Bangladesh: Komunitas Internasional Terus Mengkhawatirkan Ketidakstabilan
(VOVWORLD) - Setelah Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Ibu Sheikh Hasina mengumumkan pengunduran dirinya dan meninggalkan Bangladesh pada tgl 05 Agustus. Risedensinya di Ibukota Dhaka telah dirusak dan dirampas oleh sekelompok perusuh. Bersamaan itu, kasus-kasus kebakaran dan perampasan telah terjadi di seluruh negeri.
Menghadapi situasi tersebut, pada tgl 06 Agustus, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tiongkok memberitahukan bahwa Beijing sedang mengikuti secara ketat situasi di Bangladesh dan berharap agar negara Asia Selatan ini akan cepat memulihkan stabilitas masyarakat. Juga pada hari yang sama, Kemenlu Amerika Serikat mengumumkan bahwa Washington telah memerintahkan pengungsian kepada para personil pemerintah yang tidak melakukan tugas darurat dan keluarganya meninggalkan Bangladesh.
Sementara itu, para diplomat Uni Eropa di Banglades sedang menyatakan “kekhawatiran” atas laporan-laporan tentang serangan-serangan terhadap sekelompok minoritas. Di medsos X, Duta Besar Uni Eropa di Bangladesh, Charles Whiteley menunjukkanbahwa para kepala perwakilan Uni Eropa sedang sangat mengkhawatirkan serangan-serangan terhadap tempat ibadah, para anggota agama dan etnis minoritas di negara Asia Selatan ini.