AS menganggap hubungan dengan Eropa sebagai pilar dalam politik luar negerinya

(VOVworld) – Pada Rabu (19 Juni), Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama yang sedang melakukan kunjungan di Jerman  telah melakukan pembicaraan dengan Kanselir negara tuan rumah, Angela Merkel, membahas secara terus-terang serentetan masalah dari ekonomi, khususnya hubungan kemitraan dagang dan investasi lintas Atlantik, pengawasan Internet, masalah-masalah Afghanistan, Suriah, Somali…

Ketika berbicara di depan jumpa pers bersama dengan pemimpin negara tuan rumah, Presiden AS Barack Obama menegaskan bahwa hubungan dengan Eropa terus merupakan pilar dalam politik hubungan luar negeri AS. Tentang masalah Afghanistan, Presdien Barack Obama menganggap bahwa rakyat negara ini perlu malakukan dialog satu sama lain untuk menangani bentrokan yang sudah memakan waktu lama dan mulai melakukan rekonstruksi Tanah Air, walaupun masih ada kurang kepercayaan antara Pemerintah dan pasukan Taliban.

AS menganggap hubungan dengan Eropa sebagai pilar dalam politik luar negerinya - ảnh 1
Presiden AS, Barack Obama dan Kanselir Jerman, Angela Merkel
pada jumpa pers bersama
(Foto: vietnamplus.vn)

Tentang masalah Suriah, Presiden Obama menegaskan bahwa informasi-informasi yang beranggapan bahwa AS bersedia melakukan intervensi pada perang di negara ini telah dibesar-besarkan, bersamaan itu terus mengutuk Pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia.

Ketika menyebutkan program mata-mata AS yang kontroversial AS bernama Prism, Presiden Obama menegaskan bahwa program ini mempunyai ketentuan ketat dan di bawah pengawasan pengadilan, oleh karena itu telah mencegah sedikit-dikitnya 50 intrik serangan terorisme tidak hanya di AS, selainkan juga di Jerman.

Pada fihaknya, Kanselir Merkel memberitahukan bahwa Jerman menilai tinggi kerjasama AS dalam masalah keamanan, tapi mengusulkan AS supaya mempertimbangkan penjaminan kemanan dan pembelaan kebebasan rakyat. Kepala Pemerintah Jerman menegaskan bahwa Berlin akan tidak memasok senjata kepada pasukan-pasukan pembangkang di Suriah, meskipun embargo senjata Uni Eropa terhadap negara ini telah habis berlaku./.

Komentar

Yang lain