Iran membuka kemungkinan menarik diri dari permufakatan nuklir internasional

(VOVWORLD) - Deputi Menteri Luar Negeri (Deputi Menlu) Iran, Abbas Araqchi, pada Kamis (22 Februari), telah menyatakan bahwa Teheran akan menarik diri dari permufakatan nuklir antara negara ini dengan negara-negara adi kuasa di dunia yang disebut Rencana Aksi Bersama yang Komprehensif (JCPOA) kalau Teheran tidak punya kepentingan ekonomi dari permufakatan  ini dan bank-bank besar tidak melakukan bisnis dengan Iran.
Iran membuka kemungkinan menarik diri dari permufakatan nuklir internasional - ảnh 1 Deputi Menlu Iran, Abbas Araqchi (Foto: AFP/VNA)

Ketika berbicara di Institut Penelitian Chatham di London, Deputi Menlu Iran, Abbas Araqchi menekankan bahwa JCPOA akan tidak bisa eksis dengan cara ini, bahkan ketika ultimatum Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (meminta kepada mitra-mitra Eropa supaya merevisi JCPOA) dipenuhi atau penghapusan sanksi-sanksi terhadap Teheran diperluas. Dia menegaskan bahwa kalau kebijakan yang kacau-balam atau tidak pasti tentang JCPOA diteruskan sementara berbagai perusahaan dan bank tidak melakukan bisnis dengan Iran, maka Teheran tidak bisa mempertahankan satu permufakatan yang tidak memberikan kepentingan bagi negara. Dia bersamaan itu memperingatkan bahwa dunia akan menghadapi krisis nuklir yang lain kalau JCPOA dihapuskan.

Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, pada Kamis (22 Februari), satu laporan rahasia triwulanan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memberitahukan bahwa Iran telah menaati komitmen-komitmen yang membatasi aktivitas-aktivitas nuklir negara ini menurut permufakatan tahun 2015 dengan Kelompok P5+1 (yang termasuk Inggris, Perancis, AS, Rusia, Tiongkok plus Jerman).

Komentar

Yang lain