(VOVworld) – Di kota Ufa, Federasi Rusia sedang berlangsung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelompok persekonomian- perekonomian baru muncul papan atas di dunia (BRICS) dan Sesi persidangan Dewan Kepala Negara dari Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO). Ini merupakan dua peristiwa besar dari dua blok ekonomi yang dikepalai oleh Rusia. Masalah-masalah regional dan internasional dibahas dalam pertemuan antara para pemimpin negara di sini.
Sebelum upacara pembukaan resmi KTT BRICS pada Rabu (9 Juli), Presiden Rusia, Vladimir Putin telah melakukan pertemuan bilateral dengan para pemimpin negara-negara yalah Tiongkok, Brasil, Afrika Selatan, India, Belarus dan Tajikistan. Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dan timpalan-nya dari Brasil, Dilma Russeff, dua fihak beranggapan bahwa hubungan antara dua negara sedang berkembang sangat positif dan menyepakati bahwa jalan udara dan angkasa luar merupakan bidang-bidang teknologi tingi yang perlu didorong secara kuat oleh Rusia dan Brasil pada waktu mendatang.
Pada pertemuan dengan Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, pimpinan dua negara telah mengungkapkan banyak masalah dalam hubungan bilateral, khususnya berbahas tentang langkah-langkah kongkrit untuk memperbaiki kemerosotan nilai perdagangan antara dua negara.
Pada hari yang sama, Presiden Rusia, Vladimir Putin telah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, berbaha stentang masalah kerjasama dalam pembangunan zona perdagangan bebas antara India dan Persekutuan Ekonomi Asia-Eropa( EAEU) yang dimana Rusia adalah lokomotif. Pemimpin dua negara juga berbahas tentang kerjasama di bidang energi nuklir, kerjasama teknik militer dan lain-lain…
Semua pertemuan bilateral dan multilateral dalam kerangka KTT BRICS yang berlangsung dari 8-10 Juli ini di kota Ufa, Federasi Rusia berfokus pada usaha memperkuat kerjasama ekonomi, politik, pembangunan mekanisme perkembangan komprehensif dengan salah satu diantara prioritas- prioritas-nya yalah menciptakan cadangan valuta asing, bertujuan menghindari kerugian untuk negara-negara anggota dalam menghadapi pengaruh dari luar.