(VOVworld) – Pada pukul 0.00 Jumat (30 Desember) menurut waktu lokal, yaitu jam 5.00 Jumat (30 Desember) menurut WIB, perintah gencatan senjata seluruh wilayah Suriah resmi menjadi efektif. Permufakatan ini dicapai oleh Pemerintah Suriah dan semua kelompok oposisi Rusia dan Turki sebagai mediator.


  Yang berpartisipasi pada gencatan senjata ini, ada pasukan-pasukan Pemerintah Suriah dan 7 kelompok bersenjata oposisi. Kalangan analisis internasional menilai bahwa ini mungkin merupakan titik balik yang penting dalam perang yang sudah memakan waktu selama 6 tahun ini di Suriah. Sebelumnya, tentara Suriah menyatakan akan menghentikan semua tindakan militer pada pukul 0.00 Jumat (30 Desember) setelah Rusia mengumumkan bahwa  Pemerintah Suriah dan kaum pemberontak telah menandatangani permufakatan gencatan senjata. Tentara Suriah menaruh perhatian bahwa penghentian operasi militer tidak meliputi perang anti kelompok yang menamakan diri sebagai “Negara Islam” (IS) dan para militan dari Front Al Nusra lama yang  beralifiasi dengan jaringan teroris internasional Al Qaeda. Presiden Suriah, Bashar Al Assad, dalam pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menyatakan siap menghormati permufakatan gencatan senjata di Suriah. Dua pemimpin tersebut telah sepakat bahwa penyelengaraan  perundingan tentang masa depan Suriah di Astana, Ibukota Kazakhstan akan merupakan langkah yang penting untuk menuju ke solusi terakhir terhadap krisis di Suriah.
 Persekutuan Nasional Oposisi Suriah menyatakan akan mendukung gencatan senjata nasional dengan  Rusia dan Turki sebagai mediator, bersamaan itu mendesak semua fihak yang bersangkutan supaya menaati permufakatan ini. Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) urusan Suriah, Staffan de Mistura, pada Kamis (29 Desember) juga menyambut baik permufakatan gencatan senjatan di seluruh Suriah.