Namun, satu penelitian dari Mingguan medis Lancet yang diumumkan pada Senin (8 Juli) memperingatkan bahwa jumlah orang yang tewas di Jalur Gaza mungkin jauh lebih besar, karena basis kesehatan, sistem pemasokan bahan makanan serta infrastruktur esensial di sini mengalami kerusakan parah. Menurut penjelasan Lancet, dasar dari kekhawatiran akan jumlah korban jiwa di Jalur Gaza mungkin mencapai 186.000 orang berdasarkan pada perhitungan bahwa setiap 1 orang tewas secara langsung akibat perang, maka terdapat 4 orang yang tewas secara tidak langsung. Statistik dari konflik-konflik bersenjata baru-baru ini memperlihatkan bahwa jumlah orang tewas dikarenakan sebab musabab tidak langsung akibat pertempuran meningkat dari 3 hingga 15 kali dibandingkan dengan jumlah orang tewas secara langsung akibat pertempuran.

Dalam satu perkembangan yang terkait, media Iran, pada Senin (8 Juli), memberitakan bahwa Presiden baru negara ini, Masoud Pezeshkian, menyatakan akan terus memberikan bantuan yang kuat bagi pasukan Hezbollah dan pasukan-pasukan milisi lain yang didukung Teheran di kawasan.