Republik Korea dan Jepang sepakat menimbulkan tekanan terhadap RDRK

(VOVWORLD) - Istana Presiden Republik Korea, pada Selasa (30 Mei), telah memberitahukan: Presiden Moon Jae-in dan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, pada hari itu juga, sepakat  perlu menambah sanksi-sanksi dan menimbulkan tekanan terhadap  RDRK

Juru bicara Istana Presiden, Park Soo-hyun memberitahukan: Dua pemimpin ini telah mencapai kesepakatan tersebut pada pembicaraan telepon yang berlangsung sehari setelah RDRK melakukan uji coba peluncuran rudal balistik. Menurut pejabat ini,  Presiden Moon Jae-in menekankan bahwa tujuan terakhir dari semua sanksi dan tekanan ialah  mengembalikan Pyong Yang ke perundingan-perundingan tentang denuklirisasi menyeluruh. Menurut Presiden Republik Korea, komunitas internasional  di satu segi harus menghadapi-nya secara kuat, di segi lain harus terus mengeluarkan pesan bahwa dialog hanya bisa berlangsung jika RDRK menghapuskan  pengembangan nuklir.

Republik Korea dan Jepang sepakat menimbulkan tekanan terhadap RDRK - ảnh 1 Presiden Republik Korea Moon Jae-in dan PM Jepang, Shinzo Abe sepakat  perlu menambah sanksi-sanksi dan menimbulkan tekanan terhadap  RDRK (Foto: Kantor Berita Vietnam)

Dalam satu perkembangan lain, pada hari yang sama, Duta Besar Amerika Serikat (AS) di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Nikki Haley memberitahukan bahwa negara ini dan Tiongkok sedang berbahas tentang langkah-langkah selanjutnya untuk membalas semua uji coba peluncuran rudal yang dilakukan RDRK dan mungkin menuju ke keputusan tentang  sanksi-sanksi baru pada pekan ini. Dia juga memberitahukan: “Kami sedang terus menimbulkan tekanan  terhadap Tiongkok, tapi kami akan terus berkoordinasi dengan mereka dan saya fikir kami akan mengeluarkan keputusan pada pekan ini”. Di samping itu, Dubes AS juga menegaskan: Dewan Keamanan PBB tidak menarik diri, melainkan akan mempelajari secara teliti  langkah-langkah selanjutnya.  Beijing  juga sedang berbahas dengan AS tentang saat  kemungkinan tentang satu resolusi sanksi yang baru diajukan.

Pada Senin pagi (29 Mei), RDRK telah melakukan uji coba peluncuran rudal balistik dari satu posisi di dekat bandara Wonsan di provinsi Gangwon, sebelum rudal  dianggap telah jatuh ke zona ekonomi eksklusif di Laut  Jepang.

Komentar

Yang lain