ASEAN memperkuat pertukaran informasi pengelolaan musibah bencana alam

    (VOVworld) – Pada Kamis pagi (30 Mei) di kota Hanoi, Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Tan Dung telah menghadiri dan membacakan pidato pembukaan Konferensi Tingkat Menteri semua pihak yang bersangkutan dalam melaksanakan Perjanjian ASEAN tentang pengelolaan musibah dan reaksi darurat kali ke-2 (COP 2).

ASEAN memperkuat pertukaran informasi pengelolaan musibah bencana alam - ảnh 1
PM menghadiri konferensi ini
(Foto: chinhphu.vn)


PM Nguyen Tan Dung menekankan bahwa selama 10 tahun ini, jumlah orang yang tewas dan hilang akibat bencana alam di Vietnam telah mencapai kira-kira 300 orang per tahun. Kerugian ekonomi akibat bencana alam juga tidak henti-hentinya meningkat dan mencapai 1,5% GDP. Vietnam telah menyusun Strategi nasional tentang pencegahan, penanggulangan dan mitigasi bencana alam sampai tahun 2020, Strategi Nasional tentang perubahan iklim, serta memberlakukan banyak naskah hukum yang penting seperti Undang-Undang tentang Sumber Air, Undang-Undang tentang menghadapi bencana alam, dan sebagainya. Beliau juga menegaskan: Vietnam telah, sedang dan terus berpartisipasi secara aktif pada semua forum internasional dan regional tentang pengelolaan musibah bencana alam, menjalankan kerangka aksi Hyogo tentang mitigasi resiko akibat musibah. 

PM Nguyen Tan Dung menekankan: “Pada tingkat daerah, pengelolaan musibah bencana alam selalu merupakan prioritas tinggi ASEAN serta dalam kerjasama antara ASEAN dengan negara-negara mitra. Pengesahan Perjanjian ASEAN tentang Pengelolaan musibah dan reaksi darurat (AADMER) telah menciptakan payung hukum yang penting bagi semua upaya memperkuat kerjasama dalam mencegah, menanggulangi dan memitigasi bencana alam di kawasan. Saya merasa gembira karena ASEAN telah mencapai kemajuan-kemajuan yang menggembirakan dalam menggelarkan tahap 1 program ini (2010-2012). Banyak aktivitas penting telah digelarkan di keempat bagian strategis yaitu penilaian, pengawasan resiko, peringatan awal; pencegahan dan mitigasi; usaha menghadapi bencana alam dan pemulihan pasca bencana alam. Kerjasama tentang pengelolaan bencana alam dan musibah antara ASEAN dengan negara-negara mitra juga mencapai banyak hasil yang positif, dengan banyak proyek kongkrit melalui bantuan dari negara-negara mitra seperti Jepang, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Uni Eropa, dll”.

   Konferensi COP 2 merupakan kesempatan bagi semua negara anggota ASEAN untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai pada tahap pertama, bersamaan itu menetapkan pengarahan untuk menjalankan tahap kedua dari sekarang sampai 2015. 

               Di atas semangat ini, PM Nguyen Tan Dung berpendapat bahwa konferensi ini perlu berfokus pada beberapa masalah utama, khususnya memperkuat hubungan koordinasi yang erat antara semua badan pengelola bencana alam dan musibah ASEAN dengan kanal-kanal lain yang bersangkutan seperti ADMM, ARF, dll. Dengan komitmen politik yang tinggi dari semua negara anggota dan dengan upaya bersama seluruh kawasan, PM Nguyen Tan Dung percaya bahwa ASEAN akan dapat mencapai target membangun komunitas yang punya daya reaksi tinggi dan selamat terhadap bencana alam./.

Komentar

Yang lain