Sekitar 100 Orang Tewas Akibat Huru-Hara, Bangladesh Mengenakan Jam Malam
(VOVWORLD) - Sedikitnya 97 orang telah tewas pada saat kekerasan akibat demonstrasi meledak kembali di Bangladesh, pada Minggu (4 Agustus). Korban jiwa terjadi ketika polisi negara ini menggunakan granat gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan puluhan ribu demonstran yang menyerukan Perdana Menteri Sheikh Hasina supaya mengundurkan diri. Ini merupakan jumlah korban terbesar dalam satu hari dalam demonstrasi-demonstrasi baru-baru ini di Bangladesh.
Sebelumnya, pada tanggal 19 Juli, 67 orang telah tewas dalam demonstrasi-demonstrasi di jalan-jalan Bangladesh ketika mahasiswa turun ke jalan untuk menuntut penghapusan kuota lapangan kerja yang diberlakukan Pemerintah.
Situasi keamanan yang semakin memburuk memaksa Pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina harus memberlakukan situasi jam malam nasional tanpa batas waktu, mulai pukul 6 sore, hari Minggu (4 Agustus). Ini untuk pertama kalinya Pemerintah Bangladesh melakukan tindakan tegas sejak demonstrasi-demonstrasi meledak pada awal Juli. Bangladesh juga mengumumkan hari libur nasional selama tiga hari, mulai Senin (5 Agustus).
Demonstrasi-demonstrasi dan huru-hara yang sedang berlangsung dianggap sebagai tantangan terbesar terhadap Perdana Menteri Sheikh Hasina setelah 20 tahun berkuasa. Ibu Hasina dinyatakan merebut kemenangan keempat berturut-turut dalam pemilu yang diadakan pada bulan Januari. Namun, pemilu ini diboikot oleh Partai Nasionalis Bangladesh – partai oposisi utama di negara tersebut.
Situasi keamanan yang rumit di Bangladesh memaksa negara tetangganya, India, mengeluarkan peringatan keamanan, mendesak warganya supaya tidak pergi ke Bangladesh sampai saat situasi menjadi tenang.