(VOVWORLD) - Mendapat kabar tentang wafatnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komite Sentral Partai Komunis Vietnam (KS PKV), Nguyen Phu Trong, Presiden Republik Filipina, Ferdinand Romualdez Marcos Jr.; Presiden Republik Federasi Jerman, Frank Walter Steinmeier; Gubernur Besar Selandia Baru, Cindy Kiro; Paus Francis; Presiden Republik Azerbaijan, Ilham Aliyev, Perdana Menteri (PM) Azerbaijan, Ali Asadov; PM Republik Armenia, Nikol Pashinyan; Presiden Republik Austria, Alexander Van der Bellen; Raja Kerajaan Belgia, Phillippe; Raja Negara Kuwait, Sheikh Meshal Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah dan Putra Mahkota Negara Kuwait, Sabah Khaled Al-Hamad Al-Sabah; Penjabat Presiden Republik Islam Iran, Mohammad Mokhber; Presiden Negara Israel, Isaac Herzog; Presiden Republik Mozambique, Ketua Partai Front Pembebasan Mozambique (FRELIMO), Filipe Jacinto Nyusi; PM Kerajaan Swedia, Ulf Kristersson; berbagai Partai yang berkuasa, Partai Komunis di dunia, berbagai Partai mitra, telah mengirim telegram/surat/pesan belasungkawa kepada KS PKV, Presiden To Lam, PM Pham Minh Chinh, rakyat Vietnam dan sanak keluarga Sekjen Nguyen Phu Trong.
Dalam surat belasungkawanya, Presiden Republik Filipina, Ferdinand Romualdez Marcos Jr. memuliakan Sekjen Nguyen Phu Trong sebagai pemimpin yang komprehensif dan bervisi, merupakan mercu suar yang menyalakan harapan bangsa Vietnam, membantu perekonomian Vietnam makin berkembang, bersamaan itu memuliakan pendekatan “diplomasi bambu” dari Sekjen Nguyen Phu Trong sebagai faktor penting yang membantu Vietnam mempertahankan posisi diplomatik yang setara dan multilateralisasi; percaya bahwa nilai-nilai kepemimpinan dan prinsip Sekjen akan terus dilanjutkan dan dikembangkan secara kuat oleh para pemimpin Partai Komunis Vietnam.
Telegram yang dikirim Presiden Republik Federasi Jerman, Frank Walter Steinmeier menekankan bahwa Sekjen Nguyen Phu Trong telah meninggalkan rekam-rekam jejak yang menonjol bagi tanah air serta memperkokoh dan memperluas hubungan Vietnam dengan Jerman dan Eropa.