Konflik Hamas-Israel: Presiden AS Berupaya Meredakkan Ketegangan, Belgia dan WHO Protes Blokade oleh Israel terhadap Jalur Gaza

(VOVWORLD) - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pada Sabtu (14 Oktober), telah melakukan dua pembicaraan telepon terpisah dengan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas untuk menekankan kebijakan dukungan dari Washington terhadap Negara Yahudi serta perlunya kegiatan-kegiatan bantuan kemanusiaan untuk warga sipil Palestina.   

Dalam pembicaraan telepon pertama dengan Presiden Mahmoud Abbas sejak Gerakan Hamas menyerang Israel pada pekan lalu, Presiden Joe Biden menegaskan pendirian dukungan sepenuhnya terhadap “bantuan kemanusiaan darurat bagi warga Palestina, khususnya di Jalur Gaza”. Presiden Joe Biden menunjukkan secara kongkret upaya-upaya AS untuk berkoordinasi dengan para mitra guna mencegah penyebaran konflik. Kedua pemimpin telah membahas perlunya menjaga stabilitas di Tepi Barat dan seluruh kawasan.            

Dalam pembicaraan telepon dengan PM Netanyahu, Presiden Joe Biden mengulangi peringatan terhadap semua upaya memperluas konflik. Dia menegaskan bahwa AS sedang berkoordinasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara Timur Tengah untuk menjamin agar warga sipil bisa mendekati sumber air, bahan makanan, dan perawatan kesehatan.         

Pada hari yang sama, di Brussels, PM Belgia, Alexander De Croo telah memprotes blokade Israel terhadap Jalur Gaza, menekankan bahwa penghentian sumber pasokan air, listrik, dan merampas hak mendekati rumah sakit dari warga dan anak-anak jangan menjadi tujuan sekarang. Di samping itu, dia juga mengimbau Gerakan Islam Hamas supaya membebaskan semua orang yang sedang ditahan.  Juga pada tgl 14 Oktober, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memprotes Israel yang secara terus-menerus meminta 22 rumah sakit yang sedang mengobati 2.000 pasien di Jalur Gaza Utara supaya harus mengungsi. Meksiko, Prancis, dan Ukraina sudah mendesak Israel untuk membuka koridor kemanusiaan guna masuk Jalur Gaza agar tiga negara ini mengungsikan warga negaranya.               

Terkait dengan ketegangan dengan Pasukan Hezbollah di Lebanon, Tzachi Hanegbi, Penasehat Keamanan Nasional dari Presiden Israel memperingatkan pasukan ini jangan bertindak sehingga menimbulkan akibat yang serius. Israel sedang memusat pada bentrokan dengan Hamas dan berupaya supaya tidak terjerumus ke dalam  konfrontasi di dua front pada waktu yang sama.  

Mempunyai pandangan yang sama, Prancis mengimbau Pasukan Hezbollah supaya berdiri di luar konflik Hamas-Israel, bersamaan itu mengkhawatirkan situasi di perbatasan Lebanon-Israel.

Berita Terkait

Komentar

Yang lain