Baik besar maupun kecil, tidak ada negara yang bisa memisahkan diri dari tertib internasional bersama
(VOVWORLD) - Lokakarya ilmiah tentang hubungan internasional di kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka telah diadakan di Kota Ha Noi pada Jumat pagi (26 Juli). Lokakarya ini diadakan oleh Institut Ilmu Sosial dan Humaniora dengan dihadiri oleh para peneliti, profesor dan sarjana Viet Nam serta internasional.
Para peserta lokakarya (Foto: Huyen/vovworld.vn) |
Lokakarya ini sekali lagi berfokus menjelaskan konsep kawasan “Indo-Pasifik”, satu konsep baru yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump di depan Konferensi Tingkat Tinggi Forum Kerjasama Asia-Pasifik (APEC) pada tahun 2017 di Kota Da Nang (Viet Nam). Lokakarya ini juga menganalisis prinsip-prinsip dasar dari strategi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka pada latar belakang kawasan ini sedang menghadapi banyak tantangan.
Dalam referat-referatnya yang disampaikan di depan lokakarya ini, Konselor Politik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Viet Nam, Noah Zaring, Profesor, Doktor Benjamin Reilly dari Universitas Australia Barat, Profestor Go Ito dari Universitas Meiji (Jepang) dan Profesor, Doktor Rahuk Mishra dari India menegaskan salah satu di antara prinsip-prinsip dasar dari strategis Indo-Pasifik ialah menghormati kemerdekaan dan kedaulatan semua negara di kawasan baik negara besar maupun negara kecil, menghormati hukum internasional dan kebebasan maritim serta penerbangan di kawasan. Dalam satu dunia yang mengalami globalisasi dan saling bergantung seperti dewasa ini, baik satu negara besar maupun kecil tidak bisa memisahkan diri dari dari kecenderungan bersama dari tertib internasional dan bertentangan dengan hukum internasional.
Pada lokakarya ini, para utusan juga menyatakan kecemasan tentang perkembangan-perkembangan yang rumit di Laut Timur sekarang ini dan mengutuk tindakan-tindakan menimbulkan ketegangan situasi yang dilakukan oleh Tiongkok di Laut Timur.