang Hukum Laut”.

Pada fihaknya, Penjabat Menhan AS, Shanahan menganggap bahwa rapat tersebut merupakan satu bukti lainnya dari komitmen kedua negara terhadap satu kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Komentar

Yang lain