(VOVworld) – Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe dan Presiden Republik Korea, Park Geun Hye, Kamis (31/3), melakukan pertemuan langsung di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi ke-4 tentang Keamanan Nuklir yang diadakan di Washington DC, Amerika Serikat. Ini merupakan perbahasan pertama antara para pemimpin dua negara ini sejak konferensi tingkat tinggi bilateral yang diadakan pada November 2015. Menurut Wakil Kepala Kantor Kabinet Jepang, Koichi Gagiuda, dalam pertemuan ini, dua pemimpin telah menegaskan pentingnya pelaksanaan permufakatan bilateral yang ditanda-tangani pada tahun lalu guna memecahkan masalah “wanita penghibur” – kata-kata sindiran terhadap orang-orang wanita Republik Korea yang dipaksa bekerja dalam rumah pelacuran milik tentara Jepang pada masa perang. PM Jepang, Shinzo Abe menyatakan bersedia mengikuti permufakatan mengatasi masalah “wanita penghibur”, walaupun masih ada beberapa halangan antara dua negara di sekitar masalah ini. Sementara itu, Presiden Park Geun-hye menegaskan bahwa Republik Korea akan melaksanakan permufakatan tersebut secara tulus hati.

Juga pada pertemuan ini, PM Shinzo Abe dan Presiden Park Geun-hye telah sepakat meningkatkan frekuensi pertemuan-pertemuan bilateral guna memperkuat hubungan antara dua negara yang cukup menegangkan selama ini karena bersangkutan dengan berbagai perselisihan diantaranya ada masalah “wanita penghibur”, penjelasan sejarah perang dan kepulauan di laut Jepang - yang sekarang sedang dikontrol Seoul dan disebut sebagai “Dokdo”, pada saat Tokyo juga mengklaim kedaulatan dan menyebutnya sebagai Takeshima.